Menuju konten utama
Kampanye COVID-19

Mengenal Varian Mu & Cara Efektif Mengatasinya Menurut Epidemiolog

Menurut Epidemiolog, disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan 3T menjadi solusi efektif untuk mencegah penularan varian Mu.

Mengenal Varian Mu & Cara Efektif Mengatasinya Menurut Epidemiolog
Ilustrasi Virus Corona. foto/Istockphoto

tirto.id - Virus corona varian Mu atau B.1.621 yang terdeteksi di Kolombia pada Januari lalu disebut menunjukkan adanya indikasi untuk lolos dari kekebalan vaksin.

"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," catat WHO dalam rilisnya.

Menurut laporan awal dari studi laboratorium, antibodi yang muncul setelah menerima vaksin COVID-19 atau infeksi sebelumnya kurang mampu menonaktifkan varian Mu. Tentunya, ini masih temuan awal dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk bisa dikonfirmasi.

Sejak 30 Agustus lalu, prevalensi global untuk varian Mu saat ini masih dibawah 0,1 persen. Namun, di Amerika Selatan prevalensi varian Mu meningkat secara konsisten, menjadi 39 persen kasus di Kolombia dan 13 persen kasus di Ekuador.

Terkait munculnya varian-varian baru corona ini, pemerintah telah meminta masyarakat agar selalu patuh dan disiplin pada protokol kesehatan meski kasus Covid-19 terus menurun setiap harinya.

Selain itu, pemerintah juga mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi untuk memperkuat antibodi tubuh dan tidak boleh lengah di masa PPKM bertingkat.

Terhadap varian Mu, WHO mengkategorikan varian ini sebagai varian yang diwaspadai atau variant of Interest (VoI) sehingga menjadi perhatian khusus.

Infografik BNPB Mengenal COVID-19 Varian Mu

Infografik BNPB Mengenal COVID-19 Varian Mu. tirto.id/Fuad

Lalu, bagaimana cara mengatasi varian Mu ini?

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah COVID-19 varian Mu.

Dicky mengungkapkan disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan tracing, testing, dan treatment (3T) tetap menjadi solusi efektif untuk mencegah penularan COVID-19 varian baru ini.

Tak hanya itu, protokol kesehatan yang diterapkan benar-benar harus 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi.

“Sebetulnya reaksi, respons, atau strateginya tetap sama, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi,” kata Dicky, seperti dilansir dari laman resmi Satgas COVID-19.

Varian Mu yang dikategorikan sebagai varian yang diwaspadai oleh WHO, menurutnya hal ini karena varian Mu lebih cepat menular. Pasalnya, dalam kurun waktu 9 bulan sejak ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di Kolombia, sudah terdeteksi di 43 negara.

Kendati demikian, sampai saat ini penyebaran varian Mu di antara kasus COVID-19 di dunia masih berada di bawah angka 0,1 persen.

Terkait varian Mu yang diduga kebal terhadap vaksin, Dicky mengungkapkan varian Mu bisa menurunkan efikasi vaksin dan antibodi. Penyintas COVID-19 tetap berpotensi terinfeksi varian Mu sehingga masyarakat yang terinfeksi varian Delta atau terinfeksi Alpa tetap bisa terinfeksi dengan Mu.

Oleh sebab itu, ia mendukung langkah pemerintah yang memperketat pintu masuk negara. Menurutnya, bagi warga yang masuk ke Indonesia tidak cukup hanya menunjukkan hasil tes negatif COVID-19, namun juga karantina.

“Karantina efektif selama tujuh hari bagi yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin yang efektif misal messenger RNA, kemudian tesnya negatif. Kalau yang belum vaksin lengkap karantina 14 hari, kemudian tesnya negatif,” ucapnya.

Meski varian Mu belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya, virus Corona terus bermutasi dan memunculkan varian baru. Tetap perketat dan disiplin prokes 5M, ikuti vaksinasi agar pandemi COVID-19 segera berakhir.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya