Menuju konten utama

Mengenal Kirab Manten dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa

Kirab manten berarti pasangan pengantin berjalan bersama diringi oleh sekelompok orang menuju suatu tempat.

Mengenal Kirab Manten dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Presiden Joko Widodo sekeluarga turun dari kereta kencana saat akan melaksanakan prosesi ijab dan resepsi pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Rabu (8/11/2017). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

tirto.id - Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, akan melangsungkan pernikahan dengan Erina Gudono pada 10 Desember 2022 mendatang.

Pernikahan keduanya pun akan berlangsung selama dua hari di dua kota yang berbeda. Akad nikah rencananya akan diselenggarakan pada Sabtu, 10 Desember 2022, di Yogyakarta. Sementara tasyakuran pernikahan akan dilaksanakan di Solo pada Minggu, 11 Desember 2022.

Kaesang dan Erina memilih melangsungkan pernikahan dengan menggunakan adat Jawa. Artinya, akan ada sejumlah prosesi yang harus mereka jalani sebagai pasangan pengantin, salah satunya adalah kirab manten atau kirab pengantin.

Melansir Antara, Jokowi sempat mengungkapkan bahwa Kaesang dan Erina akan melaksanakan kirab manten di Solo, tepatnya dari Loji Gandrung ke Pura Mangkunegaran.

Apa itu kirab manten?

Kirab berarti berjalan bersama-sama atau beriringan layaknya sebuah pawai. Kirab manten berarti pasangan pengantin berjalan bersama diringi oleh sekelompok orang menuju suatu tempat.

Melansir buku Pengantin Solo Putri & Basahan, tradisi kirab sudah ada sejak zaman dulu dan biasa dilakukan oleh keluarga keraton. Pada keluarga keraton atau kerajaan, kirab manten biasanya dilakukan dalam bentuk pawai atau arak-arakan kebesaran dengan cara mengelilingi lingkungan keraton.

Sedangkan bagi masyarakat umum saat ini, tradisi kirab manten diwujudkan dalam bentuk prosesi mengantar pengantin ke pelaminan. Jadi, pasangan pengantin akan berjalan diiringi oleh kedua orang tua masing-masing serta rombongan kerabat yang lain dan diantar masuk ke ruang resepsi hingga duduk di kursi pelaminan.

Di dalam ruang resepsi, umumnya para tamu undangan sudah hadir dan menunggu untuk melihat datangnya pasangan pengantin. Karena itu proses kirab manten ini pun biasanya berlangsung sangat megah dengan iringan musik tradisional khas Jawa sehingga pengantin jadi pusat perhatian semua orang.

Urutan kirab manten dalam pernikahan adat Jawa

Rombongan dalam kirab manten tidak bisa sembarangan orang. Dalam tradisi Jawa, ada ketentuan tersendiri dalam rombongan yang mengiringi pengantin saat prosesi kirab.

Kirab manten umumnya dipimpin oleh seorang cucuk lampah. Detailnya, berikut urutan rombongan dalam prosesi kirab manten:

  • Cucuk lampah (1 orang)
  • Satrio sakembaran (2 orang perjaka)
  • Patah sakembaran (2 gadis kecil)
  • Putri domas (4, 6, atau 8 remaja putri)
  • Pasangan pengantin
  • Ibu dari kedua mempelai
  • Ayah dari kedua mempelai
  • Saudara kandung pengantin wanita (beserta pasangannya bila sudah menikah)
  • Saudara kandung pengantin pria (bersama pasangannya bila sudah menikah)
Cucuk lampah adalah pemimpin barisan dalam prosesi kirab manten, yaitu orang yang berjalan paling depan dan bertugas membuka jalan bagi pasangan pengantin dan rombongan di belakangannya.

Selain membuka jalan, cucuk lampah juga nantinya menuntun sekaligus mendudukkan kedua mempelai ke kursi pelaminan.

Satrio sakembaran atau satrio kembar adalah dua orang pemuda perjaka. Keduanya harus memiliki tinggi yang sama dan berusia sekitar 16-18 tahun.

Patah sakembaran adalah dua gadis kecil berusia sekitar 5-7 tahun yang biasanya dirias secara khusus. Kedua anak perempuan ini berjalan beriringan sambil membawa kipas. Terkadang juga membawa keranjang bunga melati untuk ditaburkan di sepanjang jalan selama kirab berlangsung.

Putri domas adalah remaja putri yang belum menikah dan berjalan beriringan dalam jumlah genap, bisa 4, 6, atau 8 orang. Berdasarkan informasi dari laman Kemdikbud, putri domas ini juga biasanya melakukan tabur bunga selama prosesi kirab manten.

Makna kirab manten dalam pernikahan adat Jawa

Dalam pernikahan keluarga keraton atau kerajaan, kirab manten dilakukan untuk memperkenalkan pasangan pengantin kepada masyarakat umum. Kirab juga merupakan bentuk ungkapan terima kasih atas doa-doa baik yang sudah diberikan kepada mempelai.

Saat kirab manten, pengantin akan berkeliling di lingkungan keraton dan disambut oleh masyarakat sekitar. Karena itu prosesi ini pun menjadi simbol kedekatan antara keluarga kerajaan dengan rakyatnya.

Pada pernikahan masyarakat umum, maknanya juga tak jauh berbeda. Kirab manten adalah ajang memperkenalkan mempelai pada khalayak ramai. Pasalnya, prosesi ini juga menjadi momen awal bagi para tamu undangan untuk melihat pasangan pengantin sebelum keduanya duduk di pelaminan.

Selain itu, kirab manten juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada pasangan pengantin yang akan menjadi raja dan ratu sehari.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari