Menuju konten utama

Megawati Puji Jokowi soal Kebijakan Kartu Vaksinasi Buat Warga

Salah satu yang dipuji Megawati dari pemerintahan Jokowi adalah terbitnya surat vaksin bagi mereka yang sudah divaksin.

Megawati Puji Jokowi soal Kebijakan Kartu Vaksinasi Buat Warga
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Jakarta, Jumat (10/1/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

tirto.id - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan kepada Presiden Joko Widodo agar tegar menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia. Hal ini ia ungkapkan saat bertemu Jokowi bersama dengan pimpinan parpol koalisi di Istana Negara, Jakarta, 25 Agustus 2021.

"Kalau bapak belum lupa kita pernah berbincang mengenai pandemi dan vaksinasi. Waktu bertemu, saya bilang, 'Bapak yang tegar, ini bukan hanya kita saja, seluruh dunia'. Kita belum tahu kecepatan vaksinasi sebagai bagian dari pengobatan dan meruntuhkan virus ini berapa lama," kata Megawati dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8/2021).

Selain Megawati, pertemuan tersebut juga dihadiri enam ketum parpol, yaitu: Airlangga Hartarto (Golkar), Prabowo Subianto (Gerindra), Surya Paloh (Nasdem), Muhaimin Iskandar (PKB), Suharso Manoarfa (PAN) dan Zulkifli Hasan (PAN).

Megawati mengatakan, "Tapi yang paling penting sebenarnya adalah satu kedisiplinan dari masyarakat dan pengetahuan singkat dari masyarakat bahwa sebenarnya vaksin ini bukan obat tapi membuat imunitas kita menjadi tinggi."

Megawati menyebut masih ada masyarakat yang mempertanyakan mengapa sudah divaksin, tapi masih terpapar COVID-19 karena lupa menjaga protokol kesehatan.

"Itu sangat benar, Bapak. Kita sudah benar. Makanya saya bilang dukung Bapak, jalur kita sudah betul," tambah Megawati.

Presiden RI ke-5 tersebut mengatakan salah satu yang menjaga Indonesia saat COVID-19 adalah Pancasila. "Apa yang membuat kita bisa seperti tadi Bapak katakan, itu menurut saya karena kita punya Pancasila. Pancasila kalau di lapangan itu gotong royong," ungkap Megawati.

Salah satu hal yang dipuji Megawati dari pemerintahan Presiden Jokowi adalah terbitnya surat vaksin bagi mereka yang sudah divaksin.

"Untung sudah ada surat vaksinasi itu juga sebuah bagian yang saya bilang sangat efektif. Di sisi ekonomi, kalau menurut saya, ini segera rakyat mengetahui bahwa vaksinasi ini bisa sangat berperan tapi tetap dengan prokes. Kan begitu yang musti diomongkan, maka namanya kehidupan ekonomi meskipun belum berjalan dengan penuh dapat dilakukan," kata Megawati.

Dalam paparannya, Presiden Jokowi mengakui perkembangan COVID-19 sulit diduga. "Perkembangan kasus harian COVID-19 ini memang betul-betul sulit diduga, tapi alhamdulilah pada hari ini, 24 Agustus kemarin (jumlah positif) 19 ribu dari 56 ribu. Ini saya kira proses belajar juga yang kita lakukan," kata Jokowi.

Presiden menyebut ia sendiri menghubungi sejumlah negara untuk melakukan modifikasi metode penanganan COVID-19 versi Indonesia.

"Mengenai keterisian tempat tidur di rumah sakit, di Mei, kita pernah mencapai 29 persen kemudian melompat di Juli sampai hampir 80 persen. Pada hari ini kita sudah turunkan lagi menjadi 30 persen, alhamdulillah. Ini juga patut kita syukuri. Semua bekerja, TNI, polri, kementerian, BUMN, pemerintah daerah semuanya," kata dia.

Sedangkan untuk angka kesembuhan menurut Presiden, rata-rata kesembuhan Indonesia sudah berada sudah di atas rata-rata dunia, yaitu 89,97 persen dibanding rata-rata dunia yaitu 89,5 persen.

"Yang masih belum kita bisa selesaikan, ini saya selalu saya sampaikan ke Menkes dan pemda agar angka kasus kematian ini harus betul-betul ditekan terus," tambah Presiden Jokowi.

Sedangkan untuk peringkat vaksinasi, kata Jokowi, peringkat Indonesia tidak buruk dari total sekitar 220 negara.

"Peringkat kita tidak jelek-jelek amat sih. Kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin, sampai hari ini kita sudah nomor 4. India nomor 1, nomor 2 Amerika Serikat, nomor 3 Brazil, kita nomor 4, Indonesia. Kemudian kalau berdasarkan total suntikan, yang sudah disuntikkan 91,9 juta dosis. Kita kalah dengan Jerman, Jepang, Brazil, Amerika, China," ungkap Jokowi.

Selanjutnya terkait dengan kondisi ekonomi, Presiden Jokowi kembali memaparkan strategi gas dan rem.

"Karena memang kalau kasusnya turun, ekonomi pasti naik, kalau kasusnya naik, ekonominya pasti turun, sudah rumusnya itu. Kita mencari ekuilibrium, mencari keseimbangan, itulah sebetulnya yang paling sulit disesuaikan dengan lapangan di Indonesia yang juga tidak mudah karena berpulau-pulau dan untuk distribusi vaksin saja, distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit," kata dia.

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz