Menuju konten utama

Mengenal 9 Jenis Penyakit Degeneratif dan Pencegahannya

9 jenis penyakit degeneratif dan pencegahannya, dari diabetes militus hingga rheumatoid arthritis.

Mengenal 9 Jenis Penyakit Degeneratif dan Pencegahannya
Ilustrasi Kanker Tulang Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit degeneratif. foto/IStockphoto

tirto.id - Penyakit degenaratif adalah masalah kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ tubuh memburuk, penyakit kronis ini erat kaitannya dengan penuaan.

Namun, bisa dicegah atau dikurangi risikonya dengan melakukan sejumlah cara.

Ketua Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed memaparkan bahwa penyakit degeneratif menjadi momok bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang memasuki usia 30 tahun ke atas.

Penyakit-penyakit tersebut antara lain hipertensi atau tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol total yang tinggi, diabetes melitus, dan asam urat yang tinggi.

Semua penyakit tersebut termasuk dalam sindrom metabolik.

Dilansir laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Republik Indonesia (Yankes Kemkes RI) penyakit degenaratif disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain adalah efek langsung dari penggunaan tubuh normal hingga gaya hidup tidak sehat.

Sebagian besar penyakit degenaratif bisa disembuhkan, namun ada beberapa kasus yang tidak dapat disembuhkan.

Namun, demikian pengobatan yang tepat dapat meringankan gejala yang dialami penderita.

Jenis dan Cara Pencegahan Penyakit Degeneratif

Berdasarkan buku Penyakit Degenaratif oleh IP Suiraoka, terdapat sembilan daftar jenis penyakit degenaratif. Berikut ini adalah penjelasan dan cara pencegahannya.

1. Diabetes militus

Ilustrasi Diabetes

Ilustrasi Diabetes. foto/istockphoto

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan.

Hiperglikemia, atau gula darah yang meningkat, merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah.

Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya diabetes mellitus adalah melakukan modifikasi gaya hidup, diantaranya menurunkan berat badan, latihan fisik dan mengurangi konsumsi lemak dan kalori.

2. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Ilustrasi Darah Tinggi

Ilustrasi Darah Tinggi. foto/istockphoto

Peningkatan tekanan dalam arteri yang berlanjut dan menetap disebut tekanan darah tinggi. Dalam istilah kedokteran disebut hipertensi yang artinya tekanan tinggi dalam arteri.

Tekanan darah dinyatakan tinggi bila tekanan sistolik adalah 140 mmHg atau lebih secara terus menerus, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih secara terus menerus atau keduanya.

Semakin lama tekanan yang berlebihan pada dinding arteri dapat merusak banyak organ vital dalam tubuh.

Organ utama yang paling dipengaruhi hipertensi adalah pembuluh arteri, jantung, otak, ginjal dan mata.

Cara terbaik untuk menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengadopsi pola hidup sehat seperti aktif berolah raga, mengatur diet (rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh) serta mengupayakan perubahan kondisi (menghindari stress dan mengobati penyakit).

3. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah suatu kondisi di mana dinding arteri menebal sebagai akibat dari akumulasi bahan lemak seperti kolesterol.

Ini adalah sindrom yang memengaruhi pembuluh darah arteri, respon inflamasi kronis pada dinding arteri, yang disebabkan sebagian besar oleh akumulasi sel darah putih makrofag dan dipromosikan oleh low-density lipoprotein (plasma protein yang membawa kolesterol dan trigliserida) tanpa pengangkatan yang cukup dari lemak dan kolesterol dari makrofag oleh fungsional high density lipoproteins (HDL).

Untuk mencegah aterosklerosis dapat dilakukan dengan menjaga pola makan gizi seimbang, makan makanan yang dapat menurunkan kadar kolesterol, menjaga tetap melakukan aktivitas fisik/berolah raga, mengelola stres, berhenti merokok, menjaga tekanan darah, gula darah dan berat badan tetap normal.

4. Penyakit jantung

Ilustrasi Sakit Jantung

Ilustrasi Sakit Jantung. (FOTO/iStockphoto)

Penyakit jantung adalah kelas penyakit yang melibatkan pembuluh jantung atau darah (arteri dan vena).

Penyakit jantung mengacu pada setiap penyakit yang mempengaruhi sistem kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit nomor satu yang menjadi penyebab kematian di dunia.

Langkah-langkah untuk mencegah penyakit kardiovaskular meliputi :

  • Diet rendah lemak, serat tinggi termasuk biji-bijian dan banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi sehari)
  • Diet tinggi sayuran dan buah
  • Berhenti merokok dan menghindari perokok pasif
  • Membatasi konsumsi alkohol untuk batas harian yang direkomendasikan
  • Tekanan darah lebih rendah, jika tinggi, melalui penggunaan obat antihipertensi
  • Menurunkan lemak tubuh (BMI) jika kelebihan berat badan atau obesitas
  • Meningkatkan aktivitas harian sampai 30 menit olahraga berat per hari sedikitnya lima kali per minggu.
  • Menurunkan stres psychosocial.
5. Kanker

Ilustrasi Sel Kanker

Ilustrasi Sel Kanker. Foto/iStockphoto

Kanker adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal, yaitu multiplikasi dan menyebar.

Upaya pencegahan penyakit kanker dapat dilakukan dengan memulai hidup sehat serta menghindari faktor risikonya. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :

  • Menghindari polusi udara, air dan makanan baik di rumah, lingkungan sekitar, kantor dan sebagainya.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat hidup untuk mencegah infeksi.
  • Memperbaiki konsumsi makanan sehari-hari.
  • Menambah porsi sayuran dan buah-buahan sampai 400 – 800 gr per hari (vitamin, mineral, antioksidan dan komponen bioaktif inti kanker)
  • Mengurangi konsumsi sumber karbohidrat
  • Menghindari pencemaran dan penggunaan bahan kimia pada makanan.
  • Menjaga berat badan ideal.
6. Penyakit stroke

Ilustrasi Stroke

Ilustrasi Stroke. foto/IStockphoto

Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian sel-sel daraf neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak.

Secara spesifik hal itu terjadi karena terhentinya aliran darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan. Gangguan saraf/kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak mana yang terkena.

Deteksi dini terhadap adanya aterosklerosis pada stadium dini sulit dilakukan. Namun yang penting dilakukan adalah mendeteksi ada tidaknya faktor risiko, sebelum seseorang mengalami kelainan pembuluh darah.

Tujuan upaya pencegahan penyakit stroke adalah untuk menurunkan kejadian penyakit, kecacatan dini dan kematian, sehingga dapat memperpanjang hidup dengan kualitas yang memadai.

Pencegahan dibagi atas dua kategori yaitu pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer dilakukan pada mereka yang masih sehat dan belum pernah mengalami penyakit stroke.

Sedangkan pencegahan sekunder, dilakukan terhadap mereka yang sudah pernah mengalami penyakit stroke.

Pencegahan primer meliputi:

  • Menghindari kegemukan
  • Menghindari stress
  • Menghindari minum alkohol dan obat yang memiliki efek buruk pada pembuluh darah
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Mengurangi asupan lemak, kolesterol dan garam yang dikonsumsi secara berlebihan
  • Mengendalikan gula darah dan kadar lemak darah (dislipidemia)
  • Mengobati penyakit seperti : Hipertensi, Diabetes mellitus, penyakit jantung/aterosklerosis
  • Berolah raga secara teratur, minimal 3 kali seminggu
Pencegahan sekunder meliputi:

  • Mengobati penyakit-penyakit yang diderita yang merupakan risiko timbulnya stroke seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung.
  • Mengatasi dislipidemia dengan diet rendah lemak
  • Berhenti merokok
  • Menghindari konsumsi alkohol
  • Mengatasi kegemukan (obesitas)
  • Menghindari dan mengobati hiperurisemia
  • Mencegah terjadinya polisitemia (jumlah sel darah merah yang tinggi)
  • Menghindari stres
  • Mengatasi keadaan depresi
  • Menggunakan obat-obatan (stroke iskemik)
7. Osteoporosis

Ilustrasi osteoporosis

Ilustrasi osteoporosis. FOTO/iStockphoto

Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang, ini paling sering ditemukan pada masyarakat berkembang terutama pada wanita tua pasca menopause.

Menurut definisi WHO osteoporosis adalah gangguan tulang dengan ciri penipisan tulang dan gangguan arsitektur tulang yang berdampak tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Mencegah osteoporosis harus dimulai sejak usia muda, karena kepadatan tulang terbentuk secara maksimal pada usia 20-35 tahun dan kemudian stabil sampai menopause.

Pada masa pembentukan tulang tersebut tubuh harus memperoleh zat-zat gizi yang cukup, melakukan olahraga secara teratur dan menghindari faktor penyebab osteoporosis.

8. Gout dan hiperurisemia

Asam Urat

Ilustrasi asam urat. Getty Images/iStockphoto

Penyakit Gout (pirai) yang tergolong kedalam salah satu penyakit arthritis merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme purin.

Gangguan tersebut menyebabkan tingginya kadar asam urat di dalam darah yang selanjutnya mudah mengkristal akibat metabolisme purin yang tak sempurna.

Kurang lebih 20-30% penyakit gout terjadi akibat kelainan sintesa purin dalam jumlah besar dan sekitar 75% gout terjadi akibat kelebihan produksi asam urat tetapi pengeluarannya tak sempurna.

Penyakit gout ini merupakan salah satu penyakit yang sulit untuk dicegah, tetapi beberapa faktor pencetusnya dapat dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya protein). Usaha pencegahan yang terbaik adalah dengan makan tidak berlebihan.

Jika sudah terlanjur menderita gangguan asam urat maka sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang dapat memperburuk keadaan, Misalnya dengan membatasi makanan tinggi purin dan memilih makanan yang rendah purin.

9. Rheumatoid arthritis

Ilustrasi arthritis

Ilustrasi arthritis. FOTO/iStockphoto

Rheumatoid arthritis (RA) adalah gangguan kronis, inflamasi sistemik yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi.

Proses ini melibatkan suatu respons inflamasi dari kapsul sekitar sendi (sinovium) sekunder pembengkakan (hiperplasia) sel sinovial, cairan sinovial berlebih, dan pengembangan jaringan fibrosa (pannus) di sinovium.

Patologi dari proses penyakit sering menyebabkan penghancuran tulang rawan artikular dan ankilosis (fusi) dari sendi.

Rheumatoid arthritis juga dapat menghasilkan peradangan difus di paru-paru, membran di sekitar jantung, selaput paru-paru, dan putih mata, dan juga lesi nodular, yang paling umum dalam jaringan subkutan.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan mengurangi faktor risiko seperti mengatasi obesitas, melakukan aktivitas fisik, mengontrol faktor metabolik seperti asam urat, lemak dan gula darah.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT DEGENERATIF atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno