Menuju konten utama

Mengenali Demam Dengue dan Bedanya dengan Demam Covid-19

Infeksi dengue dan Covid-19 sama-sama bisa memicu gejala demam. Apa perbedaan demam dengue dengan demam Covid-19?

Mengenali Demam Dengue dan Bedanya dengan Demam Covid-19
Ilustrasi Demam. Foto/istockphoto

tirto.id - Pandemi Covid-19 telah berusia sekitar 1,5 tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, pemahaman para dokter dan ilmuwan kesehatan terhadap penyakit tersebut juga bertambah luas. Gejala-gejala yang muncul akibat infeksi Covid-19 pun semakin dipahami, baik dari segi jenis sakit yang dialami pasien maupun polanya.

Salah satu gejala Covid-19 yang umum terjadi pada pasien ialah demam, selain juga batuk kering dan kelelahan. Masih ada banyak jenis gejala Covid-19 lainnya yang dialami oleh sebagian pasien, termasuk di kasus serius yang dapat berujung pada kematian.

Namun, khusus terkait demam, perlu diketahui perbedaan peningkatan suhu tubuh akibat Covid-19 dengan yang dipicu oleh sejumlah penyakit lain. Salah satunya ialah demam berdarah dengue yang disebabkan infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Mengingat Covid-19 dan demam dengue sama-sama berpotensi memicu kematian, mengetahui perbedaan gejala demam di kedua kasus penyakit itu penting bagi masyarakat.

Perbedaan Demam Dengue dan Demam Covid-19

Menurut dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI, pola demam pada kasus dengue dan Covid-19 berbeda.

"Bedanya dengan COVID-19 adalah, pada [kasus] demam dengue, pola demamnya mendadak dan langsung tinggi," ujar dia.

Infografik Perbedaan Demam Dengue dan Demam Covid-19

Infografik BNPB Perbedaan Demam Dengue & Demam Covid-19. tirto.id/Rangga

Erni menjelaskan, dalam kasus demam dengue, fase demam terjadi akibat viremia, yakni kondisi ketika virus sudah beredar di aliran darah. Demam seperti ini sulit diturunkan dengan obat karena penyebabnya, yakni virus, terus beredar dalam darah rata-rata sampai 3 hari.

"Jika pasien minum obat penurun panas [dalam kasus demam dengue] maka demam akan turun namun tidak lama kemudian demam akan naik lagi," kata Ernie dalam siaran resmi Kementerian Kesehatan terkait Asean Dengue Day 2021.

"Jadi demam pada demam berdarah sulit diturunkan dengan obat turun panas. Pasien akan banyak berkeringat karena efek samping dari obat turun panas tersebut. Dia [obat] berusaha menurunkan panas tapi di satu sisi penyebab demamnya ada terus di dalam darah," tambah Erni.

Selain itu, menurut Erni, pasien demam dengue biasanya mengalami sakit kepala yang khas selain juga demam tinggi. Sakit itu terasa di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.

Sementara apabila dialami anak-anak, demam dengue biasanya terjadi akut mendadak dan muka pasien mengalami merah khas. Adapun pada kasus COVID-19, gejala demam tak membuat muka merah.

Erni menyebut, berbeda dari demam dengue, demam Covid-19 dapat disertai oleh gejala respirasi yang lebih dominan, seperti sesak napas, batuk, susah menelan, dan anosmia atau kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau.

Dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Mulya Rahma Karyanti Sp.A(K) menjelaskan perbedaan lainnya. Menurut dia, gejala sakit kepala dan pilek yang bisa muncul di kasus demam dengue biasanya lebih ringan dibandingkan pada kasus Covid-19.

Perbedaan lainnya, menurut Mulya, bisa dilihat dari fases kritisnya. Fase demam di tahap awal dari hari kesatu sampai ketiga. Kemudian fase kritis yang terjadi di antara hari ketiga sampai keenam. Baru kemudian fase penyembuhan yang bisa terjadi setelah hari keenam. Saat fase kritis demam dengue, pasien rawan meninggal jika tidak mendapatkan cairan yang cukup.

Sedangkan di kasus Covid-19, masih berdasar penjelasan Mulya, demam dapat muncul selama 5 hingga 7 hari, lalu disertai batuk-pilek dan gejala berkembang menjadi pernapasan semakin sesak. Jika hal itu terjadi, saturasi oksigen pun menurun. Pola seperti ini terjadi di kasus Covid-19 berat, yang bisa dialami pula oleh anak-anak.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait GEJALA COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya