Menuju konten utama

Mendikbud Keluhkan Tingkat Absensi Guru di Papua Masih Tinggi

Kemendikbud menilai tingkat absensi guru yang tinggi masih menjadi masalah krusial di Papua. 

Mendikbud Keluhkan Tingkat Absensi Guru di Papua Masih Tinggi
Aktivitas belajar mengajar di SD Inpres Yowong, Distrik Arso Barat, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa (2/5). SD tersebut terdiri dari lima ruangan yakni empat ruang kelas dan satu ruang guru dengan jumlah murid 29 orang yang diajar 12 guru PNS dan kontrak. ANTARA FOTO/Indrayadi TH/aww/17.

tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berpendapat masalah yang paling mendasar pada sektor pendidikan di Papua bukan hanya minimnya jumlah pengajar, tapi juga tingkat absensi guru yang tinggi.

"Tingkat absensi ketidakhadiran guru itu paling tinggi [di Papua], jadi jangan bicara mutu pendidikan di mana pun juga kalau kegiatan pembelajaran tidak optimal," kata Muhdajir di Kantor Kemendikbud, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).

Menurut dia, fokus Kemendikbud saat ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua dan daerah terpencil lainnya ialah perbaikan fasilitas dan kualitas kegiatan belajar mengajar.

"Kegiatan belajar di sekolah-sekolah kita, terutama daerah terpencil ini yang harus kita benahi. Seperti fasilitas yang tidak memadai, dan banyak guru yang absen," kata Muhadjir.

Muhadjir mengakui Papua memang masih terus mengalami kekurangan guru sebagaimana sebagian daerah lainnya. Akan tetapi, dia berdalih pemerintah daerah sebenarnya bisa mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini.

Dia mengingatkan, sejak tahun 2001, pemerintah pusat sudah memberikan kewenangan pengangkatan Guru kepada pemerintah daerah.

"Jadi jika ada kekurangan guru, yang perlu ditanya adalah bupati, walikotanya, atau gubernurnya,” ujar dia.

“Kemendikbud itu hanya menghitung kekurangan guru di setiap daerah di setiap sekolah dan ada berapa yang numpuk di [satu] sekolah," dia menambahkan.

Meski Kemendikbud sudah menggelar program afirmasi untuk mengirim guru di sejumlah daerah yang masih kekurangan pengajar, Muhadjir mengakui langkah itu belum menutup seluruh kebutuhan.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN DI PAPUA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom