Menuju konten utama

Mendikbud: Hasil UN SMP Alami Penurunan Karena Soal HOTS

"Memang ada penurunan skor dengan adanya soal High Order Thinking Skills (HOTS). Bahkan SMP lebih parah (penurunan skornya)."

Mendikbud: Hasil UN SMP Alami Penurunan Karena Soal HOTS
Siswa siswi SMA Negeri 2 Jayapura mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional Berbasis Komputer USBN-BK di Kota Jayapura, Papua, Kamis (23/3). Sebanyak 9.403 siswa siswi dari 44 SMP, 25 SMA dan 17 SMK di Kota Jayapura mengikuti USBN-BK dan USBN Kertas Pensil (KP) jelang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). ANTARA FOTO/Indrayadi TH/foc/17.

tirto.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengalami penurunan.

"Memang ada penurunan skor dengan adanya soal High Order Thinking Skills (HOTS). Bahkan SMP lebih parah (penurunan skornya)," ujar Muhadjir pada acara buka puasa bersama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Rabu (23/5/2018) sebagaimana diberitakan Antara.

Mendikbud juga menuturkan penurunan nilai rata-rata tersebut ada kaitannya dengan integritas. Hal itu dikarenakan semakin tinggi integritas, maka nilai UN akan mengalami penurunan.

Mendikbud juga menguraikan lebih lanjut, untuk SMP, jumlah sekolah yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sebanyak 63 persen. Jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2017, yang mana UNBK untuk SMP sekitar 30 persen.

Menurutnya, dengan adanya soal-soal dengan daya nalar tinggi atau HOTS tersebut, siswa bisa mengetahui kondisi riil di lapangan.

"Di satu sisi, banyak siswa yang komplain dengan adanya soal HOTS ini. Tapi di sisi lain, jumlah siswa yang mendapatkan nilai sempurna untuk mata pelajaran matematika tingkat SMA naik dua kali lipat," tambah dia.

Soal dengan daya nalar tinggi, lanjutnya, merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari agar siswa memiliki kemampuan abad 21. Untuk itu, dia meminta PGRI untuk membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam melakukan pelatihan guru.

Muhadjir mengatakan selama ini pihaknya memandang siswa kurang mampu akan kewalahan mengerjakan soal-soal dengan daya nalar tinggi. Nyatanya, kemampuan siswa jauh di atas rata-rata.

"Selama ini, kemampuan siswa kita 400, kita kasih soal yang kemampuannya 150," katanya.

Baca juga artikel terkait UNBK2018 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani