Menuju konten utama

Menhub Jawab Kritik Prabowo Soal LRT hingga Bandara Kertajati

Menteri Perhubungan mengklaim manfaat infrastruktur tak bisa diukur jangka pendek. Masyarakat perlu waktu beralih moda transportrasi.

Menhub Jawab Kritik Prabowo Soal LRT hingga Bandara Kertajati
Bagian depan bangunnan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Light Rapid Transit (LRT) atau kereta ringan di Palembang dikritik calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto saat debat kedua Pilpres 2019, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) lalu.

Musababnya, usai dibangun, proyek itu tak banyak dimanfaatkan masyarakat, sehingga biaya operasional yang ditanggung pun membengkak.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, LRT Palembang tak perlu dipersoalkan meski situasi lalu lintas di sana belum sampai terjadi kemacetan.

Hal itu, kata dia, bukan berarti infrastruktur tidak dibutuhkan. Hanya saja ia meminta agar proses peralihan masyarakat dari moda transportrasi pribadi ke transportasi perlu waktu, sehingga selayaknya dimaklumi. Sebab, imbuh dia, perubahan perilaku memang tak dapat ditempuh dalam proses yang singkat.

"Apa mau Palembang seperti Jakarta. Macet dulu baru dikasih [LRT]. Memangnya langsung penuh kan gak gitu," ucap Budi kepada wartawan usai rapat koordinasi teknis Balitbang Kemenhub di Hotel Aryaduta, Selasa (19/2/2019).

Budi juga mengatakan, saat LRT dibangun, presiden telah memperkirakan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk mengubah budaya bertransportrasi masyarakat.

Ia pun mencontohkan pencapaian mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew yang membutuhkan sekitar 20 tahun untuk membentuk kesadaran masyarakat terkait kebutuhan transportrasi publik.

Hal itu, ujar dia, juga berlaku bagi pengembangan LRT Palembang. Sebab, imbuh dia, LRT belum dikenal publik seperti bus yang lebih dahulu digunakan masyarakat.

"Kalau bisa kota-kota kita tata dari [situasi lalu lintas] mereka [sejak] belum macet. Kesadaran orang buat pakai LRT memang harus dibangun dan perlu proses," ucap Budi.

Hal yang sama, menurut Budi, juga berlaku bagi Bandara Kertajati di Jawa Barat yang juga dikritik oleh Prabowo dalam debat. Meski saat ini belum banyak diisi penumpang, ia menilai hal itu pun memerlukan proses.

Saat ini, imbuh Budi, pemerintah tengah berangsur mengalihkan penerbangan dari Bandara Husein di Bandung ke Kertajati.

Realisasinya, imbu dia, akan dilakukan seiring rampungnya jalan tol menuju bandara. Namun, nantinya Budi berharap, Bandara Husein tak akan sepenuhnya ditinggalkan, tetapi tetap akan difungsikan melayani penerbangan jarak dekat.

"Saya bilang jangan ditumpukan pada kabinet kerja saja. Ini proses," ucap Budi.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali