Menuju konten utama

Mengapa Perempuan Mengalami Menstruasi dan Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi biasanya akan berlangsung antara 21 hingga 35 hari, lantas mengapa perempuan mengalami menstruasi?

Mengapa Perempuan Mengalami Menstruasi dan Siklus Menstruasi
Ilustrasi menstruasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim melalui vagina yang terjadi karena luruhnya dinding rahim bagian dalam, yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel telur.

Proses menstruasi ini dapat terjadi karena sel telur pada organ reproduksi perempuan tidak dibuahi oleh sperma, lantas hal ini menyebabkan endometrium atau lapisan dinding rahim menebal dan luruh, serta akan mengeluarkan darah melalui saluran reproduksi.

Dilansir dari laman Medical News Today, secara umum, menstruasi biasanya berlangsung sekitar 3 hingga 7 hari. Haid atau menstruasi ini akan berhenti ketika seseorang hamil, sehingga perempuan yang mengalami menstruasi berarti seseorang tersebut tidak hamil.

Menstruasi terjadi karena siklus menstruasi dan siklus menstruasi ini biasanya akan berlangsung antara 21 hingga 35 hari.

Panjang siklus seseorang, durasi periode mereka, dan hari mereka berovulasi tentu akan sangat bervariasi pada setiap orang. Meski begitu, pada sebagian perempuan, ada pula yang siklus menstruasinya tak teratur, bahkan ada yang tak rutin sebulan sekali mengalami menstruasi, walaupun ia sedang tidak hamil.

Saat menstruasi terjadi biasanya akan terjadi naik turunnya hormon, seperti estrogen dan progesteron.

Sementara itu, kesuburan atau masa subur perempuan akan memuncak kira-kira di tengah siklus dengan ovulasi, yaitu saat ovarium melepaskan sel telur. Hal ini menyebabkan lapisan rahim menebal sebagai persiapan untuk kemungkinan terjadinya kehamilan. Jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur, rahim melepaskan lapisan ini, dan siklus dimulai lagi.

Penyebab menstruasi tidak teratur

Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan Syafriani Tanjung mengatakan, siklus menstruasi atau haid yang tidak teratur umumnya disebabkan oleh faktor penyakit pada rahim, hormonal dan lingkungan.

"Terdapat dua faktor yang menyebabkan siklus tersebut tidak normal. Pertama adalah kelainan organ atau penyakit, dan kedua dari non-organ seperti hormonal dan faktor lingkungan," kata dr. Syafriani yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) seperti dilansir dari Antara.

Lebih lanjut, kelainan organ yang dimaksud adalah ketika dari rahim perempuan sudah ada kelainan yang menyebabkan haid terganggu. Misalnya saja myoma, kista, polycystic ovary syndrome (PCOS), polip, kanker, dan adenomyosis.

"Sehingga, penting untuk melakukan konsultasi bersama dokter kandungan untuk melakukan USG dan penanganan yang sesuai," kata Syafriani.

Ia juga mengatakan, sedangkan dari sisi non-organ, menstruasi yang tidak teratur terjadi ketika rahimnya normal, tidak memiliki kelainan, tapi siklus haid terganggu. Misalnya saja hormonal, stres, aktivitas, dan makanan. Meski lebih mudah dikelola dibandingkan faktor sebelumnya, perempuan perlu pandai mengelola kegiatan dan stres agar siklus haid tetap berjalan normal.

"Salah satu yang berpengaruh adalah asupan makanan, ini sangat berkaitan dengan kelangsungan haid normal. Diet ketat atau pola makan yang salah dan berlebihan akan mempengaruhi siklus periodik ini," ujar dia.

Selain itu, Syafriani juga mengatakan bahwa perempuan tidak perlu khawatir jika terjadi nyeri pada saat menstruasi. Menurutnya, nyeri haid yang tidak mengganggu aktivitas harian adalah normal.

Namun, jika setiap bulannya harus mengonsumsi obat pereda nyeri dan memerlukan perawatan lebih lanjut, Syafriani menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan di rumah sakit.

Cara mengatasi menstruasi yang tidak teratur

Dokter Syafriani yang berpraktik di Rumah Sakit Medistra ini mengatakan, terdapat hal-hal sederhana yang bisa dilakukan perempuan agar siklus menstruasinya normal. Syafriani menyarankan, dari segi makanan sebaiknya perempuan mengonsumsi makanan sehat dan menghindari junk food atau gorengan.

"Hindari gorengan, junk food. Makan lah makanan sehat dengan memperbanyak sayur, buah, dan makanan yang mengandung protein serta antioksidan. Misalnya saja tempe, yang mengandung protein super sehat serta estrogen alami. Kelola makanan sehat dengan penyajian yang baik," papar Syafriani.

Selain itu, olahraga teratur juga menjadi gaya hidup yang baik bagi perempuan. "Tidak perlu olahraga yang berat, asal teratur. Misalnya saja jalan kaki selama 15 menit setiap harinya. Olahraga teratur akan menyeimbangkan hormon dalam tubuh, metabolisme membaik, dan lemak juga terbakar," jelas dia.

Baca juga artikel terkait MENSTRUASI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya