Menuju konten utama

Mengenal Terapi Film untuk Kesehatan Mental, Jenis dan Manfaatnya

Terapi film dipercaya bisa melepaskan hormon stres dan menimbulkan perasaan lega sehabis menonton. 

Mengenal Terapi Film untuk Kesehatan Mental, Jenis dan Manfaatnya
Ilustrasi menonton Film di Laptop. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Psikolog memiliki beragam tipe dan metode terapi dalam membantu pasien untuk menghadapi masalahnya.

Terdapat banyak tipe terapi, seperti terapi perilaku, pasangan, kognitif, dan lainnya. Tetapi, pernahkah Anda mendengar tentang terapi film?

Terapi film adalah sebuah terapi menggunakan film sebagai alat untuk meningkatkan wawasan individu.

Dengan kata lain, film digunakan sebagai sebuah terapi yang dapat membantu individu untuk merefleksikan diri dan membantu menyelesaikan masalah yang dimilikinya.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Research Gate, sebanyak 76 persen responden psikolog merasa bahwa terapi film memberikan efek yang membantu.

Terapi yang juga kerap disebut dengan terapi sinema ini dapat digunakan untuk banyak kepentingan dan tujuan.

Berdasarkan hasil penelitian "The Effectiveness Of Cinema Therapy To Improve Student Empathy", terapi film dapat digunakan untuk meningkatkan empati pelajar atau mahasiswa.

Setelah mendapatkan terapi film, wawasan dan pengetahuan siswa tentang empati juga akan meningkat karena proses pelaksanaan juga disertai dengan diskusi.

Selain itu, terapi film dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan pada diri individu. Berdasarkan hasil penelitian "The Effects of a Cinema-therapy Group on Diminishing Anxiety in Young People", terdapat penurunan kecemasan secara signifikan pada anak-anak muda yang mengikuti grup terapi film dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikutinya.

Dengan arahan, panduan, serta film yang tepat, terapi film dapat mengubah cara individu berpikir dan merasakan. Melalui film tersebut, individu akan mendapatkan wawasan, inspirasi, kelegaan emosional, dan sebuah perubahan alami pada jiwanya.

"Terapi film dapat menjadi sebuah katalisator yang kuat untuk penyembuhan dan pertumbuhan bagi siapa saja yang terbuka untuk mempelajari bagaimana film memengaruhi kita dan menontonnya dengan kesadaran," jelas Birgit Wolz, PhD., MFT, seorang psikoterapis yang menjalankan grup terapi film, melalui artikel di laman resmi Psych Central.

Ia menambahkan, "Terapi sinema memungkinkan kita untuk menggunakan efek perumpamaan, plot, musik, dan lain-lain."

Terapi sinema tidak hanya bisa dilakukan oleh psikolog. Anda pun bisa mencoba melakukan terapi film secara mandiri.

Dengan menyadari bahwa film dapat mengubah cara Anda berpikir dan merasakan, film tersebut dapat menjadi sangat berharga karena pikiran dan jiwa Anda telah terbuka.

Namun, jika Anda memiliki masalah psikologis yang signifikan, terapi film akan jauh lebih efektif jika dilakukan dengan bimbingan dan arahan dari seorang psikolog atau terapis yang ahli dalam penerapan terapi film.

Bagaimana melakukan terapi film secara umum?

Dikutip dari laman WebMD, terapi film dilakukan dengan cara memilih film dengan tema yang mencerminkan masalah atau situasi individu saat itu.

Contohnya, jika memiliki masalah penyalahgunaan zat, Anda disarankan untuk menonton film seperti Clean and Sober atau When a Man Loves a Woman.

Contoh lainnya, jika sedang menghadapi kehilangan orang yang dicintai, Anda disarankan untuk menonton film seperti Steel Magnolias atau Beaches.

Berikut adalah tahapan terapi film yang dikutip dari laman resmi Psychology Today:

- Tahapan pertama: Pilih film yang ingin ditonton

- Tahapan kedua: Saat menonton filmnya, Anda perlu secara bersamaan mengakses tiga pola pikir yang berbeda, yaitu mindful (penuh kesadaran), emotionally engaged (terlibat secara emosional), dan critical (kritis.)

1. Sadar/memperhatikan

Sadar yang dimaksud adalah Anda harus menontonnya tanpa ada gangguan signifikan sehingga tetap fokus.

Pola pikir ini adalah tentang berada di saat sekarang, menonton dengan perhatian atau kesadaran penuh, dan memperhatikan berbagai konten, baik yang ada di layar maupun di diri Anda.

Contohnya adalah menyadari ketika ada pikiran yang terlintas (terkait dengan konten film) di kepala Anda saat menonton film tersebut dan biarkan pikiran itu melewati pikiran Anda.

Pola pikir ini juga akan mencakup proses memperhatikan emosi yang dirasakan oleh karakter dan kemudian memperhatikan perasaan yang Anda rasakan sebagai respons terhadap rangsangan tersebut.

2. Terlibat secara emosional

Terlibat secara emosional berarti ada perasaan yang sama antara apa yang Anda dan karakter di film rasakan sehingga Anda dapat merasakan apa yang karakter tersebut rasakan.

Pastikan Anda terkait dengan karakter tersebut, dengan cara yang sama Anda terkait orang tua, pasangan, teman, dan lain-lain.

Dengan begitu, Anda akan mudah terlibat secara emosional sehingga lebih mudah bagi Anda untuk meresapkan nilai-nilai yang ada pada film tersebut.

Semakin dalam Anda mendengarkan karakter tersebut, Anda akan semakin merasakan apa yang ia rasakan.

Dengan begitu, lambat laun Anda akan mampu mempelajari apa yang dipelajari karakter tersebut.

Contohnya adalah Anda harus memperhatikan pengalaman, motivasi, dan perjalanan karakter pada film sehingga Anda akan memiliki rasa empati padanya. Setelah itu, Anda pun akan mudah untuk mengenal karakternya secara emosional.

3. Kritis

Pola pikir yang satu ini membantu Anda untuk menjadikan film tersebut sebagai pembelajaran. Dengan mengambil semua nilai-nilai yang ada pada film, Anda harus mampu menerapkannya pada kehidupan Anda.

Contohnya, setelah menonton secara sadar dan terlibat secara emosional, Anda mendapat pelajaran bahwa seseorang bisa keluar dari jeratan kecemasan dengan menghadapinya. Anda pun dapat mencoba menerapkannya pada kehidupan Anda.

Macam-macam Terapi Film

Menurut Birgit Wolz, terdapat beberapa macam terapi film, yaitu

1. Popcorn Cinema Therapy

Terapi film yang satu ini dilakukan agar individu menonton film untuk melepaskan emosi yang dibutuhkan. Menurut Wolz, terapi film popcorn cukup berat untuk dilakukan di bioskop daripada di terapi.

2. Evocative Cinema Therapy

Dalam tipe ini, film digunakan sebagai terapi untuk membantu orang lain belajar tentang diri mereka sendiri dengan cara yang lebih mendalam. Terapi ini didasarkan pada cara individu menanggapi karakter dan adegan yang berbeda.

3. Cathartic Cinema Therapy

Terapi ini melibatkan individu untuk tertawa atau menangis. Cathartic Cinema Therapy dapat dilakukan sebagai pendahulu atau tahap pertama pada psikoterapi. Menurut Wolz sebuah film yang membantu individu menangis dapat membuka berbagai tingkatan jiwa mereka.

Mengapa Film Bisa Dijadikan sebagai Terapi?

Dikutip dari Psych Central, berikut adalah alasan film dapat membantu individu mengatasi masalah terkait psikis:

- Menonton film dapat membantu Anda memahami kehidupan sendiri. Cerita dari film menawarkan perspektif yang berbeda untuk Anda. Hal tersebut dapat membantu Anda memahami dunia.

- Film sedih bisa membuat Anda menjadi lebih bahagia. Biasanya, setelah menonton film yang sangat menyedihkan, Anda cenderung merasa bersyukur atas hidup Anda. Masalah orang lain membuat Anda lebih menghargai segala sesuatu yang baik di dalam hidup.

- Menonton film mendorong Anda untuk mengeluarkan atau melepaskan emosi. Pelepasan emosi tersebut dapat membuat Anda merasa lebih nyaman.

- Film memberikan perasaan lega. Menonton sesuatu yang menegangkan dapat melepaskan hormon stres di otak dan diikuti oleh dopamin yang menghasilkan perasaan senang.

Baca juga artikel terkait MENGENAL TERAPI FILM atau tulisan lainnya dari Fatimah Mardiyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Fatimah Mardiyah
Penulis: Fatimah Mardiyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo