Menuju konten utama

Mengapa Alex Oxlade-Chamberlain Penting untuk Liverpool?

Dalam dua pertandingan terakhir di Premier League, Liverpool gagal mencetak gol. Lini tengah mereka kemudian menjadi sorotan.

Mengapa Alex Oxlade-Chamberlain Penting untuk Liverpool?
Bendera sudut stadion Anfield dibingkai sebelum dimulainya pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris, di, Liverpool, Inggris, Rabu, 29 Januari, 2019. AP Photo / Jon Super

tirto.id - “Luka ini masih terasa sejak kejadian itu,” kata Steven Gerrard, mantan kapten Liverpool, kepada Henry Winter, jurnalis The Times. “Aku tidak yakin apakah itu bisa sembuh karena aku tidak bisa mengubah pengalaman.”

Gerrard saat ini sudah menjadi pelatih Glasgow Rangers, salah satu tim dengan sejarah besar dalam sepakbola Skotlandia. Ia menikmati hari-harinya di klub itu, sebagaimana dulu saat masih menjadi kapten Liverpool, dan sedang berjalan ke arah yang benar untuk mengembalikan nama besar Rangers.

Namun, saat membicarakan peluang Liverpool untuk menjadi juara Premier League musim ini, ia tak bisa lupa dengan kesalahan yang ia lakukan pada 27 April 2014 silam. Di Anfield, pada pukul 2.35 waktu setempat, saat Liverpool menghadapi Chelsea, ia terpeleset dan membuat Demba Ba, penyerang Chelsea, bisa dengan mudah menjebol gawang Liverpool.

Liverpool kalah 0-2. Gelar juara Premier League yang sudah begitu dekat dengan Liverpool pun menguap di udara.

Kesalahan itu terus menghantui Gerrard, barangkali sampai ia menjadi hantu nanti. Meski demikian, Gerrard yakin bahwa kegagalannya membawa Liverpool menjadi juara Premier League waktu itu tidak akan kembali diulangi oleh Liverpool yang sekarang.

Alasan Gerrard: Liverpool yang sekarang jauh lebih bagus. Ia dipimpin oleh Jürgen Klopp, seorang pelatih karismatik yang memiliki gairah luar biasa. Selain itu, kedatangan Alisson Becker dan Sergio van Dijk membuat mereka tambah kuat, sementara Sadio Mané, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah adalah jaminan mutu di lini depan.

Kalau tidak sekarang, kapan lagi?

Memang, akhir-akhir ini Liverpool mengalami kemunduran. Dalam enam pertandingan terakhir di Premier League mereka hanya menang dua kali dan empat kali bermain imbang. Selain itu, kreativitas mereka jauh menurun, tak mampu mencetak sebiji gol pun dalam dua pertandingan terakhir.

Namun, pendapat Gerrard itu ada benarnya: Liverpool memang tim yang bagus. Dan kembali bugarnya Alex Oxlade-Chamberlain setelah mengalami cedera panjang bisa menjadi harapan untuk memperbaiki kreativitas yang mampat sekaligus menguatkan harapan untuk meraih gelar liga.

Pasalnya, karakter mantan pemain Arsenal tersebut sangat cocok dengan gaya konservatif Liverpool yang diterapkan oleh Klopp akhir-akhir ini.

Lini Tengah Miskin Kreativitas

Menurut hitung-hitungan Tom Clarke, analis The Times, gaya konservatif Liverpool akhir-akhir ini dapat dilihat dari komposisi pemain tengahnya. Dalam dua pertandingan terakhir, saat tandang ke markas Manchester United dan Everton, Klopp senang memainkan Jordan Henderson, Fabinho, dan Giorgino Wijnaldum.

Alasan Klopp tentu dapat dimengerti: ketiganya bagus dalam bertahan. Mereka sejauh ini sudah bermain bersama dalam tiga pertandingan dan Liverpool tak pernah kalah. Sayangnya, dalam menyerang, trio pemain tengah tersebut sangat bermasalah.

Mereka bertiga jarang melakukan penetrasi, baik melalui umpan maupun melalui pergerakan. Menurut Whoscored, soal umpan, rataan umpan kunci tiga pemain tersebut tak mencapai satu kali dalam setiap laga–rataan umpan kunci Henderson bahkan hanya mencapai 0,3 kali.

Selain itu, rataan dribel mereka dalam setiap pertandingan juga tidak mencapai satu kali dalam setiap laga.

Dari sana, Salah, Firmino, dan Mané tidak mendapatkan dukungan dari lini kedua. Saat menyerang, lini tengah dan lini depan seperti terputus. Alhasil, saat Fabinho, Henderson, dan Wijnaldum dimainkan bersama sebagai pemain tengah, Liverpool hanya mampu mencetak satu gol dalam pertandingan.

Klopp sebetulnya bisa mengakali dukungan dari lini kedua dengan memainkan Xherdan Shaqiri di lini tengah. Namun, saat Liverpool masih bermain konservatif, pilihan itu mungkin tidak akan ia ambil, mengingat Shaqiri jelek dalam bertahan. Tanpa counter-pressing, keseimbangan permainan Liverpool terancam terganggu dengan adanya Shaqiri.

Lantas, bagaimana dengan Alex Oxlade-Chamberlain?

Masih menurut Tom Clarke, berbeda dengan Shaqiri, Chamberlain adalah pemain tengah yang sangat cocok terhadap gaya konservatif Liverpool yang sekarang. Kemampuannya dalam bertahan tak seburuk Shaqiri. Dan, dibandingkan dengan Shaqiri, ia juga mempunyai lebih banyak hal yang bisa ditawarkan.

Clarke setidaknya melihat kemungkinan itu kala Liverpool bertanding melawan Manchester United.

“Seorang pemain seperti Chamberlain, jenis pemain yang bisa meledak dari lini yang dalam, dapat secara tiba-tiba mengubah serangan sekaligus menjadi pembeda. Salah satu momen terbaik Liverpool di pertandingan ini terjadi ketika Joel Matip tiba-tiba menyerang dari lini tengah Manchester United,” tulis Clarke.

Analisis Clarke itu memang tepat sasaran. Sebagai pemain tengah, Chamberlain terbiasa melakukan penetrasi dari lini tengah. Ia cepat dan mempunyai kemampuan dribel ciamik. Musim lalu, ia rata-rata melakukan 1,3 kali dribel sukses bersama Liverpool.

Selain itu, mantan pemain tengah Arsenal tersebut juga pandai menciptakan peluang. Kemampuannya dalam melakukan umpan terobosan tidak dimiliki oleh Henderson, Wijnaldum, serta Fabinho–bahkan oleh Shaqiri. Musim lalu, ia rata-rata menciptakan 1,1 umpan kunci, yang sebagian besar terjadi karena umpan-umpan terobosannya.

Dengan kemampuannya yang seperti itu, Liverpool tentu akan mendapatkan keuntungan saat Chamberlain kembali bugar. Lini depan Liverpool akan mendapatkan dukungan kreativitas dari lini kedua dan pergerakan Chamberlain juga bisa mengganggu konsentrasi pemain bertahan lawan.

Itu artinya: Liverpool bisa tetap tajam meski mereka bermain dengan cara konservatif.

Chamberlain sendiri besar kemungkinan bisa kembali bermain pada musim ini. Dilaporkan The Times, Setelah mengalami cedera lutut hampir selama satu tahun karena tekel yang dilakukan oleh Aleksandar Kolarov, Chamberlain rencananya akan kembali tampil saat Liverpool U-23 bertanding melawan Derby Country, Jumat (8/3/2019).

Jika ia mampu melewati pertandingan itu dengan baik-baik saja dan ia dapat segera menemukan performa terbaiknya, Liverpool jelas patut berbahagia.

Bagaimanapun, tenaga Chamberlain sangat dibutuhkan untuk mengejar gelar liga yang sudah amat lama dinantikan.

Baca juga artikel terkait PREMIER LEAGUE atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Rio Apinino