Menuju konten utama

Membaca Arah Jack Ma dalam Peta E-Commerce Indonesia

Status baru sebagai penasihat dalam komite e-commerce di Indonesia, Jack Ma berperan bisa membantu pemerintah. Di sisi lain Jack Ma juga punya bisnis yang menyasar pasar Indonesia.

Membaca Arah Jack Ma dalam Peta E-Commerce Indonesia
CEO Alibaba Gropu Jack Ma. FOTO/REUTERS

tirto.id - Pemimpin Alibaba Group Jack Ma menerima pinangan pemerintah Indonesia menjadi penasihat e-commerce untuk Indonesia. Salah satu orang terkaya di Cina itu akhirnya menyatakan kesediaannya saat dua menteri Indonesia, Darmin Nasution dan Rudiantara berkunjung ke Beijing, Cina guna mendiskusikan tawaran yang sebelumnya sudah diajukan Presiden Joko Widodo pada September 2016.

Menurut Rudiantara, posisi Jack adalah sebagai salah satu penasihat bagi Steering Committee terkait road map e-commerce atau peta jalan e-commerce yang diluncurkan pada 2015 atas inisiatif Asosiasi e-Commerce Indonesia (IDEA). Steering Committee segera dibentuk melalui peraturan presiden dan diketuai oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution. Selain Jack Ma, akan ada beberapa orang yang akan mengisi posisi sebagai penasihat tersebut.

Baca juga: Pelaku e-Commerce Indonesia akan Dikenai Pajak

Seseorang yang dipilih untuk menjadi bagian dalam Steering Committee pada umumnya adalah ahli atau orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Mereka berperan untuk memberikan masukan, pandangan, strategi hingga target yang akan dicapai hingga melakukan evaluasi.

Dalam kasus Jack Ma, pemerintah Indonesia tentu menganggapnya sebagai seorang ahli di bidang e-Commerce. Alibaba yang di pimpin Jack Ma kini menjadi raksasa e-commerce dunia. Sehingga kapasitas dan keahlian Jack Ma memang tak diragukan lagi soal e-commerce.

Ia bahkan tak hanya “dipinang” Indonesia untuk menjadi penasihat e-commerce, sebelumnya Malaysia melalui Perdana Menteri Najib Razak pada November 2016 mengumumkan Jack Ma menjadi penasihat ekonomi digital pemerintah Malaysia.

Hal itu diungkapkan PM Najib saat meresmikan Paviliun Pariwisata Alitrip Malaysia, sebuah platform e-commerce pariwisata. Di Malaysia, Jack Ma akan membantu pemerintah setempat dan mengarahkan soal pengembangan digital ekonomi Malaysia dengan melakukan pembayaran secara online dan perbankan.

“Kami berharap Malaysia Electronic World Trading Platform milik Malaysia, dioperasikan oleh Malaysia, tidak dioperasikan atau dimiliki oleh Alibaba,” kata Jack Ma.

Namun tak dapat dipungkiri, hadirnya Jack Ma sebagai penasihat ekonomi digital Malaysia ada dugaan soal menguatnya kehadiran Alibaba di Malaysia. Bagaimana pun Asia Tenggara adalah pasar potensial untuk e-commerce dengan jutaan konsumen.

Dalam laporan Reuters, pada Maret lalu Alibaba dikabarkan membangun pusat distribusi regional Alibaba di Malaysia dalam kesepakatan Digital Free Trade Zone. Pusat distribusi yang akan dibangun di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) Aeropolis yang dinilai cukup lengkap dari segi fasilitas penunjang. Tentu ini untuk menopang pertumbuhan e-commerce Malaysia diperkirakan akan tumbuh 23 persen di 2021.

Hadirnya Jack Ma dan yang dibarengi dengan masuknya gurita bisnis-bisnis pendiri Alibaba itu tersebut juga menjadi tanda tanya di Indonesia, saat pemerintah meminta Jack Ma menjadi penasihat bagi road map e-commerce Indonesia. Rudiantara mengatakan saat Jack Ma hadir sebagai seorang ahli di bidang e-commerce dan akan membantu Indonesia dalam pengembangan ekonomi digital. Bagaimana dengan potensi konflik kepentingan Jack Ma di Indonesia dan apakah ia bisa membantu pemerintah?

Bagi yang kontra berpandangan bahwa hadirnya Jack Ma di Indonesia mengaitkan dengan kepentingan bisnis Jack Ma. Bukan tanpa alasan, kehadiran salah satu orang terkaya di Cina dalam komite e-commerce bersamaan dengan ekspansi bisnis Alibaba di Lazada yang tahun lalu dan tahun ini mendapat kucuran dana miliaran dolar AS dari Alibaba.

Mereka yang skeptis, tentu Jack Ma justru bakal diuntungkan karena bagaimana pun ia punya kepentingan bisnis di Indonesia. Fortune menulis, Jack Ma adalah duta besar bisnis bagi Cina untuk dunia internasional, tahun lalu Jack Ma menghabiskan 800 jam hanya untuk bertemu Presiden, Perdana Menteri dan banyak pebisnis dari berbagai negara yang tentunya untuk membicarakan bisnis.

Baca juga: Lazada dan Tokopedia dalam Cengkeraman Alibaba

Sebagai platform toko online terbesar di Asia Tenggara, Lazada nyatanya sudah di bawah kendali Alibaba. Menguatkan pasar di Indonesia tentu menjadi harapan Lazada. Belum lagi akan masuknya pemain besar lainnya seperti Amazon. Spekulasi ini membuat Andi Boediman, dari VCC Ideosource yang merupakan investor pada e-commerce Bhineka.com, berharap adanya perlindungan bagi bisnis e-commerce lokal.

“Jika kita membiarkan ini berlanjut, pemain lokal di industri e-commerce akan hilang,” ujar Andi kepada Tech in Asia. “Kita bisa melihat bagaimana Amazon tiba di India dan kemudian 'menghilangkan' pemain lokal di sana.”

infografik jack ma

Soal adanya kegelisahan masuknya raksasa besar e-commerce dunia ke Indonesia sangat beralasan, Indonesia pasar yang besar bagi bisnis e-commerce. Dalam laporan Tech Crunch, Indonesia diprediksi akan menjadi pemimpin pasar e-commerce Asia di 2020 dengan nilai pasar sebesar 130 miliar dolar AS.

Baca juga: Profil Konsumen Belanja Online di Indonesia

Di luar persoalan kekhawatiran mengenai potensi konflik kepentingan sang bos Alibaba dengan bisnisnya di Indonesia, pemerintah tentu punya pertimbangan khusus mengapa memilih Jack Ma sebagai penasihat road map e-commerce. Jack Ma berhasil membawa Alibaba menjadi platform e-commerce terkemuka di dunia. Sosok penasihat Steering Committe untuk road map e-Commers Indonesia memang harus orang yang ahli di bidang e-commerce, pastinya keahlian Jack Ma tak perlu diragukan.

Pemerintah juga tak hanya memilih Jack Ma sebagai penasihat tunggal dalam menggarap road map e-commerce tersebut. Rudiantara menyampaikan jika akan ada ahli lainnya yang juga akan menjadi penasihat. Mereka akan memberi masukan terkait strategi yang tepat untuk industri e-commerce Indonesia. Sedangkan Jack Ma tertarik pada pemberdayaan perekonomian UMKM hingga masyarakat sub-urban dan pedesaan.

Sebelumnya, Jack Ma dan presiden Joko Widodo terlah sepakat untuk melakukan kerja sama. Para produsen lokal dapat menjual produknya ke Cina melalui Tmall dan layanan AliExpress yang menjadi bagian dari Alibaba Group. Hal ini dianggap sebagai salah satu jalan keluar atas persoalan pemasaran produk Indonesia yang sering terkendala.

Masuknya Jack Ma tak lantas mendikte peta jalan e-commerce Indonesia, karena ada pihak-pihak lain yang juga terlibat. Ketua Indonesian E-Commerce Association (IDEA) Aulia Marinto, seperti dikutip dari Tech in Asia meyakinkan bahwa pihaknya akan membantu pemerintah dalam meninjau setiap usulan atau saran yang berasal dari penasihat di steering committee, termasuk dari Jack Ma.

Hadirnya Jack Ma diharapkan dapat membantu pemerintah untuk memaksimalkan potensi e-commerce untuk pengembangan UMKM dan bisnis lokal. Namun, jangan sampai sebaliknya malah hanya memakmurkan pebisnis e-commerce global.

Baca juga artikel terkait E-COMMERCE atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Suhendra