Menuju konten utama

Melanie: Tanpa Munir dan Pejuang HAM Lainnya, Kita Manusia Bodoh

Menurut Melanie, sosok Munir adalah energi, pola pikir dan tenaga untuk bergerak.

Melanie: Tanpa Munir dan Pejuang HAM Lainnya, Kita Manusia Bodoh
Sejumlah aktivis dan seniman melakukan aksi diam Kamisan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/9/2018). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Aksi Kamisan ke-552 yang digelar pada Kamis (6/9/2018) ditujukan untuk merefleksikan 14 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib. Hadir dalam acara itu, penyanyi Melanie Subono mengatakan tanpa sosok seperti Munir dan penjuang HAM, warga hanya akan menjadi manusia-manusia bodoh.

“Manusia yang berpikir bahwa setiap orang yang kenakan dasi, punya jabatan dan punya banyak singkatan di kartu nama adalah hal yang baik, padahal mereka adalah penjahat dan penipu yang berkedok,” kata dia, Kamis (6/9).

Melanie juga mengkritik presiden yang tak mau datang ke Aksi Kamisan. “Apa susahnya? Lihat tuh yang di seberang sana [menunjuk ke istana], untuk datang ke sini saja enggak bisa,” kata Melanie.

Melanie berterima kasih kepada semua yang hadir ke Aksi Kamisan karena makin hari makin ramai. Namun, menurut dia, jika kasus ini tidak terselesaikan maka semua akan menanggung dosanya. “Dan Indonesia adalah negara yang terlalu indah jika didiamkan dengan dosa,” kata dia,

Baginya Munir adalah energi, pola pikir dan tenaga untuk bergerak. Namun Melanie mengungkapkan sosok seperti Suciwati, Sumarsih, dan lain-lain memiliki arti yang begitu besar bagi perempuan. “Mereka adalah perempuan-perempuan hebat,” tutup Melanie.

Hadir dalam aksi itu, Suciwati, istri Munir berharap ia dan seluruh keluarga korban pelanggaran HAM lain bisa mendapatkan keadilan.

“Justru sebenarnya kasus Munir ini lebih gamblang, lebih mudah, dan lebih mengerucut dengan fakta yang sudah ditemukan Tim Pencari Fakta,” kata Suci, Kamis (6/9).

Menurut Suci, yang diperlukan dalam mengungkap kasus ini adalah keberanian dan kemauan saja. “Sebenarnya itu yang selama ini kita dorong,” ujar Suci.

Suci berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang turut memperingati meninggalnya Munir hingga tahun ke-14. Ada begitu banyak orang yang telah terlibat agar kasus ini segera diselesaikan, “Seharusnya negara malu karena sudah banyak orang dalam dan luar negeri yang meminta keadilan itu.”

Baca juga artikel terkait KASUS PEMBUNUHAN MUNIR atau tulisan lainnya dari Rizky Ramadhan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rizky Ramadhan
Penulis: Rizky Ramadhan
Editor: Alexander Haryanto