Menuju konten utama

May Day 2020: Perayaan Hari Buruh di Berbagai Negara Saat Pandemi

May Day atau Hari Buruh Internasinal tanggal 1 Mei 2020 dirayakan dengan cara berbeda akibat pandemi virus Corona (COVID-19).

May Day 2020: Perayaan Hari Buruh di Berbagai Negara Saat Pandemi
Aksi May Day atau Hari Buruh Internasional di Benda, Kota Tangerang, Banten, Jumat (1/5/2020).

tirto.id - Peringatan May Day tanggal 1 Mei 2020 dirayakan berbeda akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Perayaan Hari Buruh Internasional tahun ini dilakukan dengan cara unik, dari selebrasi virtual, pameran foto para pekerja, ada pula yang tetap turun ke jalan dengan menerapkan batasan tertentu.

Singapura, misalnya, menggelar perayaan May Day secara virtual untuk pertama kalinya, mengingat masih adanya ancaman Corona di negeri singa. Hingga Kamis (1/5/2020), kasus positif infeksi COVID-19 di Singapura tercatat menyentuh angka 17.001.

Biasanya, ada lebih dari 1.500 pemimpin gerakan buruh dan mitra tripatrit berkumpul serta membuat long march untuk memperingati May Day. Namun, tahun ini perayaan Hari Buruh di Singapura berlangsung dengan wujud berbeda.

Dilansir Straits Time, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, menyampaikan pidato May Day yang akan disiarkan secara serentak di televisi nasional dan melalui siaran media sosial, termasuk laman Facebook resmi Kantor Perdana Menteri dan Kongres Serikat Buruh Nasional Singapura (NTUC).

Sedikitnya 500 orang pimpinan serikat buruh, pengusaha, dan pemimpin pemerintahan, akan ambil bagian dalam dialog virtual tertutup yang dipimpin langsung Mary Liew selaku Presiden NTUC, serta beberapa jajaran pemerintahan.

Konsen mereka tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni membahas komitmen pengusaha dan pemerintah terkait upah buruh, kesejahteraan, dan prospek kerja yang lebih baik.

Australia Tetap Long March

Di Australia, perayaan May Day ternyata masih dilakukan dengan turun ke jalan alias long march. Lebih dari 200 orang mengendarai mobil dan sepeda di Sydney untuk memperingati Hari Buruh tahun ini.

Kendati masih ada larangan melakukan aktivitas tempat umum, long march tetap berlangsung serta dihadiri oleh politisi dari Partai Hijau Australia (The Greens) David Shoebridge, pensiunan senator Partai Hijau Lee Rhiannon, anggota Uni Maritim Australia, dan kelompok advokasi pengungsi.

Shoebridge kepada Canberra Times mengatakan bahwa kendati massa memadati jalanan, namun langkah-langkah physical distancing tetap dilakukan. Baginya, hal ini sah, sesuai prosedur, dan merupakan alasan yang masuk akal untuk berada di luar.

Massa melakukan aksi dengan membunyikan klakson dan berteriak via pengeras suara, dengan rute long march dari Macquarie Street, melewati kantor Partai Liberal, dan berakhir di kantor Fair Work Comission.

Mereka menuntut beberapa hal yang diguratkan lewat tulisan pada mobil, seperti, "The Virus Doesn't Check Visa Status - Solidarity with Refugee Protesters", "No To Capitalism, No Job Cuts", dan lainnya.

Potret Para Pekerja

Media terkemuka Inggris, The Guardian, juga turut merayakan Hari Buruh tahun ini dengan cara unik, yakni dengan merilis kumpulan foto para pekerja dari seluruh dunia bertajuk “May Day Workers Confronting Coronavirus Around the World”.

Alasan The Guardian melakukan hal ini adalah untuk menunjukkan kumpulan potret para pekerja di seluruh dunia yang masih bekerja di tengah ancaman pandemi virus COVID-19 yang sewaktu-waktu bisa menjangkiti.

Dari 26 foto yang dirilis, The Guardian menambahkan deskripsi bagaimana para pekerja seperti petugas kebersihan, petugas transportasi, penjaga toko, pedagang, hingga tenaga medis ini terus melayani masyarakat di tengah kesulitan, serta risiko yang mengancam, demi sebuah pengabdian dan upaya mempertahankan hidup.

Misalnya dalam potret Nassiba Begherbi, seorang apoteker di Aljazair yang mengaku sangat bangga dengan tugasnya melayani masyarakat kendati pandemi masih menebar rasa ngeri.

Ada pula foto Kunio Hayakawa, seorang penjual ikan di Shinagawa, Jepang, yang tetap membuka tokonya. “Melakukan segalanya untuk orang-orang Shinagawa," kata Hayakawa dalam caption potret tersebut.

Tengok juga gambar kelam pemulung India yang mencoba bertahan hidup di tengah amukan Corona. Ia menutup wajah hanya dengan kain yang sudah lusuh demi mengais sisa-sisa rejeki.

The Guardian memotret pula aksi petugas kebersihan di Dubai yang harus tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Baca juga artikel terkait MAY DAY 2020 atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Iswara N Raditya