Menuju konten utama

Menggalang Manusia Menginfakkan Organ Tubuh

Jutaan manusia membutuhkan transplantasi organ tubuh setiap harinya. Sayangnya, mendapatkan donor yang tepat bukan hal yang mudah. Apalagi, mendonorkan organ tubuh belum menjadi hal yang lazim.

Menggalang Manusia Menginfakkan Organ Tubuh
Ilustrasi [ [Foto/Shutterstock]

tirto.id - “Kenapa? Kalian dapat jantung untukku?”

Al J tampak bingung karena kamera mendadak merekamnya. “Mereka dapat jantung untukku?” pandangannya beralih ke sang ibu yang berdiri di depan dipan tempatnya duduk.

“Yaaaa!!” Ibunya mengiyakan secara histeris, sambil menggenggam tangan Al J.

Al J tampak sempoyongan. Dia terlalu kaget sampai hampir pingsan. “Jangan Al J… Jangan,” kata sang ibu, sadar kalau anaknya akan pingsan.

“Aku gugup, aku gugup,” sahut Al J.

“Jantungmu sudah di sini, dan ini jantung orang baik,” tambah sang ibu. “Al J kau dapat jantung baru, Nak. Kau akan hidup, Nak!” Si ibu mulai menangis.

Adegan haru biru diputar Ellen DeGeneres dalam acara bincang-bincangnya, 26 September lalu.

Al J, remaja berumur 14 tahun itu didiagnosis gangguan jantung sejak umur empat bulan. Tina Turner, ibunda Al J mengungkapkan, Al J lahir dengan bentuk jantung tak normal. Metabolisme jantungnya terganggu, tak kuat memompa darah, karena detakan yang terlalu lemah. Setelah hari itu, hidup Al J berlangsung di rumah sakit hingga 10 Maret lalu, saat Rumah Sakit Anak Carolina Utara, Amerika Serikat menemukan donor yang cocok untuknya.

Al J Sukses menjalani operasinya. Setelah berbulan-bulan masa pemulihan, akhirnya Al J bisa pulang ke rumahnya. Ellen mengundang AL J dan Tina ke acaranya, untuk menginspirasi penontonnya menjadi donor organ tubuh. Sebab, ia sendiri telah mendaftarkan diri untuk menginfakkan organ-organ tubuhnya.

Ellen memang dikenal sebagai selebriti paling getol mengampanyekan donasi organ tubuh. Di acaranya sendiri sudah tak terhitung berapa banyak kisah donasi organ tubuh yang ia tayangkan. Salah satunya yang paling terkenang adalah kisah Helene Campbell, warga Kanada yang juga berkampanye tentang donasi organ tubuh. Helene adalah seorang donor yang sebenarnya sedang membutuhkan dua paru-paru baru akibat didiagnosis idiopathic pulmonary fibrosis. Ia bersimpati pada mereka yang senasib dengannya, sehingga berniat menggalang gerakan untuk jadi pendonor.

Helen berusaha mencari perhatian Justin Bieber dan Ellen DeGeneres agar gerakannya masif. Niat mulia itu berhasil. Justin Bieber meretweet kicauan Helen di Twitter, dan mendapat lebih dari 8000 retweet. Sementara Ellen mengundangnya langsung ke acaranya untuk menggalang manusia menginfakkan organ tubuhnya.

Upaya tersebut berhasil. Pendaftar donor organ tubuh melonjak selepas acara itu. Setidaknya, di Ontario, Kanada, negara asal Helene, 720 orang mendaftar di hari itu. Ada 1.435 pendaftar lain di tiga hari berikutnya.

Amerika kini jadi salah satu negara dengan pendonor organ terbanyak di dunia. Totalnya 130 juta orang, atau 52 persen dari seluruh orang di sana.

Pada 2011, dikutip dari National Transplant Organization, Amerika sempat jadi negara keempat dengan pendonor terbanyak. Sementara Spanyol berada di posisi pertama, diikuti oleh Kroasia, dan Portugal.

Namun, berdasarkan laporan IRODAT, sebuah organisasi internasional pencatat donor organ dan transplantasi, September lalu, posisi Amerika turun ke nomor lima. Ini artinya, angka 130 juta pendonor tadi masih kurang jika dibandingkan pendonor dari Spanyol, Kroasia, Belgia, Portugal, dan Malta secara berurut.

Infografik Menginfakkan Organ tubuh

Lantas, kenapa dunia butuh banyak sekali pendonor organ tubuh?

Menemukan organ tubuh yang sesuai untuk ditransplantasikan kepada penerima bukanlah hal mudah. Al J misalnya, harus menunggu 100 hari selepas mendaftar untuk bisa dapat jantung yang tepat. Ini bukan hanya perkara genetik, tapi bocah seperti Al J pasti tak akan cocok mendapatkan jantung ukuran orang dewasa. Pendaftar seusia Al J tentu tak banyak jumlahnya. Karena kelangkaan ini, seperti dikutip dari organdonor.gov, di Amerika 22 orang meninggal setiap hari karena donor organ mereka tidak ada. Sementara kini, ada 119.845 orang menunggu donor organ, sebanyak 2.091-nya adalah anak-anak.

Angka inilah yang membuat orang-orang macam Helene dan Ellen bersimpati untuk menginfakkan organ tubuhnya.

Faktanya, 1 orang dapat mendonasikan 8 organ penting di tubuhnya. Yaitu, satu jantung, 2 paru-paru, satu leber, satu pankreas, dua ginjal, dan satu usus besar. Ditambah jaringan tubuh, di antaranya, kornea, jaringan pembuluh darah, jaringan otot kedang, jaringan katup, kerangka, dan kulit. Menurut donatelife.net, satu pendonor jaringan dapat menyelamatkan nyawa 50 orang lebih.

Ellen tahu tak semua orang ingin mendonasikan organ tubuhnya. Bahkan sebagian orang ketakutan membayangkan tubuhnya dibedah setelah mati untuk memindahkan jantungnya pada orang lain. “Tapi, mendonorkan organ tubuhmu adalah perbuatan mulia. Lihat apa yang bisa kau lakukan meskipun kau sudah tak ada,” kata Ellen sambil menunjuk Al J.

Wajar Ellen terus mengampanyekan pentingnya donor organ, sebab di Amerika warganya bebas memilih untuk jadi pendonor atau tidak. Di Spanyol, donor organ turut diatur konstitusi. Sehingga banyak warganya sadar bahwa aksi ini penting. Di Indonesia[x1] , kegiatan ini belum populer. Tak ada lembaga khusus yang melakukan gerakan. Baik pemerintah maupun swasta. Hanya ada Bank Mata Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang digagas oleh sejumlah dokter Indonesia, yang lumayan ligat mengawasi kasus donor mata di Indonesia.

Dari data IRODAT, Indonesia memang tak termasuk 99 negara yang donor dan transplantasinya mereka pantau.

Baca juga artikel terkait DONOR ORGAN TUBUH atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti