Menuju konten utama

Mengenal Tes Serologi: Cara Kerja, Jenis dan Kegunaannya

Tes serologi bisa dilakukan untuk deteksi awal terhadap indikasi kasus Covid-19.

Mengenal Tes Serologi: Cara Kerja, Jenis dan Kegunaannya
Ilustrasi virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Tes serologi adalah pemeriksaan untuk mengetahui antibodi dalam darah. Tes ini dapat melibatkan sejumlah teknik laboratorium. Berbagai jenis tes serologi digunakan untuk mendiagnosis sejumlah penyakit.

Tes serologi juga bisa digunakan untuk deteksi awal terhadap indikasi infeksi virus corona (Covid-19). Deteksi kasus Covid-19 memang yang paling utama dengan tes polymerase chain reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Tes PCR dan TCM selama ini menjadi standar utama dalam penentuan diagnosa kasus Covid-19 di Indonesia. Sebab, kedua jenis tes ini dinilai memberikan hasil yang lebih terpercaya.

Akan tetapi, menurut salah satu pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dono Widiatmoko, tes PCR memerlukan biaya besar. Jumlah laboratorium, alat, reagen dan tenaga terlatih untuk tes PCR juga masih terbatas. Akibatnya, tes PCR belum bisa dilakukan secara massal di Indonesia.

Oleh karena itu, ia merekomendasikan tes serologi dilakukan secara massal dan berulang. Sebab, tes serologi jauh lebih efisien dan murah.

Kata dia, tes serologi bisa digunakan untuk mengetahui ada atau tidak respons kekebalan tubuh, berupa antibodi lgG dan lgM terhadap virus corona. Apabila hasil tes serologi seseorang positif, ia kemudian bisa diarahkan untuk menjalani tes PCR.

"Dengan diketahuinya informasi itu, pemerintah bisa merancang program-program kesehatan masyarakat [di saat pandemi], termasuk pelonggaran PSBB," ujar dia seperti dilansir Antara, awal Juni lalu.

Belakangan, tes serologi juga dilakukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), badan kesehatan nasional di Amerika Serikat, untuk deteksi awal Covid-19.

Cara Kerja Tes Serologi dan Jenisnya

Meskipun ada beragam jenisnya, tes serologis memiliki satu kesamaan. Semua fokus pada protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh ini membantu menjaga kesehatan tubuh dengan menghancurkan penjajah asing yang dapat membuat seseorang sakit. Proses untuk melakukan tes adalah sama, terlepas dari teknik apa yang digunakan laboratorium selama pengujian serologi.

Healthline melaporkan antigen adalah zat yang memicu respons sistem kekebalan tubuh. Antigen biasanya terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

Antigen bisa memasuki tubuh manusia lewat mulut, kulit yang rusak, atau saluran hidung. Antigen yang biasanya memengaruhi orang meliputi bakteri, jamur, virus, dan parasit.

Sistem kekebalan bertahan melawan antigen dengan memproduksi antibodi. Antibodi ini partikel yang menempel pada antigen dan menonaktifkannya.

Dengan tes serologi, jenis antibodi dan antigen yang ada dalam sampel darah seseorang akan bisa diidentifikasi. Jenis infeksi juga bisa diketahui.

Meskipun demikian, terkadang tubuh salah mengira jaringan sehatnya sendiri dan menghasilkan antibodi yang tidak perlu. Hal ini dikenal sebagai gangguan autoimun. Pengujian serologis dapat mendeteksi antibodi ini dan membantu para ahli mendiagnosis gangguan autoimun.

Secara umum terdapat tiga jenis tes serologi yang biasa diparktikkan di dunia medis. Ketiga jenis tersebut berbeda dari segi cara kerja.

Pertama, uji aglutinasi yang dilakukan untuk menunjukkan apakah antibodi yang terpapar antigen tertentu akan menyebabkan penggumpalan partikel.

Kedua, tes presipitasi yang dilakukan untuk menunjukkan antigen dengan mengukur keberadaan antibodi dalam cairan tubuh.

Ketiga, tes western blot yang dilakukan untuk mengidentifikasi adanya antibodi antimikroba dalam darah.

Kegunaan Tes Serologi

Tes serologi yang dilakukan terhadap sampael darah seseorang akan menunjukkan 2 macam hasil. Kedua hasil tersebut memperlihatkan indikasi seseorang sedang terkena penyakit atau tidak.

Pertama, hasil tes serologi normal, menunjukkan tubuh tak menghasilkan antibodi sebagai respons terhadap antigen. Jika pengujian tidak menunjukkan antibodi, berarti tidak terjadi infeksi.

Kedua, hasil tes tidak normal, berarti ada antibodi di sampel darah. Seringkali hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan merespons antigen dari penyakit atau protein asing yang ada di tubuh.

Kehadiran beberapa jenis antibodi juga dapat berarti bahwa Anda kebal terhadap satu atau lebih antigen atau penyakit. Ini berarti bahwa paparan antigen atau penyakit di masa depan tidak akan menyebabkan tubuh sakit.

Berikut sebagian penyakit yang bisa didiagnosa dengan tes serologi:

  • brucellosis, yang disebabkan oleh bakteri
  • amebiasis, yang disebabkan oleh parasit
  • campak, yang disebabkan oleh virus
  • rubella, yang disebabkan oleh virus
  • HIV
  • sipilis
  • infeksi jamur.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom