Menuju konten utama

Mengenal Sisi Positif dan Negatif Kepribadian Orang Narsistik

Sifat narsistik memiliki sisi positif dan negatif. Bagaimana cara paling tepat menghadapi orang yang memiliki sifat narsistik?

Ilustrasi Tes Kepribadian. foto/istockphoto

tirto.id - Banyak orang sebal saat berhadapan dengan kenalan yang memiliki sifat narsistik. Sebab, mereka selalu merasa superior dan kerap punya ego tinggi sehingga mengalami masalah terkait hubungan sosial.

Menurut pakar psikologi, narsistik termasuk dalam sifat-sifat dalam kategori yang disebut sebagai dark triad. Dalam dark triad ada tiga sifat yang berperan ketika seseorang berperilaku jahat, yakni narsisme, machiavellianisme, dan psikopat.

Sementara dikutip dari Psychology Today, orang narsistik biasanya kerap mengagungkan dirinya secara ekstrem, egois, suka memanipulasi orang lain dan tidak mampu melihat dunia dari sudut pandang liyan. Perilaku narsistik ekstrem bahkan mengarah pada Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau kondisi gangguan kepribadian, jika konsisten dan berkelanjutan.

Sisi Positif dan Negatif Sifat Narsistik

Banyak orang narsistik berasal dari kalangan yang memiliki kekuasaan, kekayaan, kecerdasan, dan lainnya. Karenanya mereka selalu ingin dipuja. Namun, di balik sikapnya yang menyebalkan, orang dengan sifat narsistik juga memiliki motivasi yang tinggi dan tahan dengan tekanan.

Dilansir dari BBC, Dr Kostas Papageorgiou dari Queen’s University Belfast mengatakan, orang yang memiliki sifat narsistik tidak akan terpengaruh oleh penolakan. Mereka memiliki keinginan yang kuat atas perhatian sehingga menciptakan sebuah motivasi tinggi untuk mencapai tujuannya.

“Jika kita dapat meninggalkan moralitas sosial konvensional dan hanya berfokus pada apa yang berhasil, maka narsisme dapat terlihat seperti sifat yang sangat positif,” kata Kostas.

Dalam penelitiannya, Kostas dan timnya melibatkan 300 siswa SMP pemilik sifat narsistik di Italia. Dari penelitian itu, Kostas menemukan bahwa para partisipan cenderung mendapatkan nilai lebih tinggi dalam ujian jika dibandingkan dengan kapasitas kecerdasan mereka.

Menurut Kostas, hal ini dikarenakan ego dan kepercayaan diri mereka yang tinggi. Meskipun tidak pintar, mereka ulet dan tekun sehingga mereka berhasil mengungguli siswa lainnya.

Meskipun bisa mendapat respons negatif dari orang-orang di sekitarnya, kata Kostas, pemilik sifat narsistik juga memiliki kharisma dan menarik banyak teman jika mereka berhasil meraih prestasi.

Sedangkan menurut Marie Hartwell-Walker dalam analisisnya di Psychcentral, orang-orang yang memiliki sifat narsistik ektrem menutupi perasaan rendah dirinya dengan ego yang berlebihan. Mereka memiliki ketakutan untuk memperlihatkan kekurangannya ke orang lain, sehingga terus-menerus berharap mendapat pujian.

Adapun psikiater Laura Dabney M.D, seperti dilansir laman Self, berpendapat narsistik merupakan sikap yang digunakan sejumlah orang dengan gangguan kepribadian, untuk menutupi rasa sakit luar biasa yang membuat mereka malu atau merasa bersalah.

Sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Psychological Bulletin pada 2015 lalu menunjukkan bahwa pria cenderung menunjukkan sifat narsistik dibandingkan perempuan. Kesimpulan itu berdasarkan hasil studi selama 31 tahun yang melibatkan 470.846 partisipan. Para peneliti dalam studi tersebut meyakini perbedaan jumlah ini disebabkan budaya patriarki.

Sebab, budaya patriarki mengharapkan pria menjadi pemimpin secara alamiah. Dari pandangan ini, terbentuk pola pikir bahwa pria lebih berhak mendapatkan kekuasaan.

Cara Bijak Menghadapi Orang Narsistik

Orang dengan sifat narsistik bisa saja kita temui dalam kehidupan. Mereka bisa bos, rekan kerja, atau kenalan kita. Menyebalkan memang, mendengar mereka membanggakan diri, merendahkan orang lain, atau yang lebih buruk, merendahkan diri Anda.

Seorang psikolog sekaligus pengajar dari VIA Institute on Character, Ryan M. Niemic mengatakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi orang narsistik.

Di artikelnya yang rilis pada 2016 itu, Ryan menulis bahwa untuk menghadapi orang narsistik perlu perspektif kuat dalam melihat masalah.

"Anda tidak dapat mengendalikan atau mengubah orang lain, tetapi Anda dapat mengambil kendali atas diri sendiri. Saat seorang narsistik membawa Anda ke dunia dan perspektif mereka, pastikan diri Anda mengetahui satu hal, dia hanyalah satu dari 7,1 miliar orang di dunia ini. Untuk apa memberikan dia kuasa atas perasaan Anda?" Tulis Ryan.

Selain itu, menurut Ryan, yang juga perlu diingat adalah bahwa Anda memiliki kualitas kepribadian yang baik. Percayalah pada karakter Anda yang berkualitas. Pastikan Anda tidak terprovokasi atas perilaku toxic orang narsistik. Berhati-hati dan menjaga jarak dengan orang narsistik disarankan pula oleh Ryan.

Baca juga artikel terkait GANGGUAN KEJIWAAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom