Menuju konten utama

Mengenal Cabang Ilmu Antropologi: Budaya hingga Arkeologi

Mengenal cabang ilmu Antropologi, budaya, etnologi, hingga Arkeologi.

Mengenal Cabang Ilmu Antropologi: Budaya hingga Arkeologi
Ilustrasi Ilmu Antropologi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Antropologi dipahami sebagai ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mengamati aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.

Secara umum, antropologi dibedakan menjadi antropologi biologi, dan antropologi budaya.

Menurut Koentjaraningrat, sosok yang kerap dianggap sebagai bapak Antropologi Indonesia, ruang lingkup dan batas lapangan perhatian kajian antropologi dibagikan berdasarkan perkembangan antropologi di Amerika.

Dikutip dari modul Ruang Lingkup Ilmu Antropologi terbiran UT, setidaknya ada lima pertimbangan yang difokuskan dalam kajian antropologi. Pertama, perihal sejarah dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara evolusi, dan dipandang dari segi biologi.

Kedua, perihal sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari aspek fisiknya. Ketiga, perihal perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam fenomena kebudayaan di dunia.

Keempat, perihal sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia.

Kelima, perihal asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di dunia.

Cabang-cabang Antropologi

Cabang dari antropologi adalah antropologi budaya, dan antropologi biologi. Antropologi biologi terbagi dalam paleontropologi, dan antropologi fisik.

Sedangkan antropologi budaya dibagi menjadi prasejarah, arkeologi, etnolinguistik, dan etnologi. Berdasarkan pengkategorian tersebut, Koentjaraningrat merinci lagi ke dalam beberapa cabang ilmu.

Etnologi memiliki dua cabang ilmu yaitu, antropologi diakronik atau etnologi (etnhonology, dan antropologi sinkronik atau antropologi sosial (social anthropologi).

Infografik SC cabang cabang ilmu antropologi

Infografik SC cabang cabang ilmu antropologi. (tirto.id/Fuad)

Berikut ini, pembahasan dari uraian di atas:

1. Antropologi biologi

Antropologi biologi menelaah hal-hal yang berhubungan dengan sisi biologis manusia. Terkadang, beberapa subdisiplin menyebut antropologi budaya dengan istilah lama yaitu antropologi fisik.

Antropologi fisik cenderung menekankan pada pengetahuan terkait anatomi komparatif. Komparatif atau perbandingan tersebut itu, meliputi hubungan antara spesies manusia, dan primat yang lebih tinggi.

Hal itu seperti, simpanse dengan gorilla. Kemudian, hubungannya dengan manusia dan nenek moyangnya.

Hal tersebut seperti, Homo erectus dengan australopithecus africanus. Komparasi anatomi ras-ras tersebut, saat ini semakin berkurang karena bidang genetika manusia semakin moderen.

Dikutip dari modul perkembangan berkelanjutan mata pelajaran Antropologi SMA, genetika manusia berkembang secara cepat bersamaan dengan aspek demografi, dan ilmu forensik. Ilmu forensik, umunya difokuskan untuk proses hukum.

- Paleontropologi

Paleontropologi merupakan ilmu bagian yang menelisik perihal asal usul atau proses terjadinya evolusi manusia.

Proses tersebut dilakukan dengan cara meneliti sisa-sisa tubuh manusia yang telah membantu.

-Antropologi fisik

Antropologi fisik dipahami sebagai bagian dari ilmu antropologi yang mengupayakan penjelasan dari suatu pengertian terkait sejarah kehadiran manusia di bumi.

2. Antropologi budaya

Menurut kajian antropologi budaya, manusia adalah satu-satunya mahluk yang berbudaya. Sehingga, tidak ada manusia yang tidak mempunyai budaya.

Akal budi yang dimiliki manusia, membuatnya mampu menguasai alam. Hal ini karena, manusia tidak mengandalkan nalurinya.

Keberhasilan manusia untuk mengendalikan alam, menjadi penyebab terbentuknya sebuah budaya.

Budaya yang dibentuk oleh manusia dipelajari, bukan diwariskan secara biologis. Antropologi budaya bertugas menelaah kebudayaan manusia yang tersebar di seluruh permukaan bumi ini.

- Prasejarah

Dalam konteks ilmu antropologi, prasejarah adalah masa ketika belum ada peninggalan-peninggalan sejarah dalam bentuk bahasa tulis.

Sehingga, batas antara sejarah dan pra sejarah adalah adanya peninggalan sejarah berupa tulisan.

Sementara kondisi masyarakat yang hidup pada masa lampau, dan belum mengenal tulisan, disebut sebagai zaman pra aksara.

Berdasarkan catatan dalam Handout Antropologi milik Daniel Fernandez (2018), manusia diperkirakan hidup sejak 800.000 tahun silam.

Kemudian, kehidupan manusia dibagi ke dalam dua fase. Dua fase tersebut meliputi, fase sebelum mengenal bahasa tulis atau pra aksara, dan fase sesudah mengenal bahasa tulis.

Batas antara kedua fase tersebut berbeda-beda di setiap negara. Di Mesir, manusia telah mengenal bahasa tulis sejak 6000 tahun silam.

Sementara di Minoa tepatnya di pulau Kreta, manusia sudah mengenal bahasa tulis sejak 5000 tahun silam. Sama halnya dengan Yemdet Nasr di Irak. Yemdet Nasr di Irak adalah kebudayaan Harappa-Mohenjodaro di India.

Sedangkan batas prasejarah di Indonesia kira-kira sejak abad ke-5 M. Beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di pedalaman Papua terisolasi sehingga tidak mengenal bahasa tulis secepat daerah-daerah lainnya.

Aspek pra sejarah, erat kaitannya dengan aspek arkeologi. Dengan bantuan arkeologi, maka peneliti mampu menganalisa budaya di suatu kelompok masyarakat.

- Arkeologi

Ilmu arkeologi mampu menganalisa budaya masyarakat prasejarah. Namun, para arkeolog tidak hanya menalaah benda-benda peninggalan prasejarah sajah.

Para arkeolog juga menelaah banyak peninggalan masyarakat setelah mengenal bahasa tulis.

Beberapa sumber arkeologi yang penting adalah, sumber tertulis, seperti prasasti. Kemudian, artefak atau perkakas, seperti senjata, dan alat-alat dapur. Lalu, bangunan seperti megalith, candi, istana, dan sebagainya.

- Etnolinguistik

Menurut ilmu antropologi, salah satu ciri dari manusia yang berbudaya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk berbicara atau berbahasa.

Akan tetapi, seorang arkolog bernama Prof. Teuku Yacob meragukan bahwa pithecanthropus erectus sudah mempunyai kebudayaan.

Hal tersebut, dibuktikan dengan adanya penemuan bahwa fosil pithecanthropus erectus tidak memiliki daerah artikulasi.

Daerah artikulasi dimulut merupakan daerah pembentukkan bahasa. Sehingga pithecanthropus erectus belum bisa disebut sebagai manusia yang memiliki kebudayaan.

Antropolohi linguistik atau etnolinguistik dipahami sebagai studi tentang bahasa-bahasa manusia. Linguistik tersebut merupakan deskripsi suatu bahasa, dan sejarah bahasa-bahasa.

Studi linguistik mampu mengetahui lebih baik terkait pendapat orang tentang diri manusia sendiri, dan tentang dunia sekitarnya.

- Etnologi

Etnologi merupakan bagian dari antropologi budaya yang berupaya untuk memahami pengertian terkait dasar-dasar kebudayaan manusia.

Upaya tersebut dilakukan dengan cara mempelajari kebudayan dalam kehidupan manusia dari sebanyak mungkin suku bangsa.

Suku bangsa tersebut tersebar di seluruh muka bumi, baik pada masa lalu ataupun masa sekarang. Pembahasan terkait etologi dibagi menjadi dua aliran. Dua aliran tersebut meliputi, diakronik atau etnologi (etnhonology), dan antropologi sinkronik atau antropologi sosial (social anthropologi).

Pertama, diakronik merupakan aliran yang menekankan pada bidang diakroning. Bidang diakronis adalah aliran yang sifatnya berkelanjutan sesuai dengan berjalannya waktu.

Tujuan diakronis ialah, mencari pengertian terkait sejarah perkembangan suatu negara. Kedua, sinkronik merupakan aliran yang menekankan pada bidang sinkronik.

Sinkronik aliran yang sifatnya bersamaan dalam satu waktu. Tujuan sinkronik adalah mencari asas persamaan dalam masyarakat yang beragam.

Baca juga artikel terkait ILMU ANTROPOLOGI atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo