Menuju konten utama

Mengenal Nikotin: Zat Berbahaya yang Ditemukan pada Rokok Tembakau

Nikotin merupakan zat berbahaya yang dapat ditemukan pada rokok terutama yang terbuat dari daun tanaman tembakau.

Mengenal Nikotin: Zat Berbahaya yang Ditemukan pada Rokok Tembakau
Ilustrasi Rokok. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Nikotin merupakan zat berbahaya yang dapat ditemukan pada rokok terutama yang terbuat dari daun tanaman tembakau. Walau mengandung banyak zat yang terbukti beracun, namun fakta menunjukkan bahwa Nicotiana tabacum, nama ilmiah nikotin, telah digunakan sejak ribuan tahun lalu.

Tak hanya digunakan sebagai rokok, daun tanaman tembakau di jaman Mesir kuno dipakai sebagai penyedap masakan, atau dikunyah dan dihisap aromanya dalam upacara adat kuno Aztec, Inca.

Nikotin merupakan zat adiktif yang membuat perokok mengalami kecanduan, dan akan sulit untuk menghentikan kebiasaan buruknya ini. Para peneliti sepakat bahwa Nikotin adalah salah satu zat adiktif yang berbahaya.

Merujuk laman Sanglah Hospital Bali, nikotin memiliki rumus kimia C10H14N2 yang termasuk senyawa organik alkaloid. Seperti yang tertera pada rumus kimianya, senyawa itu terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen serta oksigen. Sifat senyawa alkaloid adalah memberi stimulan pada tubuh orang yang mengonsumsinya. Nikotin termasuk yang efek stimulannya kuat, sama seperti senyawa alkaloid organik lain yakni kafein pada kopi.

Umumnya per 100 gram tembakau mengandung konsentrasi nikotin 5 persen, atau 8 – 20 mg per satu batang rokok. Jika seseorang menghisap 1 batang rokok, maka tubuh dapat menyerap 1 mg nikotin.

Cara nikotin terserap dalam tubuh manusia

Nikotin tidak saja terserap dalam tubuh manusia saat menghisap rokok atau melalui paru-paru saja, melainkan zat tersebut juga bisa terserap melalui kulit dan membran mukus (Mucous membranes) dalam mulut dan lapisan dalam hidung.

Setelah terserap dalam tubuh melalui 3 bagian tubuh tersebut, nikotin akan masuk ke sistem peredaran darah menuju otak. Kemudian nikotin diedarkan ke seluruh tubuh seiring mengalirnya darah.

Paling cepat nikotin tersebar melalui paru-paru atau pada proses pernapasan (inhalasi), dan masuk ke peredaran darah. Dalam paru-paru terdapat alveolus atau kantung kecil yang menjadi tempat pertukaran udara kotor dengan udara bersih yang dihirup. Pada saat pertukaran udara terjadi, nikotin pun ikut masuk dan ikut dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak.

Efek dari sampainya nikotin ke otak adalah memberi perasaan nyaman dan tenang serta rileks. Tak heran begitu satu batang rokok habis dihisap, maka perokok akan mencari satu batang lagi untuk mempertahankan rasa nyaman tersebut. Efek nikotin sangat cepat direspon otak yaitu hanya 5-15 detik saja sejak hisapan pertama.

Cara tubuh memproses nikotin

Nikotin yang masuk dalam tubuh akan diproses oleh beberapa organ tubuh pada saat proses metabolisme. Berikut ini bagaimana organ tubuh memperlakukan senyawa adiktif tersebut:

-Hati/hepar

Nikotin yang masuk ke organ hati lewat aliran darah, akan dicerna oleh enzim CYP2A6 dan diubah menjadi kotinin sejumlah 80 persen.

-Paru-paru

Di dalam paru-paru nikotin diubah menjadi kotinin dan nikotin oksida pada proses metabolisme.

-Ginjal

Kotinin yang masuk ke ginjal akan dikeluarkan bersama urine. Untuk dapat mengeluarkan nikotin yang sudah diubah menjadi kotinin dari tubuh, proses berlangsung 24 jam sejak perokok pertama menghisap rokoknya. Itu pun hanya setengah dari jumlah kotinin yang bisa dikeluarkan selama 24 jam usai merokok.

Proses metabolisme itu terjadi pada orang dengan kondisi sehat. Jika seseorang memiliki kelainan enzime CYP2A6 maka proses akan berjalan lama karena organ hati/hepar tidak efektif memproses nikotin. Akibatnya kadar nikotin akan jauh lebih besar di dalam darah.

Efek nikotin pada tubuh

Sebagai zat adiktif, nikotin akan memengaruhi kerja otak dan tubuh. Zat itu akan membuat seseorang merasa rileks dan enerjik serta bersemangat yang dikenal sebagai biphase efek. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap maka seseorang akan makin mudah kecanduan.

Nikotin yang ada dalam darah akan memicu produksi hormon adrenalin dan memblokade pelepasan hormon insulin. Akibatnya, detak jantung menjadi lebih cepat, tekanan darah meningkat, dan napas akan lebih berat dan cepat.

Adrenalin yang diproduksi berlebihan akan membuat tubuh melepas cadangan glukosa ke dalam darah. Insulin kemudian memerintah sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa yang disebut efek hyperglycaemic atau naiknya kadar gula darah. Akibatnya perokok kuat tidak makan berjam-jam dengan hanya menghisap rokok.

Perokok rentan mengalami serangan jantung dan stroke karena nikotin dalam darah memicu meningkatnya kadar kolesterol, dipicu oleh rusaknya pembuluh arteri.

Otak yang menerima terlalu banyak nikotin akan memerintahkan produksi zat endorphin lebih banyak. Endorphin merupakan senyawa protein yang disebut juga body’s natural pain killer, dapat membuat seseorang tidak mudah merasa sakit, rileks dan euforia atau senang berlebihan.

Baca juga artikel terkait NIKOTIN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani