Menuju konten utama

Mengenal Omicron BA.4 dan BA.5 serta Risiko Penularannya

Berikut ini penjelasan mengenai Covid-19 varian omicron BA.4 dan BA.5 beserta risiko penularannya di Indonesia.

Mengenal Omicron BA.4 dan BA.5 serta Risiko Penularannya
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksin Hippindo SMESCO, Jakarta, Jakarta, Senin (7/3/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

tirto.id - Tampaknya, virus Covid-19 akan menjadi penyakit yang lazim dialami masyarakat sehari-hari. Dengan banyaknya varian yang muncul, tugas masyarakat adalah menguatkan kekebalan dan imun tubuh agar Covid-19 tidak membahayakan lagi. Saat ini, Indonesia dihadapkan lagi dengan varian Omicron baru, yaitu Omicron BA.4 dan BA.5.

Varian BA.4 pertama kali terdeteksi dari spesimen yang dikumpulkan pada 10 Januari 2022 di Limpopo, Afrika Selatan. Sejak saat itu, virus BA.4 menyebar di sebagian besar provinsi Afrika Selatan.

Selain itu, BA.5 juga pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, kali ini dari sampel yang dikumpulkan pada 25 Februari 2022 di KwaZulu-Natal, seperti dilansir pada VaccinesWork.

Dilansir Kementerian Kesehatan RI, varian Omicron BA.4 dan BA.5 mulai terdeteksi di Indonesia pada awal Juni 2022.

Hingga saat ini, sudah ada 4 WNI yang dinyatakan positif. Satu orang dinyatakan positif Covid-19 BA.4, dengan tidak mengeluarkan gejala apa pun. Untungnya, pasien tersebut sudah mendapatkan 2 kali vaksinasi.

Sedangkan untuk 3 orang lainnya, mereka terdeteksi BA.5, yang kesemuanya adalah pelaku perjalanan luar negeri.

Dua orang di antaranya tidak merasakan gejala, dan satu orang merasakan gejala ringan, yaitu sakit tenggorokan dan badan pegal-pegal.

Rata-rata dari orang yang terinfeksi varian baru tersebut adalah orang yang sudah melakukan vaksin booster atau vaksin ketiga.

Risiko Penularan Omicron BA.4 dan BA.5

Mengutip WebMD, Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemiripan dengan mutasi virus sebelumnya, yaitu BA.2.

Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 berpotensi kebal dari antibodi pada orang yang divaksinasi, serta lebih berisiko dibandingkan virus Covid-19 varian BA.2.

Mereka juga menemukan penurunan perlindungan bagi orang yang telah pulih dari infeksi Covid-19 varian omicron.

Akan tetapi, masih dikutip dari VaccineWoks, varian baru ini tidak akan menginfeksi lebih parah dibanding varian sebelumnya, terutama untuk orang yang sudah melakukan vaksinasi lengkap.

Pandemi Covid-19 per Juni 2022 ini sudah menunjukan grafik yang landai. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada 17 Mei 2022 lalu mengeluarkan aturan baru, yaitu sudah tidak diwajibkannya masker, bahkan di ruang publik terbuka.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa transisi Covid-19 dari pandemi menuju endemi terjadi saat masyarakat sudah sadar kesehatan. Hal itu bisa tercapai ketika masyarakat menerapkan protokol kesehatan pada diri dan keluarga. Upaya tersebut memerlukan edukasi dan penerapan secara bertahap.

Vaksinasi yang sudah dilakukan dan mudah didapat masyarakat menjadi salah satu alasan bergesernya status pandemi menjadi endemi.

Dilansir laman vaksinasi Kemenkes RI, per 13 Juni 2022 ini, 96.45% masyarakat Indonesia sudah mendapatkan vaksin dosis pertama.

Lebih lanjut, untuk vaksin kedua dan ketiga, angka vaksinasi sudah menyentuh 80.72% dan 22.93%.

Masyarakat Indonesia tidak boleh lengah dan harus tetap menjaga protokol kesehatan. Langkah yang dapat diambil untuk mengurangi penyebaran Covid-19 dapat dilakukan dengan menerapkan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan juga menjaga jarak.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fadhillah Akbar Zakaria

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Fadhillah Akbar Zakaria
Penulis: Fadhillah Akbar Zakaria
Editor: Abdul Hadi