Menuju konten utama

Mengenal Terusan Suez: Sejarah, Letak, dan Fakta-Faktanya

Apa itu Terusan Suez, jalur perairan Asia-Eropa yang dibuat untuk menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah.

Mengenal Terusan Suez: Sejarah, Letak, dan Fakta-Faktanya
KRI Bima Suci melintasi Terusan Suez dalam perjalanan dari Port Said, Mesir menuju Jeddah, Arab Saudi, di Mesir, Rabu (11/10/2017). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Terusan Suez merupakan jalur perairan buatan sepanjang 120 mil yang melintasi Tanah Genting Suez, Mesir. Jalur ini ternyata adalah rute terpendek Asia-Eropa dan dibuat untuk menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah.

Mengutip catatan situs History, Terusan Suez menghubungkan Laut Mediterania ke Samudera Hindia. Namun, jalur penghubungan Asia-Eropa tersebut dibuat melalui Laut Merah terlebih dahulu. Jadi, sebelum sampai Samudera Hindia, harus lewat Laut Merah.

Jalur ini ternyata sudah selesai masa pembuatannya sejak 1869. Hingga saat ini, lintasan air ini diklaim sebagai jalur pelayaran yang paling banyak dilewati kapal-kapal. Hal ini terjadi karena jalur tersebut dikatakan efektif.

Melalui Terusan Suez, perjalanan Atlantik Utara ke Samudera Hindia tak memerlukan banyak waktu. Biasanya, kapal harus memutar terlebih dahulu ke Afrika. Namun, Terusan Suez dibuat demi meringkas perjalanan tersebut.

Lantas, bagaimana sejarah pembuatan Terusan Suez dan apa saja fakta tentang jalur ini?

Sejarah Terusan Suez

Linant de Bellefonds, penjelajah sekaligus insinyur asal Prancis, sudah mengidekan pembuatan jalur perairan penghubung Laut Mediterania dengan Laut Merah sejak 1830-an. Memasuki 1850-an, Kekaisaran Ottoman yang kala itu menguasai Mesir memberikan izin pembangunan kanal.

Orang yang dipercaya menjalankan proyek tersebut bernama Ferdinand de Lesseps, Diplomat Prancis. Pertama kali, pembangunan diadakan mulai 1859. Selama 10 tahun, diadakan penggalian tanah yang melibatkan satu juta lima ratus orang pekerja. Namun, di antara mereka banyak yang diklaim sebagai budak lantaran keberatan dalam penanganan biaya.

Tepat pada 17 November 1869, Terusan Suez resmi dibuka oleh Ismail Pasha, Khedive wilayah Mesir dan Sudan. Situs Britannica menyebut bahwa orang ini memang punya mitra dengan Perusahaan Terusan Suez dalam pembangunan kanal.

Sementara itu, kapal pertama yang melintasi jalur tersebut adalah kapal pesiar milik kekaisaran Permaisuri Prancis, Eugenie, L’Aigle. Setelah itu, baru muncul kapal laut lain dari negara Inggris yang bernama Delta. Keduanya melewati garis Utara-Selatan. Sedangkan kapal pertama yang melewati jalur Selatan-Utara, diklaim namanya sebagai Kapal S.S. Dido.

Kala pertama kali terbentuk, kapal-kapal yang bisa lewat hanya jenis kapal uap. Hal ini disebabkan oleh sulitnya navigasi lantaran jalurnya terbilang sempit. Selain itu, wilayah Terusan Suez juga merupakan daerah yang anginnya terbilang kencang.

Fakta-Fakta Terusan Suez

Berikut ini beberapa fakta terkait Terusan Suez:

1. Ada Perbudakan dalam Pembangunannya

Seperti yang sudah dijelaskan, pembangunan Terusan Suez mempekerjakan 1,5 juta orang. Jumlah tersebut ternyata lebih banyak diisi oleh budak-budak. Pemicu terjadinya hal ini tentu terkait biaya.

Kala itu, investor dari Inggris, Prancis, dan Amerika, merasa keberatan dengan biaya pembangunan Terusan Suez. Oleh karena itu, perbudakan adalah solusi bagi pihaknya. Dalam proses pembuatan kanal, ada sekitar puluhan ribu pekerja yang dikatakan meninggal dunia.

2. Jalur Efektif Asia-Eropa

Terusan Suez didirikan sebagai rute terpendek yang menguhubungkan Asia dengan Eropa. Hal ini disebut lantaran Terusan Suez berhasil menyingkat waktu pelayaran sehingga kapal bisa sampai lebih cepat ke tujuan.

Sebelum didirikan Terusan Suez, kapal harus terlebih dahulu berlayar memutari daerah Tanjung Harapan yang berada di Selatan Afrika. Lantaran jalur ini dibuat, maka jalur yang jauh dan menghabiskan banyak waktu tersebut sudah bisa mendapatkan solusi efektifitasnya.

3. Konflik Sebelum dan Setelah Peresmian

Sebelum Teruzan Suez resmi dibuka, proses pembangunannya memicu konflik di daerah sekitarnya. Misalnya Mesir, kala itu sedang terjadi pergerakan pembebasan diri dari kolonialisme.

Setelah peresmian, konflik terjadi lantaran perebutan akses Terusan Suez. Seperti yang diketahui, kanal penghubung ini bisa mempersingkat waktu dan dianggap penting dalam sektor akomodasi saat itu.

Bukan hanya perdagangan, bahkan pelayaran demi kebutuhan perang pun bisa melewati jalur tersebut. Setelah persemian, terjadi beberapa konflik di daerah Terusan Suez.

Salah satunya terjadi kala Kekaisaran Ottoman menyerang Terusan Suez pada 1915 (Perang Dunia I). Saat itu, yang melindungi wilayah ini adalah Inggris. Secara resmi, kanal penghubung ini diambil Gamal Abdel Nasser, Presiden Mesir kala 1956.

Baca juga artikel terkait TERUSAN SUEZ atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani