Menuju konten utama

Mengenal Konsep Integrasi Nasional, Contoh, dan Faktor Pembentuknya

Konsep integrasi nasional penting diterapkan untuk mewujudkan persatuan bangsa. Untuk mewujudkannya, perlu dipahami lebih dulu terkait syarat dan faktornya.

Mengenal Konsep Integrasi Nasional, Contoh, dan Faktor Pembentuknya
Penari menyambut kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno (kiri) didampingi Bupati Kabupaten Dairi Eddy Keleng Ate Berutu (kedua kiri) saat mengunjungi Kampung Ulos Silahi Sabungan, Dairi, Sumatera Utara, Jumat (19/2/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Integrasi nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menyatukan masyarakat majemuk di suatu negara. Sebab, syarat terciptanya integrasi nasional salah satunya adalah kemajemukan masyarakat.

Konsep integrasi nasional harus dipahami secara sungguh-sungguh agar upaya penyatuan dan peleburan ini bisa berjalan dengan baik. Tujuan integrasi nasional adalah untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghindari perpecahan antar-masyarakat.

Lantas, apa hakikat dan pengertian integrasi nasional? Anda bisa memahami konsep integrasi nasional melalui penjelasan di bawah ini.

Hakikat Integrasi Nasional

Secara umum, integrasi nasional dipahami sebagai proses penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Dalam bahasa inggris, integrasi nasional disebut dengan national integration. Integration berarti, kesempurnaan atau keseluruhan. Kata tersebut berasal dari bahasa latin yaitu integer 'utuh' atau 'menyeluruh'.

Dengan demikian, pengertian integrasi secara etimologis dapat dimaknai sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.

Sementara itu, nation berarti bangsa sebagai bentuk persekutuan yang terdiri dari dari sekelompok orang dengan latar belakang yang berbeda.

Sekelompok orang tersebut hidup dalam suatu wilayah di bawah satu kekuasaan politik yang sama. Perbedaan dan kemajemukan inilah yang diupayakan untuk disatukan melalui integrasi nasional.

Maka, dapat disimpulkan secara antropologi bahwa pengertian integrasi nasional adalah proses penyesuaian dengan unsur-unsur kebudayaan yang berbeda untuk mencapai suatu keselarasan fungsi dalam masyarakat.

Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

Dikutip dari modul Pendidikan Kewarganegaraan, faktor pembentuk integrasi nasional terdiri atas dua hal yaitu faktor pendorong dan faktor pendukung. Berikut ini penjelasan dua faktor pembentuk integrasi nasional.

Faktor pendorong integrasi nasional

  • Adanya jiwa dan semangat gotong-royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.
  • Penggunaan Bahasa Indonesia.
  • Adanya semangat persatuan, dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.
  • Adanya kepribadian, dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
  • Adanya jiwa dan semangat dan gotong royong, solidaritas dan toleransi keagamaan yang kuat.

Faktor pendukung integrasi nasional

  • Faktor sejarah membangun rasa senasib, dan seperjuangan.
  • Garuda Pancasila, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan ideologi nasional.
  • Seperti yang telah dinyatakan dalam Sumpah Pemuda, integrasi nasional memiliki sikap dan keinginan yang kuat untuk kembali bersatu di dalam kalangan bangsa Indonesia.
  • Terdapat ancaman dari luar yang menyebabkan adanya persatuan.
  • Membangun semangat nasionalisme di masyarakat Indonesia.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Tidak hanya faktor pendukung, terdapat pula faktor penghambat integrasi nasional yaitu:

1. Masyarakat Indonesia beraneka ragam

Keragaman masyarakat Indonesia, mulai dari suku, agama, ras, dan golongan lainnya, berpotensi menjadi penghambat integrasi nasional. Semakin banyak perbedaan dalam masyarakat, semakin sulit integrasi nasional diterapkan. Oleh karenanya, keberagaman tersebut akan menjadi tantangan bagi masyarakat dan negara.

2. Wilayah Indonesia yang Luas

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Tidak hanya itu, Indonesia juga dipisahkan lautan luas.

Wilayah negara Indonesia yang begitu luas dapat menghambat integrasi nasional.

3. Kuatnya Paham Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan pemahaman yang fanatik kepada suku bangsa lain di luar diri seseorang. Sikap ini berpotensi menimbulkan terjadinya disintegrasi bangsa alias perpecahan.

Dia akan menganggap bahwa budayanya lebih baik dari budaya lain. Keragaman suku dan budaya di Indonesia, menguatkan adanya kemungkinan bahwa bangsa Indonesia akan lebih sulit bersatu karena adanya paham etnosentrisme.

4. Tidak Meratanya Pembangunan

Ketimpangan pembangunan yang terjadi di suatu negara juga mampu menjadi ancaman integrasi nasional. Di Indonesia, misalnya, tidak semua wilayah mendapatkan porsi pembangunan yang sama.

Wilayah Jawa dan Indonesia bagian barat dapat dikatakan lebih maju pembangunannya ketimbang wilayah Indonesia timur.

Ketidakpuasan terkait tidak meratanya pembangunan akan berpotensi menghambat integrasi nasional.

5. Budaya Asli Mulai Tergerus

Kuatnya pengaruh budaya asing saat ini, yang cenderung bertentangan dengan kepribadian bangsa, membuat budaya asli di Indonesia mulai tergerus. Hal itu dapat terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Syarat Integrasi Nasional

Syarat integrasi nasional ada lima, berdasarkan rangkuman sumber dari buku Pembelajaran PPKn Kelas X (2020) dan Modul Mata Kuliah Kewarganegaraan Universitas Udayana (2017). Berikut ini lima syarat terciptanya integrasi nasional:

  1. Adanya rasa senasib seperjuangan
  2. Adanya ideologi nasional
  3. Adanya sikap, tekad, dan keinginan untuk bersatu di masyarakat
  4. Terciptanya konsensus tentang norma dan nilai sosial
  5. Adanya jiwa dan rasa semangat bergotong-royong

Bagaimana Contoh Perwujudan Integrasi Nasional di Indonesia?

Contoh integrasi nasional bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan masyarakat atau sekolah. Berikut ini beberapa contoh integrasi nasional dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Aturan tentang seragam sekolah, bertujuan menyamakan kedudukan siswa yang berasal dari latar belakang ekonomi berbeda-beda.
  2. Pelaksanaan gotong royong yang tidak membedakan perbedaan agama, ras, atau apapun lainnya, dalam praktiknya.
  3. Akulturasi dan asimilasi budaya daerah tertentu ke dalam kultur masyarakat lain.
  4. Toleransi beragama berupa penghormatan terhadap praktik ibadah agama lain.
  5. Upaya bendera setiap senin yang bertujuan memperkuat nasionalisme siswa sekolah meskipun berasal dari latar belakang berbeda-beda.

Baca juga artikel terkait INTEGRASI NASIONAL atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Fadli Nasrudin