Menuju konten utama

Mengenal Vulkanisme pada Gunung Api, Proses, Gejala, dan Jenisnya

Vulkanisme kerap diidentikkan dengan aktivitas gunung berapi, termasuk ketika erupsi. Lantas, apa itu vulkanisme, serta gejala dan jenisnya?

Mengenal Vulkanisme pada Gunung Api, Proses, Gejala, dan Jenisnya
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan. ANTARA FOTO/Elshinta

tirto.id - Sebagai salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia, Indonesia cukup akrab dengan vulkanisme. Istilah ini memang kerap diidentikkan dengan aktivitas gunung api, termasuk ketika erupsi. Lantas, apa itu sebenarnya vulkanisme? Apa saja proses, gejala, dan jenisnya?

Vukanisme berhubungan erat dengan pembentukan gunung api. Dalam proses vulkanisme terjadi pergerakan magma di lapisan bumi, dari litosfer menuju lapisan di atasnya, bahkan sampai keluar ke permukaan bumi. Magma ini menuju ke lapisan atas melalui lorong seperti pipa yang disebut diatrema.

Magma ini berasal dari suatu kantong yang berada di dalam litosfer dan dikenal dengan istilah dapur magma atau batholit. Kuatnya gerakan magma tergantung pula dari tekanan gas di dalam dapur magma. Dengan demikian, semakin dalam letak dapur magma, semakin kuat pula gerakan magma termasuk letusannya.

Bentuk magma berupa cair atau semi cair yang sangat panas. Lamanya letusan saat gunung api erupsi tergantung jumlah volume magma terdapat di dapur magma. Jika magma sudah mencapai permukaan bumi, namanya berubah menjadi lava.

Ketika terjadi letusan di permukaan, materi cairnya adalah lava, namun disertai pula dengan lontaran materi padat yang dinamakan piroklastika. Piroklastika bisa berwujud batu besar (bom), batu kecil (lapili), kerikil, pasir, atau abu vulkanis.

Gejala Vulkanisme

Aktivitas vulkanis biasanya memberikan tanda-tanda lebih dahulu. Tanda inilah yang membuat warga sekitar gunung berapi bisa mendapatkan peringatan apabila gejala vulkanisme sangat kuat. Ada dua gejala, yaitu gejala awal dan gejala post (setelah) vulkanisme.

Gejala Awal Vulkanisme:

  • Terdengar gemuruh akibat naiknya magma
  • Panas magma menimbulkan asap tebal
  • Suhu sekitar kawah naik
  • Sumber air mengering
  • Tanaman mendadak layu atau kering
  • Hewan-hewan turun gunung akibat naiknya suhu permukaan tanah.
Gejala Post Vulkanisme:

  • Ekshalasi, yaitu keluarnya sumber gas. Wujudnya bisa gas belerang, gas asam arang, dan uap air.
  • Mata air makdani, yaitu sumber air panas yang mengandung belerang.
  • Geiser, yaitu sumber air panas yang memancar secara berkala karena tekanan dari magma.

Jenis Vulkanisme

Gerakan magma menuju lapisan atasnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu instrusi magma dan ekstrusi magma. Dalam instrusi magma, magma akan berjalan ke atas pada lapisan-lapisan litosfer namun tidak sampai ke permukaan bumi. Bentukan intrusi magma dapat berupa batholiy, lakolit, silis, dikes, atau diatrema.

Sementara itu, pada ekstrusi magma, magma dari dalam dapur magma sudah mencapai permukaan. Inilah fase yang dinamakan erupsi atau letusan gunung api. Semakin kuat tekanan gas dari dalam dapur magma, semburan letusan makin kuat.

Letusan gunung api akan mengeluarkan lava, lahar, lahar dingin,gas, dan benda padat. Semburannya bisa mencapai beberapa kilometer menjulang tinggi.

Sebagian materi dapat berpindah hingga ratusan kilometer. Abu vulkanik adalah materi letusan yang paling sering didapati pada berbagai wilayah, jauh dari gunung berapi.

Baca juga artikel terkait GUNUNG BERAPI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya