Menuju konten utama

Mengenal Fitur Baru Twitter untuk Redam Hoaks: Baca Sebelum Berbagi

Fitur ini dapat memantik literasi media dan meredam reaksi spontan pengguna yang berpotensi bikin hoaks menjadi viral.

Mengenal Fitur Baru Twitter untuk Redam Hoaks: Baca Sebelum Berbagi
Ilustrasi twitter. FOTO/freestocks.org

tirto.id - Dalam upaya memperlambat penyebaran hoaks dan mendorong penggunanya untuk membaca artikel terlebih dahulu sebelum membagikannya, Twitter kini memperluas uji coba fitur read before you retweet ke pengguna iOS.

Sebelumnya, sebagaimana dikutip dari Antara, Twitter telah terlebih dahulu menguji coba fitur ini untuk pengguna Android pada bulan Juni.

Dari hasil pengujian sebelumnya, Twitter mengklaim pengguna benar-benar membaca konten terlebih dahulu sebelum membagikannya. Melalui akun resminya, @TwitterSupport, Twitter mengumumkan rencana untuk memperluas fitur ini ke beberapa pengguna iOS.

"Kami melihat hasil yang menjanjikan dari fitur ini, jadi kami memperluas pengujian ke iOS," twit @TwitterSupport.

Pengguna yang akan menjadi bagian dari uji coba tersebut akan menjumpai notifikasi "ingin membacanya terlebih dahulu" yang muncul saat mencoba me-retweet atau mengutip twit tanpa membuka tautan yang disertakan.

"Berbagi artikel dengan Retweet atau Quote Tweet? Jika Anda belum membaca artikelnya, kami akan bertanya apakah Anda ingin membukanya terlebih dahulu," kata Twitter.

Twitter mengklaim fitur tersebut berhasil mendorong pengguna membuka artikel sebelum membagikannya. Khususnya, pengguna Android membuka 40 persen lebih banyak artikel saat melihat pertanyaan tersebut. Demikian pula dengan jumlah orang yang membaca konten terkait sebelum me-retweet naik 33 persen selama uji coba.

“Artikel mudah menjadi viral di Twitter. Terkadang, ini bagus untuk berbagi informasi, tetapi juga dapat merusak wacana, terutama jika orang belum membaca apa yang mereka Tweet", kata Direktur Manajemen Produk Twitter Suzanne Xie, dikutip TechCrunch.

TheVerge melansir motivasi Twitter mengembangkan fitur tersebut untuk membantu mempromosikan diskusi sesuai substansi. Terkadang, judul sering kali tidak menceritakan keseluruhan cerita dan bahkan dapat menyesatkan.

Dengan fitur tersebut Twitter mendesak penggunanya untuk setidaknya membaca artikelnya terlebih dahulu sebelum mereka membagikannya.

Fitur ini dapat memantik literasi media dan meredam reaksi spontan pengguna yang berpotensi bikin hoaks menjadi viral.

Baca juga artikel terkait TWITTER atau tulisan lainnya dari Septiany Amanda

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Septiany Amanda
Penulis: Septiany Amanda
Editor: Ibnu Azis