Menuju konten utama

Menggoreng Sukabumi dengan Proyek Tol, Bandara, dan Rel Ganda KA

Wilayah Sukabumi, Jawa Barat dihujani rencana proyek besar seperti sirkuit, theme park mewah hingga pembangunan infrastruktur tol, bandara, dan terakhir jalur rel ganda KA.

Menggoreng Sukabumi dengan Proyek Tol, Bandara, dan Rel Ganda KA
Kereta penumpang jurusan Bogor-Sukabumi melintas di jalur rel tunggal di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/10/2017). ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - “Harusnya itu satu setengah jam, paling lama dua jam. Hal-hal seperti ini tidak boleh kita teruskan."

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah merasakan pahitnya terjebak macet parah melintasi jalur Bogor-Sukabumi dengan kendaraan roda empat tanpa pengawalan selama enam jam. Padahal, kedua kota di Jawa Barat ini jaraknya tak lebih dari 60 km.

Curhatan ini disampaikannya saat groundbreaking pembangunan proyek jalur ganda kereta api (KA) Bogor-Sukabumi, pekan lalu. Pembangunan jalur ganda kereta api akan mempersingkat waktu tempuh kereta api dari Sukabumi ke Bogor dan sebaliknya menjadi hanya 90 menit dari semula 120 menit. Proyek senilai Rp1,1 triliun ini juga akan mengungkit volume penumpang dari 3.500 penumpang per hari, akan naik empat kali lipat jadi 12.000 penumpang per hari.

Selain kereta, Jokowi juga tengah melanjutkan proyek pembangunan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang sempat mangkrak. Proyek senilai Rp7,7 triliun ini ditargetkan selesai dua tahun lagi. Pada 2020 nanti Sukabumi juga akan dilengkapi dengan bandara.

"Kami sudah putuskan pembangunan bandara tersebut, namun untuk lokasinya masih dirahasiakan antisipasi adanya mafia tanah sehingga harga tanah menjadi melambung tinggi," kata Jokowi seperti dikutip Antara.

Khusus rel ganda KA dan tol, merupakan sarana konektivitas yang terbukti memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan suatu daerah. Misalnya saja Serpong, Tangerang Selatan, yang berkembang pesat seiring pembangunan tol dan jalur rel ganda KRL. Bekasi juga terungkit karena terhubung dengan Jakarta berkat jalan tol dan KRL. KRL Bekasi juga telah terhubung sampai Cikarang yang sedang berkembang.

Infografik Tengok Sukabumi

Megaproyek di Sukabumi

Selain infrastruktur dasar seperti tol, jalur kereta, dan bandara, Sukabumi juga diwarnai dengan rencana besar pengembang swasta di kawasan ini. Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pemudah dan Olahraga (Kemenpora) memberikan rekomendasi pembangunan sirkuit balap skala internasional oleh perusahaan properti MNC Land yang bekerjasama dengan Organisasi Donald Trump di kawasan Lido, Jawa Barat di Jalan Raya Bogor-Sukabumi.

Proyek properti seperti theme park, hotel, villa dan kondominium juga akan dibangun di lokasi yang sama. Sehingga secara tidak langsung lokasi megaproyek tersebut akan ditunjang dengan sarana konektivitas yang kini sedang gencar dibangun di Sukabumi-Bogor.

Upaya pembangunan proyek skala besar pemerintah maupun swasta di Sukabumi tak terpisahkan dari potensi besar kawasan ini, dari kawasan industri hingga pariwisata.

Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Sukabumi tahun 2015, sudah terdapat sedikitnya tujuh kawasan industri berskala besar di kawasan ini. Hasil produksi kawasan industri tersebut mencakup produk agro, peternakan, listrik, permesinan, semen, alat berat, perikanan, pasir besi, batu besi, garmen, sepatu hingga komponen otomotif.

Sukabumi juga secara alami menjadi kluster industri minuman karena ditopang sumber bahan baku yang besar. Banyak industri minuman ringan skala besar membuka pabrik mereka di Sukabumi antara lain Aqua, C-1000, Pocari Sweat, Yakult, Kratingdaeng, Asahi, dan lain-lain.

Perkembangan kawasan industri secara langsung mendongkrak sektor lainnya di kawasan ini, salah satunya kebutuhan akan pemukiman. Properti, adalah salah satu sektor bisnis yang juga akal ikut menggeliat setiap ada infrastruktur penghubung terbangun. Ini juga bisa menjadi solusi sudah tingginya harga-harga rumah di Bogor.

"Bogor sudah ramai perumahan, sampai ke Bogor Selatan juga. Saya belum pernah ekspansi ke Sukabumi, tapi kalau infrastruktur sudah beres pasti investor siapapun akan masuk. Apalagi bandara, pasti butuh perumahan pegawai bandara," kata Direktur PT Delima Ardi Jaya, Jaka Prasetya kepada Tirto.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah juga menyatakan hal yang sama. Ia mengatakan bila konektivitas Sukabumi dengan daerah sekitarnya baik, maka sudah tentu sangat menarik untuk investasi.

"Di mana ada aktivitas investasi pastilah mempunyai dampak positif ke pertumbuhan permintaan perumahan. Tapi, tergantung juga kesiapan daerah untuk memberi kemudahan proses perizinan," kata Junaidi kepada Tirto.

Pengembang hanya satu bagian pihak yang akan diuntungkan dengan berinvestasi di kawasan ini. Ragam proyek infrastruktur dan konektivitas juga berdampak bagi ekonomi masyarakat Kabupaten Sukabumi. Sehingga menjadi sebuah wilayah yang "matang" sebagai pusat pertumbuhan.

Pembangunan infrastruktur memang sudah jadi kewajiban pemerintah. Namun, pembangunan juga barangkali menjadi "investasi politik" bagi Jokowi yang sempat menelan kekalahan telak di kawasan ini tiga tahun lalu.

Baca juga artikel terkait KERETA API atau tulisan lainnya dari Dano Akbar M Daeng

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dano Akbar M Daeng
Penulis: Dano Akbar M Daeng
Editor: Suhendra