Menuju konten utama

Menjawab Pertanyaan Klasik: Investasi atau Asuransi Lebih Dulu?

"Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan. Setiap hari, setiap saat, setiap detik, ada pilihan. Jika tidak, kita tidak akan menjadi seseorang.”

Menjawab Pertanyaan Klasik: Investasi atau Asuransi Lebih Dulu?
Ilustrasi manajemen risiko investasi dan asuransi. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Sejak bangun dari tidur, hari-hari kita diisi oleh begitu banyak pilihan yang tak ada habisnya: mana yang lebih dulu dipikirkan dan bisa dikerjakan kemudian, mana yang mendadak harus didahulukan, apa saja yang tak masuk skala prioritas, sampai pilihan-pilihan yang memengaruhi bagaimana nasib kita di masa depan.

Kalau kata penulis asal Amerika Ernest Holmes, ”Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan. Setiap hari, setiap saat, setiap detik, ada pilihan. Jika tidak, kita tidak akan menjadi seseorang.”

Salah satu perkara yang menyodorkan banyak pilihan adalah soal keuangan. Terutama tentang mau dikemanakan gaji bulanan—disisihkan sebagian atau sekadar untuk gaya hidup? Sudah cukup puaskah hidup hanya dari gaji ke gaji? Jika ingin hidup lebih baik, apalagi kamu punya wacana untuk mandiri secara finansial, harus ada upaya yang dilakukan.

Permasalahannya, masih belum banyak orang paham tentang pengelolaan keuangan dan pentingnya investasi, padahal literasi keuanganlah yang mendukung siapa saja untuk bisa mandiri secara finansial.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Ini berbanding terbalik dengan angka transaksi perbankan digital yang meningkat pesat. Artinya, pengeluaran masyarakat kian besar, tetapi justru belum ada dana yang dialokasikan untuk perlindungan.

Skala Prioritas

Sebelum terlalu nyaman hidup dari gaji ke gaji dan menyesal di kemudian hari, ada baiknya di usia produktif ini kita mulai bergumul dengan satu pertanyaan klasik: menabung dulu, memulai investasi sejak dini, atau pilah-pilih asuransi agar masa depan aman?

Dari ketiganya, mana yang lebih dulu perlu dimiliki atau menjadi priotas? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menentukan skala prioritas sesuai dengan rencana dan tujuan keuangan. Skala prioritas tiap orang pasti berbeda, tetapi idealnya yang perlu diutamakan adalah tabungan dana darurat yang besarnya 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan.

Setelah dana darurat aman, waktunya untuk merencanakan asuransi kesehatan dan jiwa yang dapat melindungi diri dari risiko keuangan yang lebih besar atau tak tertangani hanya dengan dana darurat dan berpotensi meruntuhkan kestabilan finansial yang telah diatur dan dikelola selama ini.

Pada kuartal I-2022, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkap total jumlah tertanggung bertambah lebih dari 11 juta orang atau tumbuh sebesar 18,1 persen. Jumlah orang yang melek perlindungan dari tahun ke tahun memang menunjukkan peningkatan, tetapi belum signifikan. Padahal asuransi sangat penting untuk melindungi kita ketika terjadi risiko yang berpotensi menggoyangkan ketahanan finansial.

Dalam perjalanan menuju kebebasan finansial, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Seberapa banyak kerikil yang ditemui, jalan berlubang yang mesti dihindari, maupun rintangan finansial lain yang cukup berisiko. Namun dengan memiliki asuransi, risiko yang terjadi bisa kita alihkan ke perusahaan asuransi. Dengan begitu, perjalanan kita tak akan terganggu karena dana darurat aman tak tersentuh, dana investasi pun masih bisa terkumpul sesuai rencana keuangan yang sudah disusun.

Manfaat Perlindungan dan Investasi

Hidup tak selalu berjalan mulus. Jika merasa berat untuk memenuhi ketiga pos keuangan—tabungan, investasi, dan asuransi—atau nasabah ingin mendapatkan perlindungan diri sekaligus berinvestasi dengan lebih praktis, sesungguhnya ada layanan yang dapat dimanfaatkan sesuai situasi keuangan, salah satunya, produk asuransi unit link atau yang disebut juga Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI).

Produk asuransi unit link—berdasarkan informasi yang Tirto kumpulkan lewat kolaborasi dengan Prudential Indonesia—memang menyertakan manfaat investasi. Namun sebaiknya jangan terpaku kepada satu manfaat saja, karena ciri khas utama produk asuransi unit link adalah memberikan manfaat ganda yaitu manfaat perlindungan sekaligus investasi dalam satu produk.

Dalam hal perlindungan, yang merupakan manfaat utama unit link, unit link juga menawarkan fleksibilitas karena seiring waktu nasabah dapat menambah manfaat asuransi tambahan (rider) lainnya sesuai dengan kebutuhan, selama polis masih aktif, selama produk unit link yang dipilih memiliki pilihan tambahan manfaat asuransi tambahan (rider), dan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diatur.

Setelah manfaat utama sebagai perlindungan terpenuhi, maka nasabah juga mendapatkan manfaat potensi hasil investasi. Dari premi yang dibayarkan nasabah untuk produk unit link, sebagian dialokasikan untuk membayarkan biaya asuransi supaya perlindungan tetap berjalan, administrasi, biaya akuisisi, hingga dana investasi (selengkapnya baca di link ini).

Hal ini yang membedakan produk unit link dengan produk asuransi tradisional hingga investasi lainnya, di mana premi yang dibayarkan 100 persen untuk membayar biaya perlindungan saja atau investasi semata. Sebagai contoh, melalui produk ini nasabah dapat memilih untuk mengalokasikan sebagian premi asuransinya untuk membayarkan biaya asuransi dan sebagian lainnya untuk investasi. Alokasi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, profil risiko, serta tujuan keuangan mereka. Perlu diingat bahwa, sebagaimana investasi pada umumnya, komponen terkait investasi pada unit link juga memiliki risiko tergantung dengan dana investasi yang dipilih nasabah.

Kelebihan lainnya yaitu potensi hasil investasi juga bisa dimanfaatkan untuk memastikan perlindungan tetap berjalan dan polis tetap aktif sepanjang nasabah menyetujui pemanfaatan tersebut, apabila nasabah menemukan halangan untuk menunaikan kewajiban membayar premi maka nilai tunai dari hasil investasi (jika ada) dapat dialokasikan untuk memastikan agar polis tetap aktif dengan syarat nasabah perlu mengajukan cuti premi, polis sudah berjalan sekian tahun sesuai yang dipersyaratkan, jumlah nilai tunai cukup untuk membayarkan biaya asuransi dan administrasi, dan memenuhi syarat lainnya sesuai ketentuan polis.

Potensi hasil investasi juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain ketika nasabah memutuskan untuk melakukan penarikan dana sesuai batas nominal tertentu yang dipersyaratkan pada polis. Namun perlu dipahami langkah ini akan memotong nilai tunai investasi dalam polis yang dimiliki dan nilai tunai bergerak fluktuatif mengikuti situasi pasar dan performa dana investasi yang dipilih oleh nasabah. Oleh karenanya, nasabah harus memahami tujuan keuangan mereka serta profil risiko sebelum menentukan jenis dana untuk alokasi investasi pada unit link.

Salah satu cara untuk mengoptimalkan manfaat produk unit link adalah dengan menentukan mitra yang tepat dalam memberikan perlindungan jangka panjang. Lihat rekam jejak dan kekuatan finansial dari perusahaan asuransi jiwa untuk dapat mewujudkan perlindungan di masa kini hingga mendatang. Dan salah satu perusahaan yang telah puluhan tahun hadir mewujudkan perlindungan bagi nasabah dan masyarakat Indonesia dan menjadi perusahaan asuransi jiwa yang paling direkomendasikan di Indonesia adalah Prudential Indonesia—berdasarkan survei Brand Health Tracker yang dilakukan Kantar selama tahun Desember 2021 hingga Januari 2022.

“Prudential Indonesia telah dipercaya melindungi keluarga Indonesia melewati berbagai tantangan selama hampir 27 tahun, termasuk saat krisis COVID-19. Prudential Indonesia juga dipercaya melindungi 2,5 juta tertanggung, dan senantiasa membuktikan komitmen perlindungannya terhadap nasabah, salah satunya melalui pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp16,6 triliun sepanjang 2021. Dukungan ini semakin diperkuat oleh kondisi keuangan perusahaan yang sehat, tercermin dari tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) sebesar 479 persen,” tutur Chief Marketing & Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali.

Lanjut Luskito, “Seluruh proses bisnis dijalankan Prudential Indonesia dengan penuh integritas, sesuai dengan tata kelola perusahaan, praktik investasi yang bertanggung jawab, dan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Karena itu, Prudential Indonesia mampu menghadirkan dukungan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia, membantu mereka hidup lebih sehat dan lebih sejahtera, sehingga bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidup.”

Masa depan dirangkai bukan dalam waktu satu atau dua hari. Hidup sehat, sejahtera, dan bisa mendapatkan yang terbaik adalah buah dari upaya jangka panjang. Kalau ada yang bersedia mendukung perjalananmu menuju ke sana, kenapa tidak dicoba? Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan, juga tanpa perjuangan

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis