Menuju konten utama

Memahami Informasi Nilai Gizi dan Nutrisi pada Kemasan Makanan

Cara mengetahui kandungan lemak, karbohidrat hingga gula dalam semua makanan.

Memahami Informasi Nilai Gizi dan Nutrisi pada Kemasan Makanan
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Bagi seseorang yang sedang menerapkan pola diet atau membatasi asupan kalori, informasi nilai gizi pada kemasan makanan jadi sangat berguna sebagai acuan. Namun, terkadang label nutrisi tersebut cukup membingungkan untuk dipahami.

Padahal, label nutrisi tersebut bisa jadi panduan dan pertimbangan sebelum membeli produk makanan. Informasi nilai gizi menyediakan komposisi penyusun makanan yang ingin diketahui.

Oleh sebab itu, sebelum menilik cara membaca informasi nilai gizi, sebaiknya kita memahami beberapa istilah dan kegunaan komponen makronutrisi seperti lemak, karbohidrat, serat makanan, dan kandungan gula dan pengaruhnya terhadap tubuh.

Sebagaimana dilansir dari CNET, berikut kandungan makronutrisi makanan yang lazim dijumpai di kemasan makanan.

Lemak

Lemak atau “Total Lemak” berisi informasi seberapa sehat makanan tersebut dari jumlah lemak yang dikandungnya. Label nutrisi menunjukkan komposisi lemak jenuh, lemak trans, dan kadangkala juga lemak tidak jenuh ganda dan lemak tidak jenuh tunggal.

Konsumsi lemak berlebih berhubungan erat dengan kolesterol jahat, dalam jangka panjang berimbas ke sakit jantung. Lemak yang paling buruk bagi kesehatan adalah lemak trans, yang kini sudah dilarang di Amerika.

Selanjutnya, kandungan lemak jenuh bersifat “setengah sehat dan setengah tidak sehat”, namun sebaiknya konsumsi lemak jenuh dihindari pada daging merah, produk susu, dan makanan olahan.

Jenis lemak tidak jenuh, baik lemak tidak jenuh tunggal dan tidak jenuh ganda adalah kandungan lemak sehat berfungsi mengurangi kolesterol jahat dan menyeimbangkan kadar kolesterol tubuh.

Karbohidrat

Salah satu makronutrisi yang harus diperhatikan pagi penderita gula darah adalah karbohidrat makanan. Namun, yang jarang diperhatikan adalah kandungan serat dari karbohidratnya. Hal ini disebabkan serat makanan tergolong jenis karbohidrat yang tidak dicerna oleh tubuh.

Karena tidak dicerna, hal ini tidak berefek buruk pada gula darah pengkonsumsinya. Oleh sebab itu, makanan dengan jumlah serat karbohidrat minim bisa dipertimbangkan dari informasi nilai gizi sebelum memutuskan membeli makanan tersebut.

Gula

Di beberapa label informasi nilai gizi, gula dikategorikan bagian dari karbohidrat. Di kemasan lain, terdapat subkategori lain berisi "Gula Tambahan", berisi informasi apakah gula tersebut adalah gula asli atau buatan, apakah juga bahan utama atau sekadar tambahan.

Kadangkala, terdapat juga informasi "Gula Alkohol" atau “Poliol/Alkohol Polihidrat” di daftar lebel nutrisi. Gula alkohol dimaniskan dari tanaman atau buah-buahan berkalori rendah sebagai substitusi gula tebu.

Substansi seperti sorbitol, xylitol dan lactitol adalah contoh-contoh gula alkohol yang umunya ada di lis komposisi "bebas gula" atau "tidak ada tambahan gula" di kemasan makanan.

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat telah merilis setidaknya terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan ketika membaca informasi nilai gizi.

Pertama, takaran saji berisi jumlah produk makanan, yang sebaiknya dikonsumsi dalam asupan yang dianjurkan. Penyajian produk makanan lebih dari normal akan melampaui kontribusi asupan gizi dan kalori yang seharusnya dicerna tubuh.

Kedua, Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang merujuk pada total nutrisi baik yang ada di porsi makanan tersebut. Informasi yang ditunjukkan AKG menentukan makanan tersebut mengandung gizi rendah atau tinggi.

Baca juga artikel terkait INFORMASI GIZI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yantina Debora