Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Menerka Pesan Politik di Balik Sanjungan Prabowo kepada Jokowi

Tindakan Prabowo berkali-kali menyanjung Jokowi tidak lepas dari motif politik. Prabowo berharap dapat endorse dari Jokowi.

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Komandan Upacara Brigjen TNI Yusuf Ragainaga mengecek kesiapan pasukan pada upacara penetapan Komponen Cadangan Tahun Anggaran 2021 di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (7/10/2021). ANTARA FOTO/HO/Indonesia Defense Magz/pras/rwa.

tirto.id - Ada hal menarik dalam sikap Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto beberapa hari terakhir. Pria yang sempat berkompetisi dengan Presiden Jokowi dalam Pemilu 2014 dan 2019 itu menyanjung Jokowi serta proses pemerintahannya.

Setidaknya ada tiga momen Prabowo menyanjung Jokowi. Pertama, saat acara Silaturahmi Nasional PPAD TNI AD di Sentul, Bogor, Jumat (5/8/2022). Kala itu, Prabowo mengingatkan bahwa dirinya adalah rival politik Jokowi dua kali dalam Pemilu 2014 dan 2019. Akan tetapi, ia menilai Jokowi adalah orang yang bekerja keras untuk Indonesia.

“Saudara tahu, kan, saya ini lawannya Pak Jokowi, betul? Dua kali, tapi setelah saya masuk kabinet, saya anak buah beliau, tapi saya jadi saksi, saya lihat beliau salah satu pimpinan Indonesia yang paling keras kerjanya, saya nggak tahu energinya di mana, kurus begitu,” kata Prabowo.

Prabowo juga menyanjung kembali Jokowi dalam membentuk kabinet. Ia bercerita kepada mantan atasannya yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa kabinet yang dibentuk Jokowi sejalan dengan pikirannya jika menjadi presiden.

“Pak Luhut saksi, saya dan beberapa menteri waktu saya masuk kabinet, saya lihat ruangan itu hari-hari pertama saya masuk kabinet, saya cerita bang seandainya saya kemarin jadi presiden, mukanya hampir sama kabinet saya," kata Prabowo.

Prabowo pun menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Jokowi sudah benar. Ia menilai langkah pembangunan Indonesia sudah tepat. Ia juga bersyukur bisa merapat ke pemerintahan Jokowi.

We are on the right track. Kita menuju apa yang harus kita sampai dan saudara-saudara. Benar kita negara kaya, tapi bagaimana kita memanage, bagaimana kita kelola kekayaan itu. Alhamdulillah kita lihat. Inilah bukti bahwa keputusan saya untuk bergabung sama Presiden Joko Widodo ternyata keputusan saya tidak salah," kata Prabowo.

Saat Rapimnas Partai Gerindra, Sabtu (13/8/2022) pun Prabowo kembali menyanjung Jokowi. Ia mengapresiasi Jokowi yang mengajak lawan untuk menjadi kawan. Setelah masuk pemerintahan, Prabowo kagum dengan sikap Jokowi yang memperhatikan rakyat.

“Setelah di dalam pemerintah, saya melihat dari dekat. Beliau pemikirannya untuk rakyat kecil. Beliau bukan tentara, tapi di bawah pemerintahan beliau memberikan anggaran terbesar bagi republik ini. Kita harus akui yang benar itu benar," kata Prabowo.

Prabowo menerangkan bahwa banyak negara mulai mengalami kehancuran, sementara Indonesia tetap bertahan. Ia pun bercerita bahwa keputusannya masuk ke pemerintahan Jokowi adalah hal yang benar.

“Lihat dengan mata hati yang terang. Saya melihat, saya mengalami, dan saya harus melaporkan kepada kalian. Bahwa saya bergabung saat itu adalah keputusan yang benar," kata Prabowo.

Prabowo bercerita pengalaman sebagai menteri pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Prabowo mendapat amanah mengelola anggaran Kementerian Pertahanan yang besar. Selama menjadi menteri, Prabowo bersaksi keluarga Jokowi tidak cawe-cawe dalam dunia pertahanan.

“Selama saya tiga tahun jadi menhan tidak ada titipan dari beliau. Tidak ada saudara, anak atau apa yang menitipkan beliau. Seorang pemimpin wajar kalau bukan penerusnya diberi kesempatan asal jiwanya merah putih," kata Prabowo.

Terbaru, usai sidang tahunan di Gedung DPR-MPR, Selasa (16/8/2022), Prabowo menyanjung kabinet Jokowi. Ia menganalogikan dengan keberadaan tim sepak bola untuk membuktikan kuatnya kerja sama tim dalam kabinet. Hal itu disampaikan Prabowo saat ditanya soal kinerja Kementerian Pertahanan.

“Saya kira kalau kita obyektif, kita lihat hampir semua kementerian berprestasi. Kita ini satu tim," kata Prabowo usai sidang tahunan, Selasa (16/8/2022).

“Saya senang pakai analogi tim sepakbola. Jadi kalau kita mau berhasil harus kerja sama dan saya kira pemerintah kita sudah buktikan kita teamwork-nya, kerja sama yang bagus, kepemimpinan yang bagus," tutur Prabowo.

Prabowo mengutip pernyataan Jokowi soal kewaspadaan akibat kekacauan global seperti krisis pangan, perang Ukraina-Rusia dan masalah geopolitik. Ia pun menilai kerja sama dan gotong royong adalah kunci menghadapi masalah tersebut, termasuk mengikuti instruksi pemimpin.

“Kuncinya tadi ya, kita gotong royong, kita kompak, kita rukun, kita bersatu percaya sama pimpinan. Insya Allah kita bisa atasi semua tantangan," kata Prabowo.

Upaya untuk Memenangkan Pemilu 2024?

Analis politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menilai, Tindakan Prabowo berkali-kali menyanjung Jokowi tidak lepas dari motif politik. Imam mengakui bahwa Prabowo menyanjung Jokowi sebagai upaya endorse, tapi mantan Danjen Kopassus itu juga berharap dapat endorse dari Jokowi selaku presiden.

“Secara politik Prabowo memang perlu memuji Jokowi. Selain karena kinerjanya dianggap memuaskan public, tentu Prabowo berharap dapat endorse dari Jokowi dalam pilpres di 2024," kata Imam kepada Tirto, Kamis (18/8/2022).

Imam melihat, sikap Prabowo mulai diperhatikan oleh Jokowi. Hal itu terlihat dari bagaimana Jokowi mendelegasikan sejumlah pertemuan penting kepada Prabowo. Sinyal tersebut juga dianggap sebagai restu politik kepada Prabowo.

Mengapa endorse Jokowi penting bagi Prabowo? Imam menyatakan bahwa endorsement Jokowi bisa mempengaruhi elektabilitas kandidat bakal capres, termasuk Prabowo yang ingin maju dalam Pemilu 2024.

Imam sebut, Jokowi memiliki basis pendukung kuat dan Prabowo butuh pendukung Jokowi untuk memenangkan Pemilu 2024. Endorsement itu bisa membuat pemilih Jokowi mempertimbangkan untuk memilih Prabowo di 2024.

“Prabowo membutuhkan dukungan Pak Jokowi dan nampaknya berhasil Prabowo mendapatkan endorse dari Jokowi," kata Imam.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Riset Median, Rico Marbun justru melihat aksi Prabowo bukan hanya strategi politik. Prabowo, kata Marbun, tengah membangun narasi bahwa ia dan Partai Gerindra bukan anti Jokowi seperti masa lalu.

“Prabowo ingin memberi pesan bahwa dia dan Gerindra adalah bagian dari pemerintahan Jokowi juga. Banyak kerja Jokowi yang membutuhkan jaminan keberlangsungan dukungan pemerintahan selanjutnya. Jadi Prabowo juga ingin memberi pesan bahwa Pak Jokowi bukan hanya mendukung Puan atau mendukung Ganjar, tapi Prabowo pun bagian dari itu," kata Rico kepada Tirto, Kamis (18/8/2022).

Rico tidak memungkiri bahwa aksi Prabowo menyanjung Jokowi bisa dikorelasikan dengan upaya mencari suara. Prabowo, dalam kacamata Marbun, mungkin berupaya untuk meraih pemilih Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019.

Jika iya, kata Marbun, Prabowo tidak harus mengambil semua suara Jokowi. Prabowo cukup mengambil suara mayoritas atau suara signifikan demi memenangkan Pemilu 2024. Konsekuensi yang muncul, kata Marbun, Prabowo akan melanjutkan program Jokowi.

Di sisi lain, upaya menyanjung Jokowi juga untuk menarik partai-partai lain yang pro-Jokowi untuk merapat ke koalisi mereka.

Marbun pun melihat Prabowo sudah berkalkulasi matang dalam langkah politik menyanjung Jokowi, sementara partainya kerap diasosiasikan dengan anti-Jokowi. Dengan demikian, suara Gerindra tetap terjaga meski menyanjung Jokowi.

"Saya melihat Pak Prabowo sudah memikirkan langkah antisipasi. Secara elite, Prabowo mengirimkan pesan bahwa dia bagian dari koalisi, tapi secara grass root pesan kritis dan oposisi tetap dikirim melalui Fadli Zon, Habiburrahman dan tokoh lainnya," kata Marbun.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz