Menuju konten utama

Mengenal Leptospirosis, Penyakit dari Air Kencing Tikus

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang disebarkan melalui urine dan darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. 

Mengenal Leptospirosis, Penyakit dari Air Kencing Tikus
Ilustrasi. Warga melintasi banjir yang menggenangi Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (1/2/2019). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Banjir yang disebabkan oleh tingginya curah hujan di sejumlah daerah di Indonesia berpotensi menyebabkan penyakit.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Anung Sugihantono mengatakan, air hujan atau banjir bisa menyebabkan penyakit zoonosis seperti Leptospirosis.

Lalu, apa itu penyakit Leptospirosis dan bagaimana cara pengobatan serta pencegahannya?

Melansir dari Healthline, Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans, yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.

Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa Leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi.

Hewan penular Leptospirosis paling banyak di Indonesia saat terjadi banjir adalah tikus.

Hewan-hewan pengerat ini turut menyelamatkan diri saat banjir tiba, namun ia meninggalkan kotoran dan air kencingnya yang kemudian bercampur dengan air banjir.

Leptospirosis biasanya menyebabkan gejala mirip flu ringan, seperti sakit kepala dan kedinginan.

Biasanya, penderita mulai menunjukkan tanda-tanda terinfeksi dalam 2 minggu, meski dalam beberapa kasus, gejala mungkin muncul selama sebulan atau bahkan tidak ada gejala sama sekali.

Namun, gejala yang dirasakan akan lebih parah jika bakteri menginfeksi beberapa organ tertentu seperti hati, ginjal, paru-paru, jantung dan otak.

Penyakit terparah yang ditimbulkan oleh bakteri leptospira ini adalah Weil, yaitu jenis infeksi bakteri yang menyebabkan kegagalan organ hingga berujung kematian.

Pengobatan yang diberikan dokter untuk seorang yang terkena Leptospirosis biasanya antibiotik dan obat nyeri seperti paracetamol.

Namun, jika terserang penyakit Weil, maka harus ada penanganan ekstra untuk menyembuhkannya.

Kemenkes menjelaskan langkah-langkah antisipasi untuk menghindari timbulnya penyakit Leptospirosis, yaitu.

1. Menghindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar kita.

2. Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka.

3. Gunakan alas kaki, misalnya sepatu anti air, bila terpaksa harus ke daerah banjir.

4. Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.

Melansir dari Webmd, beberapa upaya pencegahan Leptospirosis juga bisa dilakukan yaitu dengan menghindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihan air sebelum mengonsumsinya.

Jauhi binatang yang rentan terinfeksi bakteri, terutama tikus liar yang paling banyak membawa bakteri leptospira. Gunakan disinfektan bila perlu.

Gunakan pakaian yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira, serta bersihkan dan tutup luka dengan penutup tahan air agar tidak terpapar air yang terkontaminasi bakteri.

Mandi secepatnya setelah berenang dan selalu mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan.

Vaksinasi hewan piaraan atau ternak supaya terhindar dari Leptospirosis.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT LEPTOSPIROSIS atau tulisan lainnya dari Fahlemi Faradela

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fahlemi Faradela
Editor: Yandri Daniel Damaledo