Menuju konten utama
Preview Liga Champions

Melawan Barcelona, MU Butuh Lebih dari Sekadar Motivasi

Solskjaer memang perlu menularkan semangat dari kenangan manisnya di Camp Nou tahun 1999. Namun untuk membawa MU mengalahkan Barcelona, dia butuh lebih dari itu.

Melawan Barcelona, MU Butuh Lebih dari Sekadar Motivasi
Ole Gunnar Solskjaer, pelatih Manchester United, berbicara dengan Marcus Rasford saat pertandingan Liga Premier melawan West Ham pada Sabtu, 13 April 2019. Rui Vieira / AP

tirto.id - Dari 336 penampilan bersama Manchester United, mungkin yang paling berkesan bagi Ole Gunnar Solskjaer adalah saat melawan Bayern München di Camp Nou, Cataliona, pada 26 Mei 1999. Kala itu Ole--panggilan Solskjaer--sukses menciptakan gol penentu.

MU pun resmi jadi pemenang Liga Champions 1998-1999 dengan skor 2-1.

Ole akan kembali berkunjung ke Camp Nou dini hari nanti (17/4/2019). Bukan lagi sebagai pemain, tapi pelatih. Lawan mereka kini bukan lagi Bayern, melainkan Barcelona, si pemilik lapangan.

Kendati demikian, situasinya sebetulnya tak jauh berbeda. Selain karena sama-sama melakoni partai menentukan, MU juga sedang dalam tekanan. Jika dulu sempat tertinggal satu gol, kali ini mereka kalah agregat 0-1, hasil pertemuan leg pertama di Old Trafford.

Sejumlah pengamat yakin Ole bisa membuat keajaiban kedua seperti yang ia lakukan 20 tahun lalu. Salah satu langkah yang harus ditempuh adalah memotivasi para pemain habis-habisan.

"Tak peduli berapa lama Solskjaer jadi pelatih MU, pidatonya di ruang ganti sebelum duel nanti malam akan menjadi salah satu yang paling krusial dalam kariernya," ungkap Alyson Rudd, jurnalis sepakbola The Times.

Hal senada diungkapkan eks rekan setim Solskjaer, Teddy Sheringham. Teddy berkata: "ketika Anda bertanding melawan Barcelona di sana, ada benteng kokoh yang telah bertahan bertahun-tahun. Saat menang lawan PSG 2-0, Solskjaer berkata bagaimana laga belum berakhir dan MU masih punya peluang. Dia harus mengatakan hal yang sama pekan ini."

Bukan Cuma Motivasi

Namun motivasi saja jelas tak cukup untuk menghadapi lawan sekelas Barça, setidaknya demikian menurut pengamat sepakbola The Guardian, Jonathan Wilson. Ole perlu melakukan satu hal yang tidak kalah penting: mengubah cara bermain tim.

Salah satu kritik terhadap Solskjaer adalah taktiknya yang terlalu bertumpu pada serangan balik, sebagaimana MU era José Mourinho. Bagi Wilson, cara ini tidak akan cukup untuk mempermalukan Barcelona. Dan itu terbukti pada leg pertama lalu.

"Faktanya, Barcelona tampil lebih nyaman, terutama pada babak kedua. Mereka bisa bertahan dan menyadari bahwa satu-satunya bahaya yang bisa dihadirkan MU adalah serangan baliknya. Mereka lantas turun lebih dalam untuk menghentikan bola-bola panjang cepat MU dan berbalik menekan," katanya.

"Solskjaer tak punya solusi," tegas Wilson.

Saat babak 16 besar kontra PSG, serangan balik memang bekerja dengan baik dan berbuah kemenangan bagi MU. Namun Barcelona bukan PSG. Di leg pertama saja, Gerard Piqué dan Clément Lenglet, duet bek mereka, tampil brilian dan membuat MU gagal membuahkan satu pun shot on target.

Pressing & Serangan Efektif

Ada pendekatan lain yang bisa dilakukan Solskjaer jika mengubah gaya permainan sulit dilakukan dalam masa persiapan yang memang cuma satu pekan. Solusi itu ditawarkan Chris Winterburn dalam analisisnya di Marca: memperkuat pressing dan meningkatkan efektivitas serangan.

Pressing memang tak membuat MU meraih kemenangan pada pertandingan pertama, tapi setidaknya itu mampu mengurangi determinasi Lionel Messi dan kawan-kawan. Strategi ini, menurut Winterburn, perlu dipertahankan karena punya potensi lebih besar untuk memutus alur serangan Barcelona.

"Mereka [MU] harus agresif menekan Rakitić, Arthur, atau Arturo Vidal setiap kali memegang bola," tulisnya.

Selain pressing terhadap kreator serangan, hal yang tidak kalah penting dilakukan MU adalah memaksimalkan peluang. Untuk menang MU butuh gol, dan gol bisa didapat jika performa lini depan mumpuni. Dan itulah masalah MU saat ini.

Romelu Lukaku belum mencetak satu pun gol sejak brace ke gawang PSG bulan lalu. Sementara Marcus Rashford, di semua kompetisi, baru mencetak dua gol. Dua pemain penopang serangan lain, Jesse Lingard dan Anthony Martial, juga dalam kondisi memprihatinkan. Alih-alih mencetak gol, kedua pemain ini masih bergelut dengan masalah kebugaran setelah pulih dari cedera.

Rapor-rapor itu harus segera dibenahi jika MU ingin mempermalukan Barcelona.

Dalam konferensi pers sebelum laga, Ole pun mengatakan kalau para penyerangnya perlu segera berbenah.

"Kami memang perlu bertahan bagus, tapi kami tentu perlu membuat banyak gol dalam situasi dan melawan tim seperti ini. Siapa pun yang nanti jadi starter, tentu kami ingin melihat performa terbaik. Kami memang belum cukup baik [di leg pertama]," kata Ole, dikutip dari laman resmi klub.

Barca Masih Diunggulkan

Jangan lupa, hasil pada laga dini hari nanti tidak cuma dipengaruhi oleh performa MU, tapi juga Barcelona. Sebagus apa pun cara MU merespons kekalahan pekan lalu, tidak akan ada gunanya jika Barcelona mampu bereaksi lebih baik.

Faktanya, rapor Blaugrana relatif baik. Di Liga Champions musim ini mereka belum pernah kalah di kandang.

Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, memberikan sinyal kalau Barcelona tidak akan lengah seperti PSG. Apalagi mereka masih mengingat kenangan buruk musim lalu, saat dipermalukan AS Roma dan tersingkir dari Liga Champions lewat comeback mengejutkan.

Valverde yakin pengalaman buruk itu bisa memacu anak asuhnya untuk tidak meremehkan MU.

"Kami tidak punya rasa takut, yang ada hanya antusiasme. Kami siap melangkah menghadapi tim tangguh. Saya rasa pengalaman [kalah dari Roma] berpengaruh, kami jadi tahu kalau sedang berada di persaingan berat," ungkap Valverde.

Secara materi, Barcelona hampir pasti tampil dengan kekuatan terbaiknya. Akhir pekan lalu mereka memang ditahan Huesca 0-0 di Liga Spanyol. Tapi jika dilihat, saat itu Barcelona tampil dengan skuat lapis kedua.

Nama-nama seperti Lionel Messi, Luis Suárez, Gerard Piqué, Clément Lenglet, Sergio Busquets, Sergi Roberto, bahkan Jordi Alba diistirahatkan total. Sebaliknya, di Liga Inggris, akhir pekan kemarin MU tampil dengan komposisi terbaik.

Dari kondisi pemain yang lebih bugar saja, bisa dimaklumi kalau di atas kertas saat ini Barcelona punya keunggulan mutlak. Apalagi, Valverde juga menjamin timnya bakal tampil agresif.

"Kami akan mencoba agar tak kebobolan, tapi juga berupaya mencetak gol. Prioritas kami tetaplah mencetak gol. Kami sama sekali tidak berpikir punya keunggulan [agregat], itu adalah pikiran yang absurd," tandasnya.

Baca juga artikel terkait LIGA CHAMPIONS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Rio Apinino