Menuju konten utama

Memulai Era Mobilitas Masa Depan bersama Hyundai

Salah satu brand otomotif yang optimis dengan masa depan mobil listrik di Indonesia adalah PT Hyundai Motors Indonesia (HMID).

Ilustrasi mobil listrik. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jauh sebelum populer seperti sekarang, kendaraan listrik telah dikembangkan sejak tahun 1828, yaitu saat Ányos Jedlik menemukan tipe awal motor listrik. Tujuh tahun setelahnya, Sibrandus Stratingh dan Christopher Becker menciptakan mobil listrik dengan elemen primer yang belum bisa diisi ulang.

Prototipe mobil listrik dikembangkan pula oleh Robert Anderson, seorang penemu berkebangsaan Skotlandia, kisaran tahun 1832–1839. Teknologi mobil listrik kian maju seiring dengan naiknya minat pasar, terlebih ketika William Morrison berhasil menciptakan mobil listrik bermuatan enam penumpang yang mampu melaju dengan kecepatan 22,5 km/jam pada 1890.

Mobil listrik punya mesin halus, bebas polusi, dan mudah dikendarai bila dibandingkan dengan mobil bertenaga uap maupun gas. Karena kelebihannya itu, pada awal 1900-an, mobil listrik mengisi sepertiga jalanan kota-kota besar Amerika Serikat. Namun pesonanya meredup saat teknologi pengolahan minyak mentah yang jauh lebih murah ditemukan. Pada 1935, kendaraan listrik berhenti dikembangkan dan segera tergantikan oleh mobil-mobil berbahan bakar bensin.

Tahun 2000-an, pamor mobil listrik kembali naik sebagai respons atas melonjaknya harga minyak dan kesadaran masyarakat akan dampak emisi gas rumah kaca. Para pelaku industri otomotif pun kembali berlomba mengeluarkan produk-produk unggulan walau dengan harga jual yang masih jauh di atas kendaraan berbahan bakar fosil maupun hibrida.

Sampai saat ini, pasar mobil listrik menunjukkan pergerakan positif. Bahkan 700.000 lebih unit terjual di seluruh dunia pada 2016. Di Indonesia sendiri, menurut data Kementerian Perindustrian, penjualan mobil listrik pada awal tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Sampai dengan April 2020, penjualannya telah mencapai 545 unit atau mendekati capaian tahun 2019 sebanyak 600 unit.

Mobil Listrik Murni Pertama di Indonesia

Salah satu brand otomotif yang optimis dengan masa depan mobil listrik di Indonesia adalah PT Hyundai Motors Indonesia (HMID). Mengusung tema “Be Bold Be Electric”, perusahaan asal Korea Selatan ini menunjukkan keoptimisannya dengan merilis mobil listrik murni (BEV) pertama di Indonesia: IONIQ Electric dan KONA Electric, pada Jumat (6/11/2020).

“Hyundai selalu berusaha untuk memberikan kebebasan bagi semua orang dengan menjadi yang terdepan, dan menciptakan inovasi mobilitas masa depan," ungkap Presiden Direktur PT HMID Sung Jong Ha melalui keterangan resmi yang diterima Tirto.

Lanjutnya, “Mobil listrik murni dari Hyundai akan menjadi solusi bagi mereka yang selalu ingin menjadi yang terdepan dalam inovasi. Kami berkomitmen untuk memulai ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.”

Duo mobil listrik murni ini bakal menjadi yang pertama di segmen masing-masing dengan sumber energi murni berasal dari baterai yang dapat diisi ulang menggunakan sumber listrik eksternal sehingga tak membutuhkan bahan bakar dan—tentunya—lebih ramah lingkungan.

IONIQ Electric adalah mobil pertama Hyundai yang sedari awal memang dirancang sebagai mobil listrik. Versi hybrid mobil yang dirakit di Ulsan, Korea Selatan, ini telah diperkenalkan beberapa tahun lalu, tepatnya pada Februari 2016 di Korea, disusul versi all-electric pada Juli 2016 dan plug-in hybrid pada Februari 2017.

Jika mencari kendaraan lincah untuk aktivitas harian dengan mesin bebas bising dan tampilan modern, IONIQ Electric jawabnya. Paduan harmonis desain minimalis dan ergonomis membuat mobil listrik murni ini tampak elegan dan berkelas. Tak cuma desain yang bisa diandalkan, performanya pun patut diacungi jempol karena mampu menempuh jarak hingga 373 km.

Berbeda dengan IONIQ Electric, KONA Electric merupakan gabungan antara SUV yang gagah dan jarak tempuh elektrik yang mengesankan—mencapai 345 km—sehingga cocok untuk petualang atau pengguna yang banyak beraktivitas di jalanan.

Dari segi tampilan, SUV elektrik compact pertama di Indonesia ini menawarkan desain unik nan modis tanpa mengabaikan pengalaman berkendara lewat kabin yang luas dan nyaman, juga material berkualitas tinggi. Sejak diluncurkan secara global pada 2018, mobil yang namanya diambil dari nama wilayah pesisir di Pulau Hawaii, Amerika Serikat, ini telah terjual lebih dari 100.000 unit.

Infografik Advertorial Mobil Listrik Hyundai

Infografik Advertorial Mobil Listrik Hyundai. tirto.id/Mojo

Berkendara dengan Aman dan Nyaman

Selain ramah lingkungan, teknologi baterai berbahan dasar Lithium Ion Polymer pada IONIQ Electric dan KONA Electric juga ramah bagi pengendara karena ketahanannya mencapai 8 tahun atau 160.000 km dan telah dilengkapi dengan empat langkah pengamanan.

Pertama, pengaman pada bagian luar mobil menggunakan desain khusus rigid cell architecture dengan bagian pemisah berlapis keramik yang mampu menahan benturan di bagian inti. Kedua, adanya fitur vehicle cooperative control yang terhubung pada bagian motor listrik sehingga responsif bila terjadi korsleting akibat tegangan tinggi.

IONIQ Electric juga memiliki fitur active protection pada sistem manajemen baterai. Bila masalah terdeteksi pada saat pengisian daya, maka sistem ini bakal langsung mematikan aliran listrik. Terakhir adalah fitur regenerative brake system memungkinkan baterai mengisi ulang secara mandiri dengan memanfaatkan daya kinetik saat terjadi pengereman.

Tak cukup sampai di situ, electric control power unit (EPCU) yang terdapat pada mobil listrik ini membuat seluruh sistem bekerja secara harmonis dan tombol Shift by Wire pada bagian tengah kendaraan memudahkan perpindahan transmisi cukup dengan sekali sentuhan. Daya listrik langsung disalurkan ke kedua roda melalui single speed reduction gear yang mengikuti pedal akselerator.

Putaran torsi yang instan pun membuat setiap tekanan pada pedal akselerator langsung terasa. Belum lagi, permanent-magnet synchronous motor (PMSM)-nya memberikan torsi instan hingga 395 Nm pada KONA Electric, serta membuat IONIQ Electric dapat melaju dari 0–100 km/jam hanya dalam 9,9 detik.

Soal harga, Hyundai IONIQ Electric ditawarkan mulai dari Rp637 juta, sedangkan KONA Electric di angka Rp674,8 juta (harga OTR). Memang tak bisa dibilang murah, tetapi untuk mobil completely built unit (CBU) dari Korea Selatan, harga duo mobil listrik ini cukup terjangkau. Apalagi bila dihitung dengan cermat, mobil listrik murni 4 kali lebih hemat dibandingkan dengan mobil konvensional karena tak membutuhkan biaya operasional seperti ganti oli, mesin, transmisi, dan lainnya.

Bicara tentang keunggulan mobil listrik murni belum lengkap jika tak membahas purnajualnya. Soal ini pun tak perlu khawatir, Hyundai telah mempersiapkan program-program yang dapat memberikan kemudahan bagi konsumen terkait pembelian hingga purnajual.

Jika kendaraan listrik mula-mula terkendala oleh pengisian daya, kini hal itu bukan lagi masalah. Mobil listrik keluaran Hyundai ini dilengkapi oleh beberapa pilihan pengisian baterai yang mudah dan fleksibel. Pertama, in-cable control box (ICCB) atau portable charger yang dapat terhubung dengan stop kontak standar.

Opsi kedua, pengisian bisa dilakukan di setiap diler resmi Hyundai. Pemerintah juga menyediakan aplikasi Charge.IN yang dapat diunduh cuma-cuma di Google Play Store untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan pembayaran pengisian daya.

Berdasarkan harga penyesuaian listrik saat ini, ditetapkan bahwa tarif pengecasan kendaraan listrik sebesar Rp1.300 per kWh. Rata-rata mobil listrik butuh diisi dayanya selama 2-4 jam. Secara hitung-hitungan, jika dibandingkan dengan biaya bensin, mobil listrik biayanya lebih murah. Untuk bisa menempuh 80-100 km, mobil listrik kira-kira butuh 10 kWh. Artinya, pengisian daya akan berada di kisaran harga Rp13.000. Sementara itu, jarak yang sama membutuhkan biaya bensin termurah (oktan 88) sekitar Rp64.500.

Untuk pengisian selain di diler resmi Hyundai, sudah ada beberapa lokasi untuk mengisi baterai, mulai dari Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Denpasar, hingga Makassar.

Ada banyak keuntungan bila pengguna melakukan servis di diler resmi Hyundai sesuai waktu interval servis dan mengikuti tabel perawatan berkala, mulai dari roadside assistance dan layanan mobile charging gratis selama masa garansi (berlaku untuk area tertentu), perawatan gratis 5 tahun/75.000 km, garansi High Voltage Battery 8 tahun/160.000 km, hingga garansi dasar 3 tahun/100.000 km. Keuntungan lainnya, pengguna bisa menikmati gratis Bea Balik Nama (BBN), biaya perpanjangan STNK yang lebih murah, dan terbebas dari peraturan ganjil-genap di ibu kota.

Berminat memiliki salah satu mobil listrik murni ini untuk teman berkendara aman dan nyaman? Kabar baiknya, jika pembeli melakukan pemesanan lewat Click to Buy sebelum akhir Desember 2020, Hyundai akan memberikan hadiah langsung berupa AC charger dan untuk melakukan pemesanan di Hyundai Click to Buy mendapatkan Hyundai gift card. Informasi selengkapnya bisa diperoleh dengan mengakses laman resmi Hyundai, akun Instagram @hyundaimotorindonesia, atau akun Facebook Hyundai Motors Indonesia.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis