Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Menilik Kans Duet Prabowo-Cak Imin Saat Gerindra & PKB Berkoalisi

Dalam 4 skenario simulasi yang dilakukan Median, Prabowo-Cak Imin selalu berada di posisi teratas dalam survei. Bagaimana peluangnya?

Menilik Kans Duet Prabowo-Cak Imin Saat Gerindra & PKB Berkoalisi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

tirto.id - Partai Gerindra dan PKB sama-sama berniat mengusung ketua umum mereka pada pemilihan serentak 2024. Gerindra sudah dua kali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2014 dan 2019. Namun, dua kali pula Prabowo kalah dari rival abadinya yang saat ini justru menjadi atasannya di Kabinet Indonesia Maju, yaitu Joko Widodo.

Sementara PKB pada dua pemilu sebelumnya tidak berhasil mengusung Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Pada Pilpres 2014 misal, PKB justru mengusung paslon Jokowi-Jusuf Kalla dan Jokowi-Ma’ruf Amin di 2019. Meski jauh sebelum pemilu digelar, PKB selalu mempromosikan Cak Imin sebagai kandidat capres maupun cawapres.

Pada Pilpres 2024 ini, nama Prabowo dan Cak Imin kembali digadang-gadang sebagai calon dari parpol masing-masing. Berdasarkan perkembangan peta politik terkini, Gerindra dan PKB pun intens menjalin komunikasi. Bahkan kedua parpol sedang menyusun piagam deklarasi dan membahas poin-poin penting yang akan disepakati kedua partai.

Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, partainya terus berkomunikasi dengan Gerindra, untuk mematangkan koalisi, pasangan dalam pilpres, termasuk visi dan misi koalisi. Akan tetapi, PKB tetap berupaya agar Muhaimin bisa menjadi bakal calon presiden.

“Sesuai mandat, kami akan terus bekerja agar Gus Muhaimin maju menjadi capres sampai akhir," kata Jazilul saat dihubungi reporter Tirto, Selasa (2/8/2022).

Sementara itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengaku partainya belum menentukan pasangan calon yang akan diusung. Meski suara internal Gerindra menginginkan Prabowo maju lagi, tapi keputusannya masih akan dibahas lewat rakernas.

“Rakernas Partai Gerindra 2024 diundur justru karena kami mensinkronkan waktu dan tanggal baik bersama PKB. Itu sehingga deklarasi nanti diundur,” kata Dasco saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (2/8/2022).

Duet Prabowo-Cak Imin Berdasarkan Survei

Meski Gerindra dan PKB belum mengambil keputusan, tapi sejumlah lembaga telah melakukan survei, salah satunya Media Survei Indonesia (Median). Median melakukan survei dalam kurun waktu 21 hingga 27 Juli 2022 terhadap 1.500 responden di 34 provinsi berbasis Google Form dengan rentan pengguna 17-60 tahun lebih.

Temuan survei Median menunjukkan, pasangan Prabowo-Cak Imin menjadi kandidat pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden terkuat bila pemilu digelar pada saat ini. Pasangan ini dinilai mampu mengalahkan sejumlah skenario pasangan capres-cawapres lainnya.

Median memprediksi akan ada 4 pasangan calon capres-cawapres dalam Pemilu 2024, yakni poros Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, PPP), poros Gondangdia (Nasdem, PKS, dan Demokrat), poros Gerindra-PKB, dan terakhir PDIP maju sendiri. Median juga mencatat tiga nama kandidat potensial calon presiden antara lain Prabowo Subianto (19 persen), Ganjar Pranowo (15,2 persen) dan Anies Baswedan (14,1 persen).

Dalam 4 skenario simulasi pasangan capres-cawapres yang dibuat Median, Prabowo-Cak Imin selalu berada di posisi teratas dalam survei. Dalam skenario pertama misal, Prabowo-Cak Imin mengantongi 24,1 persen. Mengalahkan Ganjar Pranowo-Erick Thohir (19,5 persen), Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (18,0 persen), dan Puan Maharani-Andika Perkasa (13,4 persen).

Di skenario kedua, Prabowo-Cak Imin mengantongi 24,5 persen. Perolehan ini mengalahkan Ganjar Pranowo-Andika Perkasa (20,0 persen), Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (17,5 persen), dan Puan Maharani-Ridwan Kamil (14 persen).

Pada skenario ketiga, Prabowo-Cak Imin mengantongi 25 persen. Angka ini mengalahkan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (18 persen), Ganjar Pranowo-Puan Maharani (16,5 persen), dan Airlangga Hartarto-Erick Thohir (10 persen).

Sedangkan dalam skenario terakhir, Prabowo-Cak Imin mengantongi 24 persen. Angka ini mengalahkan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil (18,4 persen), Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (17 persen), dan Puan Maharani-Sandiaga Uno (13,6 persen).

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menilai, pasangan Prabowo-Cak Imin unggul karena sejumlah hal. Pertama, kata dia, Prabowo adalah kandidat bakal calon presiden terkuat dalam survei Median, sementara Muhaimin konsisten berada di peringkat atas.

“Kedua, pasangan ini agak unik karena merepresentasikan dua basis pemilih yang berbeda secara preferensi dan teritorial," kata Rico kepada reporter Tirto, Selasa (2/8/2022).

Rico mengakui Gerindra sudah masuk barisan pemerintah, tapi elite Gerindra diduga masih menyuarakan tema oposisi seperti isu Islamophobia. Di sisi lain, PKB mengandalkan basis Nahdlatul Ulama. PKB bermain di irisan yang berbeda dengan Gerindra.

