Menuju konten utama

Mengenal Istilah dalam Fotografi, dari Aperture hingga ISO

Mengenal istilah Aperture, ISO, Shutter Speed, Exposure Triangle, White Balance hingga Long Exposure dalam dunia fotografi.

Mengenal Istilah dalam Fotografi, dari Aperture hingga ISO
Ilutrasi Lensa Kamera. foto/istockphoto

tirto.id - Fotografi kian diminati banyak orang mulai dari anak muda hingga orang tua. Namun, bagi Anda yang ingin menekuni lebih dalam mengenai fotografi, ada baiknya untuk gunakan perangkat kamera pada umumnya seperti DSLR atau mirrorless.

Selain agar lebih terlihat profesional, menggunakan DSLR atau mirrorless juga dapat meningkatkan skill fotografi Anda karena banyaknya fitur pengaturan yang ada pada perangkat tersebut.

Ada pula beberapa istilah pada fotografi yang perlu diketahui guna memberikan hasil foto yang lebih baik dan membuat Anda lebih mahir dalam menekuni fotografi.

Istilah-istilah ini juga biasanya berkaitan erat dengan sejumlah fitur pada perangkat kamera tersebut, misalnya rule of thirds yang diambil dari fitur grid untuk menentukan posisi terbaik pada objek dalam foto, sebagaimana ditulis laman Photography Life.

Viewfinder yang berarti jendela bidik untuk meninjau ketajaman, posisi dan mengukur tingkat keakuratan pada objek sebelum dipotret. Selengkapnya, berikut beberapa istilah pada fotografi yang perlu diketahui.

Aperture (Bukaan)

Aperture merupakan istilah yang paling sering disebut. Ini berkaitan erat dengan ukuran bukaan untuk menerima cahaya yang dapat memasuki kamera.

Diukur dalam f-stops, yang merupakan rasio dari panjang fokus dibagi dengan ukuran pembukaan. Semakin kecil f-stop semakin lebar bukaannya, misal f 1/8 lebih lebar dari f 2/8.

Shutter Speed

Shutter speed adalah fitur yang mengatur waktu bukaan masuknya cahaya ke dalam lensa. Semakin pendek waktu rana terbuka, semakin sedikit juga gerakan yang dapat terjadi selama pengambilan gambar.

Hal ini lah yang menjadikannya opsi untuk mendapatkan gambar semakin fokus. Tapi sayangnya, kelemahan dari shutter speed yang begitu cepat juga membuat kurangnya cahaya pada gambar yang dihasilkan.

ISO

Pengaturan pada ISO menjadi sangat penting dalam fotografi. Sebab, dengan pengaturan ini dapat membuat sebuah gambar menjadi sangat terang atau pun sebaliknya.

Pengunaan ISO yang tinggi untuk menyesuaikan shutter speed agar tidak banyak gerakan mungkin pilihan yang tepat. Tapi perlu diingat, semakin tinggi ISO, semakin banyak noise yang akan muncul pada gambar.

Dengan kata lain ISO sangatlah sensitif terhadap cahaya sehingga perlu digunakan dalam kondisi yang sesuai. ISO diukur dalam angka yang biasanya dituliskan 100, 200, 400, 800, 1600 dan sebagainya.

Exposure Triangle

Dilansir dari Android Authority, setelah mengetahui tiga hal diatas, kita akan mengenal dengan exposure yang sering berkaitan dengan penggunan aperture, shutter speed dan ISO tersebut.

Ketiga aspek ini sangat penting dan saling berkesinambungan satu sama lain. Ketika ingin gunakan aperture rendah otomatis cahaya yang masuk berkurang sehingga perlu menambah waktu rana (shutter speed) agar cahaya yang dihasilkan lebih banyak.

Sementara, ISO memiliki fungsi pendukung untuk menambah sedikit cahaya atau menguranginya ketika shutter speed dan aperture sudah tak bisa lagi berikan cahaya yang cukup.

Overexposure dan Underexposure

Ketika sudah mengetahui exposure maka akan muncul dua istilah ini. Overexposure berarti gambar yang dihasilkan terlalu terang atau kelebihan cahaya sehingga nampak seperti bersinar.

Sementara underexposure merupakan istilah yang merujuk pada kondisi sebaliknya yaitu gambar cenderung gelap atau terlalu gelap hingga hanya terlihat seperti gambar hitam saja.

White Balance

Istilah ini mengacu pada efek warna yang dihasilkan pada foto. Sumber cahaya yang berbeda akan memancarkan suhu warna yang bervariasi, berkisar dalam spektrum antara oranye dan biru.

Dengan mengubah pengaturan white balance akan membantu dalam menemmukan keseimbangan antara warna-warna tersebut dengan warna hijau dan magenta agar menghasilkan gambar yang lebih natural.

Long Exposure

Ketika kecepatan rana (shutter speed) berada dalam waktu yang lamban, itu berarti dianggap sedang memotret dengan teknik long exposure. Batas kecepatan rana untuk "long exposure" sebenarnya fleksibel, dan tidak terlalu penting.

Salah satu alasan utama untuk memotret foto dengan long exposure adalah hal itu dapat mengaburkan objek bergerak cepat pada satu frame yang terkadang juga digunakan untuk gerakan lambat.

Phase-detection AF

Phase-detection AF merupakan teknologi yang merujuk pada kecepatan autofocus. Biasanya teknologi ini telah dibekali di kebanyakan kamera tipe DSLR.

Teknologi memungkinkan kamera dengan cepat dapat mengukur konvergensi dua sinar cahaya untuk membawa gambar atau objek ke titik fokus yang telah ditentukan.

Contrast-detection AF

Istilah ini juga merujuk pada teknologi kecepatan autofocus pada kamera. Bedanya, contrast-detection AF lebih sering ditemukan pada kamera jenis mirrorless.

Teknologi ini menggunakan sensor gambar untuk mengukur titik kontras tertinggi dalam menentukan fokus. Sehingga membuat autofocus menjadi lambat terutama di ruangan dengan cahaya yang rendah.

Focal Length

Focal Length merupakan istilah yang mengacu pada ukuran untuk jarak zoom yang dapat dihasilkan oleh sebuah lensa kamera. Biasanya focal length dituliskan dalam satuan milimeter, demikian ditulis Creative Live.

Baca juga artikel terkait FOTOGRAFI atau tulisan lainnya dari Adrian Samudro

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Adrian Samudro
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Yantina Debora