Menuju konten utama
Edukasi

Mengenal Cara Budidaya Bawang Merah: Syarat Tumbuh dan Tahapannya

Berikut ini adalah penjelasan soal syarat tumbuh agar bawang merah dapat tumbuh dengan baik dan tahapan budidayanya.

Mengenal Cara Budidaya Bawang Merah: Syarat Tumbuh dan Tahapannya
Petani membersihkan bawang merah usai dipanen di Desa Salu Dewata, Kecamatan Anggeraja, Enrekang, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2019). ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/ama.

tirto.id - Bawang merah adalah salah satu jenis bawang yang memiliki nama latin Allium ascalonic Liliaceae. Untuk membudidaya tanaman ini, terdapat beberapa syarat dan langkah yang musti diperhatikan dan dilakukan.

Dalam keseharian, bawang merah biasanya dikonsumsi sebagai bumbu masak. Selain itu, ternyata jenis bawang ini juga dipakai oleh masyarakat untuk menurunkan suhu badan. Dengan begitu, manfaat bawang merah juga dapat disebut sebagai “obat alami”.

Menurut catatan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, terungkap bahwa bawang merah sudah lama dibudidayakan petani. Akan tetapi, permasalahan terkait budidaya tanaman ini masih saja ditemukan.

Oleh karena itu, penanam bawang musti memperhatikan syarat agar bawang bisa tumbuh sesuai keinginan. Lantas, apa saja syarat agar bawang merah dapat tumbuh dan tahapan budidayanya?

Syarat Tumbuh Bawang Merah

Sesuai habitatnya, bawang merah lebih cocok ditanam di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dari kisaran ketinggian tersebut, pertumbuhan yang optimal akan dicapai bawang merah ketika ditanam pada ketinggian 0-450 mdpl.

Selain ketinggian, jenis bawang-bawangan memerlukan penyinaran matahari dengan minimal persentase 70 persen.

Lalu, suhu udara untuk pertumbuhan berada di kisaran 25 sampai 32 derajat celcius dengan kelembapan nisbi sebesar 50-70 persen.

Memperhatikan syarat kondisi di atas, maka agroklimatologi (ilmu iklim untuk bertani) perlu digunakan. Kendati tidak mengetahui ilmu tersebut, petani dapat membudidaya dengan melihat kondisi kesesuai ketinggian, suhu, penyinaran, dan kelembapan nisbi melalui penjelasan sebelumnya.

Melengkapi penjelasan tersebut, bawang merah ternyata akan bertumbuh baik jika ditanam pada musim kemarau. Dengan kondisi panas namun tetap ada air untuk pengairan, bawang akan tumbuh di lahan yang sudah disiapkan.

Untuk itu, struktur tanah yang dibutuhkan harus remah dengan tekstur sedang hingga tinggi. Sedangkan terkait pengairannya, bawang merah memerlukan drainase dan aerasi yang sesuai serta mengandung zat organik yang cukup.

Selain itu, tanah yang baik juga diklaim berjenis aluvial murni atau yang sudah dicampur dengan Glei-Humus dan Latosol. Lebih jelasnya, tanah harus berada di pH netral dengan skala 5,6 sampai 6,5.

Tahapan Budidaya Bawang Merah

Dalam proses budidaya bawang merah, ada beberapa hal yang musti diperhatikan sebagai urutan langkahnya, dimulai dari persiapan lahan, benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama, waktu panen, sampai masa pasca panen.

Berikut penjelasan untuk masing-masing langkahnya:

1. Persiapan lahan

Pada proses penyiapan lahan, ada petani yang menanam bawang merah di lahan bekas padi atau lahan kering. Keduanya memiliki prosedur persiapan yang berbeda.

Untuk tanah bekas lahan padi, kita harus membuat bedengan selebar 1,75 sentimeter dengan lebar parit 40—50 sentimeter dan kedalaman parit 50—60 sentimeter.

Sedangkan untuk lahan kering, petani musti membajak atau mencangkul tanah hingga 20—30 sentimeter. Kemudian, petani harus membuat bedengan-bedengan yang memiliki lebar sebesar 1—1,2 meter dengan tinggi 25 sentimeter.

Dari keduanya, panjang bedeng dapat dibuat sesuai dengan lahan yang petani miliki. Selain itu, persiapan lahan ini juga musti memperhatikan tingkat pH tanah. Jika ternyata kurang dari syarat tumbuh, maka harus diberi dolomit atau kaptan untuk meningkatkan pH-nya.

2. Benih

Setelah mengetahui cara menyiapkan lahan untuk menanam bawang merah, pemilihan bibit yang tepat juga menjadi penentu keberhasilan tanam. Di antara banyaknya jenis, varietas yang dianjurkan adalah Bima Brebes, Super Philipin, Pikatan, Pancasona, Mentes, Kuning, Kramat-1, dan Kramat 2.

Selain varietas, tingkat keberhasilan pertumbuhan juga dinilai dari umur tanaman, lebih tua akan lebih baik. Lebih tepatnya, bibit harus cukup umur dan terlihat segar, tidak keriput, sehat, serta berwarna cerah.

3. Penanaman dan pemupukan

Seperti halnya persiapan lahan, penanaman dan pemupukan juga dibedakan berdasarkan jenis lahan yang dipakai. Untuk penanaman di bekas lahan padi, diperlukan pupuk dasar ketika h-3 sebelum penanaman bawang merah.

Lalu, dilanjutkan dengan pupuk susulan I yang diberikan pada hari ke-10 sampai 15 setelah tanam. Terakhir, diberikan lagi pupuk susulan II setelah bawang merah mencapai umur 30 hari.

Sedangkan untuk lahan kering, diperlukan pupuk dasar, kompos, dan pupuk buatan ketika h-3 penanaman. Setalah itu, pemupukan lanjutan I dan 2 dilakukan seperti yang dijelaskan pada penjelasan lahan padi.

4. Pemeliharaan

Dalam proses penanaman, tentu pemeliharaan juga perlu diperhatikan. Selain memberikan pupuk, perjalanan bawang merah untuk bisa dipanen pada waktunya ini memerlukan kondisi air dan cuaca yang sesuai.

Lantaran cuaca tidak dapat dikendalikan, maka pemberian air dan pembuatan kedalaman yang sesuai dapat dijadikan solusinya.

Jika keadaan kering, tanaman bawang merah harus diberi air yang cukup. Lalu, jika sedang musim hujan, pastikan kondisi air tidak dapat merendam tanaman agar tidak terjadi pembusukan.

5. Pengendalian Hama atau OPT

Dalam proses budidaya bawang merah, hama atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT) memiliki potensi menghilangkan hasil panen sebesar 26 sampai 32 persen.

Angka ini terbilang banyak dan menimbulkan kerugian jika terjadi. Oleh karena itu, ada beberapa cara untuk mengendalikan hama tersebut. Berikut ini daftarnya:

  • Pengendalian teknis/penggunaan musuh alami hama: misal predator, patogen, dan parasitoid.
  • Pengendalian mekanis: melakukan pemotongan pada daun yang tertempel hama.
  • Menggunakan bio-pestisida: menggunakan zat penghilang hama yang ramah terhadap tanaman.
  • Menggunakan pestisida selektif: menggunakan zat penghilang hama yang baik jika diberikan sesuai takaran, jenis, dan pengaplikasiannya.

6. Panen dan Masa Setelah Panen

Tanaman bawang merah bisa dipanen ketika usianya sudah 60—70 hari. Kisaran umur tersebut, daun akan merebah dan warnanya mulai berubah menjadi kekuningan.

Agar tidak busuk ketika dipindahkan ke gudang, bawang merah harus dipanen ketika cuaca cerah dan tanah sedang dalam keadaan kering.

Selesai memanen, bawang merah harus diikat batangnya dan pembudidaya juga harus melakukan proses pengeringan, sekitar 1 sampai 2 minggu di bawah sinar matahari atau di ruangan khusus bersuhu 25-30 derajat.

Baca juga artikel terkait BUDIDAYA SAYURAN atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Maria Ulfa