Menuju konten utama
Dampak Perang Rusia-Ukraina

Mendag Siapkan Mitigasi Perdagangan Imbas Perang Rusia-Ukraina

Kemendag sedang mempersiapkan langkah mitigasi aktivitas perdagangan terkait perang Rusia dan Ukraina.

Mendag Siapkan Mitigasi Perdagangan Imbas Perang Rusia-Ukraina
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan paparannya saat mengikuti Raker dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/12/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang mempersiapkan langkah mitigasi aktivitas perdagangan terkait perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Langkah mitigasi ini dilakukan untuk mempersiapkan sejumlah alternatif yang bisa dilakukan untuk menyasar pasar ekspor dan juga aktivitas impor yang selama ini melibatkan Indonesia dengan dua negara tersebut.

Menteri Perdagangan saat melakukan kunjungan kerja di Medan, Sabtu (26/2/2022), menjelaskan perang antar dua negara tersebut tentunya berdampak pada perekonomian dunia dan mengakibatkan harga sejumlah komoditas seperti minyak, gas dan gandum akan naik.

Seperti diketahui, Rusia merupakan produsen terbesar kedua untuk gas alam dan ketiga terbesar untuk minyak bumi di dunia.

Selain itu, ekspor gandum ke dua negara jika digabungkan maka itu setara dengan 25 persen aktivitas ekspor dunia.

Lutfi menambahkan saat ini harga minyak sudah tembus 100 dolar AS per barel, sehingga gangguan rantai pasokan dan inflasi kemungkinan akan membebani konsumen di kawasan Asia termasuk Indonesia.

Harga minyak dunia ini harus diantisipasi pemerintah karena akan berpengaruh pada kebutuhan domestik dan menyangkut perubahan harga bahan bakar minyak (BBM).

Oleh karena itu, mitigasi perdagangan internasional Indonesia yang memungkinkan dilakukan yaitu menyiapkan alternatif tujuan ekspor ke sejumlah negara yang ada di Amerika Selatan. Sebab, selama ini ekspor produk non migas seperti refined palm oil, liquid fraction of refined palm oil ditujukan ke Rusia dan Ukraina.

"Jadi artinya, di masa depan ini terutama di masa recovery COVID ini, sebenarnya tidak akan menguntungkan pada ekonomi dunia, tetapi kita akan kerja sama dan kita akan melihat bagaimana strategi kita untuk memitigasi dan menjaga ekspor kita ke luar negeri tetap terjaga, dan tetap menghasilkan devisa dengan baik," katanya.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PERANG RUSIA UKRAINA

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Maya Saputri