Menuju konten utama

Mengenal Perbedaan Hari Anak Nasional, Internasional, dan Sedunia

Perbedaan Hari Anak Nasional, Internasional, dan Sedunia, dilihat dari sejarahnya.

Mengenal Perbedaan Hari Anak Nasional, Internasional, dan Sedunia
Ilustrasi anak belajar di alam. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Sementara itu, tanggal 20 November merupakan peringatan Hari Anak Sedunia, sementara 1 Juni diperingati sebagai Hari Anak Internasional. Apakah perbedaan di antara ketiganya?

Setiap negara dapat memperingati Hari Anak di tanggal yang berbeda. Misalnya saja Hari Anak di Amerika Serikat biasanya dirayakan pada hari Minggu kedua di bulan Juni. Sementara Indonesia menetapkan 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional.

Tradisi di Amerika dimulai ketika pada Minggu kedua bulan Juni tahun 1856 ketika Pendeta Dr. Charles Leonard, pendeta Gereja Penebus Universalis di Chelsea, Massachusetts, mengadakan layanan khusus untuk anak-anak.

Di Indonesia tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional sesuai keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984. Namun secara global, dalam setahun terdapat dua perayaan Hari Anak.

Sejarah Hari Anak Nasional

Peringatan hari anak di tanah air merupakan gagasan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani adalah organisasi kaum perempuan Indonesia yang embrionya tercetus sejak Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928, atau beberapa pekan setelah Sumpah Pemuda.

Kowani, yang diresmikan tahun 1946, dalam sidangnya pada 1951 memutuskan beberapa kesepakatan. Salah satunya, menurut artikel dalam Majalah Rona (1988), adalah mengupayakan penetapan Hari Kanak-Kanak Nasional.

Upaya tersebut ditindaklanjuti dengan digelarnya Pekan Kanak-Kanak pada 1952. Dalam kegiatan ini, anak-anak berpawai di Istana Merdeka dan disambut langsung oleh Presiden Sukarno.

Dalam Sidang Kowani di Bandung yang dihelat pada 1953, Pekan Kanak-kanak Indonesia dirumuskan lebih serius lagi. Kegiatan itu akan rutin dilaksanakan setiap pekan kedua bulan Juli, atau saat liburan kenaikan kelas. Rekomendasi ini disetujui oleh pemerintah.

Namun, penetapan itu dinilai tidak memiliki makna dan nilai historisnya karena tidak merujuk kepada tanggal atau momen tertentu. Maka, dalam Sidang Kowani di Jakarta pada 24-28 Juli 1964, muncul berbagai usulan mengenai kapan tepatnya peringatan untuk hari anak-anak di Indonesia.

Pada 1959, dikutip dari artikel “Mencari Jejak Hari Anak” tulisan Budi Setiyono dalam Historia.id (22 Juli 2018), pemerintah akhirnya menetapkan tanggal 1-3 Juni untuk memperingati hari anak di Indonesia, bersamaan dengan rangkaian peringatan Hari Anak Internasional pada 1 Juni.

Presiden Sukarno seringkali hadir dalam perayaan hari anak ini. Maka, atas usulan Kowani, tanggal 6 Juni ditetapkan sebagai Hari Kanak-Kanak Indonesia. Alasannya, selain bertepatan dengan hari lahir Bung Karno (1 Juni 1901), tanggal ini juga berdekatan dengan perayaan Hari Anak Internasional.

Persoalan timbul lagi setelah runtuhnya Orde Lama dan usainya kekuasaan Sukarno. Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto berusaha menghapus semua kebijakan yang lekat dengan rezim sebelumnya, termasuk mengenai peringatan Hari Kanak-Kanak Indonesia yang memang bertepatan dengan hari lahir Sukarno.

Dalam prosesnya, tanggal peringatan hari anak di Indonesia sempat beberapa kali mengalami perubahan. Hingga akhirnya, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 44/1984 yang memutuskan bahwa Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli.

Mengapa 23 Juli? Pemilihan tanggal ini diselaraskan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979. Peringatan HAN diselenggarakan dari tingkat pusat hingga daerah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang ramah anak

Sejarah Hari Anak Internasional

Sejak 1950, tanggal 1 Juni disepakati banyak negara sebagai The International Day for Protection of Children (Hari Internasional untuk Perlindungan Anak-anak).

Penetapan tersebut ditetapkan dalam Kongres Federasi Demokrasi Internasional Wanita di Moskow pada 4 November 1949. Hari Anak Internasional dirayakan di banyak negara di seluruh dunia untuk menghormati anak-anak dan meningkatkan kesadaran pada hak-hak anak.

Hari Anak Internasional dirayakan pada tanggal 1 Juni terutama di negara-negara seperti Rusia, Yugoslavia, serta beberapa negara Eropa, Afrika, Asia dan Amerika Latin lainnya.

Peringatan Hari Anak Internasional lazim disemarakkan dengan berbagai kegiatan seperti kontes, pertunjukan, liburan bersama anak, dan kegiatan lain untuk menyenangkan anak.

Di beberapa negara, seperti di Cape Verde, Laos dan Mongolia, Hari Anak Internasional dirayakan sebagai hari libur. Namun di Cape Verde hari ini disebut sebagai Hari Pemuda, sementara di Mongolia dikenal sebagai Hari Ibu dan Anak.

Sejarah Hari Anak Sedunia

Hari Anak Sedunia 2021 tahun ini diperingati pada tanggal 20 November. Pada tahun ini Hari Anak Sedunia menghadapi masalah baru terkikisnya hak-hak anak akibat pandemi COVID-19.

Hari Anak Sedunia pertama kali dicetuskan pada 1954 sebagai Hari Anak Universal. Setiap tanggal 20 November, Hari Anak diperingati untuk mengampanyekan kesadaran di antara anak-anak di seluruh dunia dan meningkatkan kesejahteraan anak.

Pada tanggal 20 November tahun 1959 Majelis Umum PBB membuat Deklarasi Hak-Hak Anak. Kemudian, 30 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 November tahun 1989, Majelis Umum PBB mendeklarasikan Konvensi Hak-Hak Anak.

Tahun berikutnya, 1990, Hari Anak Sedunia menjadi peringatan bagi Majelis Umum PBB saat mengadopsi Deklarasi dan Konvensi tentang hak-hak anak.

Melansir laman PBB, para ibu, ayah, guru, perawat, dokter, pemimpin pemerintahan, aktivis, tokoh agama, masyarakat sipil, korporat, media massa, kaum muda, dan anak-anak sendiri dapat memainkan peran penting dan menjadikan Hari Anak Sedunia momen untuk mewujudkan kesejahteraan anak.

Hari Anak Sedunia menawarkan kepada masing-masing orang untuk menginspirasi, mengadvokasi, mempromosikan dan merayakan hak-hak anak. PBB juga berharap masyarakat mengimplementasikan hak-hak anak ke dalam dialog dan tindakan yang membangun dunia lebih baik untuk anak-anak.

Peringatan Hari Anak Sedunia 2021 tahun ini menandai peringatan 31 tahun Konvensi Hak Anak. Konvensi Hak Anak menjabarkan komitmen global yang mengikat pada hak-hak yang melekat pada setiap anak perempuan dan laki-laki.

Pada konvensi tersebut perwakilan bangsa-bangsa bersatu dan berjanji kepada anak-anak dunia untuk mengakui keunikan anak-anak, dan berjanji untuk memberi mereka makanan, perawatan kesehatan, pendidikan dan perlindungan.

Sejak itu kemajuan di bidang kesejahteraan anak mulai nampak. Kematian anak-anak dan stunting global menurun drastis, jumlahnya lebih dari setengah persentase. Meski begitu hingga saat ini pekerjaan rumah tersebut belum juga rampung.

Jutaan anak masih menjadi korban perang, kemiskinan, mendapat diskriminasi, dan penyakit.

Bahkan United Nations Children's Fund (UNICEF), organisasi PBB yang memberi bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang, mengatakan bahwa permasalahan ini kian bertambah.

Tahun ini, pandemi COVID-19 mengakibatkan krisis hak-hak anak sehingga terdampak perubahan iklim, akses ke pendidikan dan kesehatan mental, hingga rasisme dan diskriminasi.

Baca juga artikel terkait HARI ANAK atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Yulaika Ramadhani