“Secara teritorial, Prabowo popularitas baik di Jawa Barat dan Cak Imin popularitas baik di Jawa Timur," kata Rico.

Rico mengakui kampanye yang dilakukan Gerindra terhadap Prabowo maupun PKB untuk Cak Imin efektif. Ia melihat kedua parpol konsisten dan agresif dalam mengampanyekan Prabowo maupun Cak Imin lewat media maupun spanduk dan baliho. Jika pasangan ini diteruskan hingga Pemilu 2024, ia tidak memungkiri pemilih Prabowo-Cak Imin akan lebih kuat daripada pasangan lain.

Akan tetapi, kata Rico, pasangan Prabowo-Muhaimin tidak boleh terlena. Sebab, pertarungan berjalan sengit karena berdasarkan survei yang dilakukan Median, jarak pasangan ini dengan bakal kandidat lain tipis.

“Sebenarnya kalau dilihat lebih dalam, pertarungan ini akan berlangsung ketat, sebab jarak elektabilitas antara Prabowo-Cak Imin dengan Ganjar dan Anies misalnya hanya kisaran 5-6 persen, bahkan dengan pasangan Puan hanya selisih 9-10 persen-an. Jadi ini akan ketat jika 4 pasang," kata Rico.

Pasangan Prabowo-Cak Imin Bisa Merusak Koalisi Lain?

Pemerhati politik dari Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah mengakui, pasangan Prabowo-Cak Imin memang punya potensi untuk memenangkan Pemilu 2024. Ia menilai Prabowo masih punya taji untuk memenangkan pilpres mendatang, sementara Muhaimin adalah tokoh populer NU di kancah politik. Ia pun tidak memungkiri Prabowo-Cak Imin bisa merusak koalisi.

“Jika dibandingkan dengan KIB, Gerindra dan PKB jelas terlihat lebih kuat. Bahkan tidak menutup kemungkinan KIB terpecah dan di antaranya bergabung ke Gerindra," kata Dedi kepada reporter Tirto, Selasa (2/8/2022).

Dedi mengatakan, pasangan Prabowo-Cak Imin akan memberikan dampak bagi pemilih NU. Ia sebut, pemilih NU loyal dan kuat. Hal itu terbukti dengan menangnya Maruf Amin dalam Pilpres 2019. Selain itu, Dedi melihat minim tokoh NU yang layak menjadi bakal cawapres Prabowo dengan latar belakag nasionalis serta cukup berpengaruh dalam elektabilitas.

Di sisi lain, kata Dedi, PKB dan Gerindra bisa mendapat efek elektoral dari pasangan Prabowo-Muhaimin. Hal itu terbukti saat Pemilu 2019 ketika pasangan Prabowo-Sandiaga kalah dalam Pilpres 2019, tetapi suara Partai Gerindra naik signifikan.

Akan tetapi, Dedi menegaskan, pasangan tersebut bisa berjalan dengan sejumlah catatan. Pertama, tidak boleh ada tokoh baru yang dominan dan punya elektabilitas agresif jelang Pilpres 2024. Kedua, PDIP secara khusus tidak berkoalisi dengan kubu mereka karena keadaan itu bisa menyulitkan Gerindra dalam melawan mesin partai milik PDIP.

Kemudian, kepastian tokoh dominan tidak hanya dari internal, tetapi juga tokoh lain seperti Anies Baswedan. Dalam catatan Indonesia Political Opinion (IPO), lembaga survei yang dipimpin Dedi, Anies cukup mempengaruhi suara milik Prabowo. Oleh karena itu, Anies harus diupayakan untuk tidak maju bila ingin suara Prabowo terjaga.

“Untuk isu Muhaimin memang berisiko, tetapi dalam tataran politik praktis, utamanya capres, hal itu tidak berpengaruh besar, kita bisa lihat Prabowo selalu dilekatkan isu buruk, tetapi pemilihnya tetap besar," kata Dedi.

Respons Gerindra dan PKB

Dasco Ahmad tidak berkomentar banyak soal pasangan Prabowo-Cak Imin apakah akan diusung Gerindra-PKB dalam Pemilu 2024. Ia hanya bersyukur Prabowo bisa menjadi nomor satu dalam survei Median.

“Kita menyambut baik lah hasil survei yang ada walaupun nanti pilpres masih lama, tapi bahwa Pak Prabowo unggul. Itu kami sangat apresiasi," kata Dasco pada Selasa, (2/8/2022).

Dasco menegaskan, Gerindra belum menentukan pasangan capres-cawapres yang akan diusung dalam pemilu mendatang. Mereka masih melakukan pembahasan bersama dengan PKB sebagai mitra koalisi.

Sementara itu, Jazilul Fawaid bersyukur nama Prabowo-Muhaimin bisa menjadi kandidat yang unggul dalam sejumlah simulasi pasangan calon yang dibuat Median. Akan tetapi, kata dia, PKB tetap berupaya agar Cak Imin bisa menjadi calon presiden.

“Alhamdulillah, kami bersyukur atas hasil survei Median, pasangan Mas Bowo dan Gus Muhaimin unggul di semua simulasi,” kata Jazilul kepada Tirto.

Jazilul mengaku, PKB terus berkomunikasi dengan Gerindra, untuk mematangkan koalisi, pasangan dalam pilpres, termasuk visi dan misi koalisi. “Dalam kerja sama PKB dengan Gerindra tetap mengutamakan kepentingan rakyat banyak," kata Jazilul.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz