Menuju konten utama

Menebak Serunya MotoGP 2017 dari Hasil GP Qatar

Dapatkah MotoGP musim 2017 melampaui seru dan kompetitifnya MotoGP musim 2016 lalu?

Menebak Serunya MotoGP 2017 dari Hasil GP Qatar
Duel dua pembalap Yamaha Maverick Vinales (25) dan Valentino Rossi (46) di GP Qatar 2017. FOTO/Tino Martinio

tirto.id - Musim 2016 menjadi salah satu musim yang paling kompetitif selama 68 tahun penyelenggaraan MotoGP. Bagaimana tidak, dalam 19 seri balapan terdapat 9 pemenang yang berbeda. Ini merupakan rekor tertinggi, memecahkan rekor pada musim 2000 yang melahirkan 8 pemenang berbeda. Statistik tersebut bisa menggambarkan seru dan meratanya persaingan di ajang balap motor paling bergengsi di kolong langit ini.

Agar balapan di musim 2017 lebih kompetitif, Dorna selaku pemegang hak dan penyelenggara MotoGP mengubah beberapa peraturan. Salah satu yang paling signifikan adalah penggunaan perangkat lunak elektronik yang sama untuk semua motor yang bertanding. Hal ini disambut positif oleh empat orang bos tim pabrikan yaitu Yamaha, Ducati, Honda, dan Suzuki.

Menurut Lin Jarvis, Manajer Pelaksana Tim Yamaha, peraturan ini akan membuka peluang tim-tim satelit (di luar tim pabrikan seperti Honda atau Yamaha) untuk memenangi balapan. Diharapkan, selisih dan jurang kecanggihan teknologi yang biasanya menjadi pembeda paling kentara antara tim pabrikan dan tim satelit bisa diperpendek.

Adanya perubahan dari sisi pembalap dan tim juga menambah unsur kompetitif pada musim 2017 ini. Jorge Lorenzo, juara dunia tiga kali, mengakhiri kerja sama selama 9 tahun dengan Yamaha untuk berlabuh ke tim Ducati. Untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Lorenzo, Yamaha merekrut Maverick Viňales yang sebelumnya memperkuat tim Suzuki. Masuknya Lorenzo ke Ducatti tidak bisa tidak menggeser Andrea Iannone.

Juara Dunia Moto2 2015 dan 2016, Johann Zarco, naik kelas dan bergabung ke tim Yamaha Tech3 bersama Jonas Folger. Keduanya menggantikan Pol Espargaro dan Bradley Smith yang pindah ke tim KTM, pabrikan asal Austria yang untuk pertama kalinya turun di MotoGP sebagai tim pabrikan

Saling bertukar tim ini akan membuat satu sama lain, sedikit banyak, membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Ini membuat kondisi kompetisi benar-benar bisa menguat.

Pembuktian Peraturan Baru di GP Qatar

Beragamnya pembalap yang masuk dalam 5 besar di sesi latihan bebas satu hingga tiga di GP Qatar pada hari Kamis dan Jumat memberikan premis awal jika balapan di musim 2017 memang akan lebih kompetitif. Jika pada musim sebelumnya di GP Qatar hanya ada satu tim satelit saja yang mampu masuk ke lima besar dalam empat sesi latihan bebas, di musim ini tercatat keberadaan tim satelit di lima besar pada tiga sesi latihan bebas. Bahkan di sesi latihan bebas kedua, Scott Redding yang membalap untuk tim satelit OCTO Pramac Racing, mampu menjadi yang tercepat.

Sayangnya hal ini tak berlanjut di sesi kualifikasi yang harus dibatalkan akibat cuaca buruk, sehingga penentuan posisi grid untuk balapan di hari Minggu ditentukan dari hasil akumulasi waktu sesi latihan bebas pertama hingga tiga. Maverick Viňales menempati pole position, diikuti Andrea Iannone, juara dunia MotoGP 2016 Marc Marquez, Johann Zarco, dan Andrea Dovizioso. Juara dunia tujuh kali Valentino Rossi start dari posisi 10, sedangkan Jorge Lorenzo harus start di posisi 12.

Balapan yang seharusnya dimulai pada pukul 02.00 WIB terpaksa ditunda akibat hujan yang kembali menguyur sirkuit Losail, Qatar. Setelah ditunda 45 menit, barulah balapan dimulai. Maverick Viňales yang start dari posisi terdepan langsung disusul Ianonne selepas start. Johann Zarco, rookie di kelas ini, yang start dari posisi empat, berhasil memimpin balapan setelah menyusul Iannone di tikungan kelima. Ia bahkan memimpin lomba hingga 1,640 detik sebelum terjatuh di lap keenam.

Performa apik motor Honda seperti musim-musim sebelumnya tak terlihat di balapan ini. Marquez yang sempat berada di posisi kedua tidak mampu menempel Johann Zarco yang tergabung di tim satelit Yamaha, bahkan kemudian posisinya diambil alih oleh Andrea Dovizioso dari tim Ducati. Posisi ketiga Marquez terancam juga oleh Iannone yang terus menempel hingga lap ke-10, sebelum akhirnya Iannone tersungkur dan tak bisa lagi melanjutkan balapan. Satu lap berselang, Marquez harus merelakan posisinya diambil alih oleh Maverick Viňales dan Valentino Rossi.

Setelah terjadi duel seru di delapan lap terakhir untuk menentukan posisi pertama, akhirnya Maverick Viňales berhasil menjadi pemenang dan Dovizioso menempati posisi kedua. Posisi ketiga diisi Valentino Rossi yang di luar dugaan mampu finish di posisi ketiga. Duo Honda, Marquez dan Pedrosa, harus puas menempati posisi empat dan lima.

Sedangkan Juara Dunia MotoGP 2015 yang baru pindah ke tim Ducati musim ini, Jorge Lorenzo, hanya mampu finish di posisi ke-11. Berdasarkan wawancara yang dikutip laman resmi MotoGP, Lorenzo mengaku masih kesulitan untuk beradaptasi dengan motor barunya. Menurutnya, meski melebar di lap awal, ia merasa motornya terasa lebih baik dan mampu untuk mengejar motor di depan di lap berikutnya. Namun kepercayaan dirinya akan motor dan kondisi ban yang menurun membuat Lorenzo harus menurunkan kecepatan dan finish di luar 10 besar.

Infografik motoGP 2017

Nama-Nama yang Potensial

Masih terlalu cepat untuk memprediksi siapa dan tim apa yang akan memuncaki MotoGP 2017 berdasarkan hasil GP Qatar. Terlebih karena kondisi balapan yang kurang ideal. Akan tetapi, atmosfir kompetitif cukup terlihat sejak sesi latihan bebas. Harapan untuk menyaksikan musim balapan yang seru, seimbang, dan penuh kejutan boleh jadi bukan harapan kosong belaka.

Nama-nama lain juga pantas diharapkan untuk kian memompa semangat kompetitif pada musim ini. Di luar nama-nama top seperti Marquez, Lorenzo, Pedrosa, atau Rossi yang sudah lama wara-wiri sebagai objek perbincangan, terdapat beberapa nama yang patut untuk diperhatikan. Kepada mereka pulalah harapan untuk menyaksikan balapan yang seru dan kompetitif bisa ikut disandangkan. Nama-nama itu di antaranya:

Johann Zarco

Meski statusnya masih anak kemarin sore di MotoGP, di GP Qatar ia mampu memperlihatkan jika ia layak untuk diperhitungkan musim ini. Zarco bahkan mampu mencatatkan waktu lap tercepat di balapan kemarin. Di sesi wawancara, Dovizioso mengatakan bahwa Zarco memang kencang sejak sesi pramusim, namun masih minim pengalaman terutama soal manajemen ban saat balapan.

Aleix Espargaro

Performa Aleix Espargaro pertama kali mencuat saat berhasil mencatatkan pole position di GP Belanda pada 2014 untuk tim satelit Forward-Yamaha, lalu menduduki posisi ke-2 di GP Spanyol pada tahun yang sama. Setelah dua musim di Suzuki, musim ini ia membalap untuk Tim Aprilia. Di GP Qatar kemarin, di luar dugaan ia mampu bersaing ketat dengan Dani Pedrosa dengan motor tim pabrikan Honda dan finish di posisi 6.

Andrea Iannone

Harus merelakan posisinya di Tim Ducati diambil alih Jorge Lorenzo, ia mendapat kesempatan untuk membalap di Tim Suzuki ECSTAR. Start dari posisi kedua di GP Qatar, ia sempat bersaing ketat di barisan depan dengan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso sebelum terjatuh di lap ke-10. Awal yang cukup menjanjikan bagi dirinya dan Tim Suzuki.

Maverick Viňales

Rookie of The Year 2015 ini mampu membuktikan kapasitasnya bahwa ia memang layak untuk menunggangi motor Movistar Yamaha. Setelah performa impresifnya berduel dengan Andrea Dovizioso untuk memperebutkan pemenang GP Qatar, kini ia bersanding dengan Valentino Rossi, Max Biaggi, Casey Stoner, dan Andrea Dovizioso sebagai pemenang balapan dengan dua tim yang berbeda. Pada 2016, ia menang untuk untuk Suzuki di GP Inggris 2016. Melihat performanya di GP Qatar kemarin, musim ini ia bisa bersaing dengan nama-nama besar seperti Marc Marquez dan Valentino Rossi untuk memperebutkan titel Juara Dunia MotoGP 2017.

Baca juga artikel terkait MOTOGP atau tulisan lainnya dari Arya Vidya Utama

tirto.id - Olahraga
Reporter: Arya Vidya Utama
Penulis: Arya Vidya Utama
Editor: Zen RS