Menuju konten utama

Masa Rawan COVID-19 Indonesia Diprediksi Sampai Awal Oktober 2022

Dicky Budiman memprediksi masa rawan COVID-19 di Indonesia akan terjadi hingga awal Oktober 2022 mendatang.

Masa Rawan COVID-19 Indonesia Diprediksi Sampai Awal Oktober 2022
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Epidemiolog Griffith Dicky Budiman memprediksi masa rawan COVID-19 di Indonesia akan terjadi hingga awal Oktober 2022 mendatang. Selain itu, puncak kasus gelombang keempat COVID-19 akan terjadi pada pertengahan September tahun ini.

“Karena kan puncak [kasus gelombang keempat COVID-19] enggak langsung hilang begitu ya. Jadi, masa rawan tuh sampai Oktober awal,” sambung dia ketika dihubungi Tirto pada Kamis (25/8/2022) sore.

Oleh karena itu, Dicky juga memprediksi bahwa kasus-kasus COVID-19 nantinya akan berpotensi membebani fasilitas kesehatan (faskes) dalam hal ini rumah sakit (RS).

Misalnya bakal lebih banyak pasien COVID-19 yang dirawat di RS di bulan September, pertengahan September atau mendekati September 2022.

Dia pun menjelaskan penyebabnya, yaitu karena terdapat kerawanan yang meningkat di daerah atau wilayah di Indonesia dan menimpa kepada kelompok berisiko tinggi seperti komorbid, lanjut usia (lansia), bahkan anak-anak khususnya di bawah 3 tahun.

“Nah ini yang harus diantisipasi. Dengan cara apa? kalau namanya mitigasi itu bukan langsung ke kuratifnya,” ucap Dicky.

Kemudian dia menyebut bahwa cara antisipasinya adalah melakukan deteksi dini untuk menemukan kasus-kasus infeksinya, dengan 3T yaitu testing (tindakan melakukan tes COVID-19), tracing (penelusuran kontak erat), dan treatment (tindak lanjut berupa perawatan pada pasien COVID-19).

Meskipun saat ini pasien COVID-19 cenderung bergejala ringan, namun mereka jangan sampai berpotensi menularkan pada kelompok rawan.

“Ini bicara melindungi orang, melindungi nyawa orang, melindungi dampak berkepanjangan dari COVID-19 ini yang disebut dengan long COVID-19 yang itu ongkosnya akan sangat besar, menjadi beban pembiayaan kesehatan dalam jangka waktu bisa ya tahunan, 5, 10, 20 tahun,” kata Dicky.

Selanjutnya, dia mengatakan bahwa isolasi dan karantina harus tetap ada. Tidak mesti selama dua pekan dan terpusat, namun bisa dilakukan dengan mandiri.

“Setidaknya sekarang tuh sudah bisa 5 harian dan itu yang harus dilakukan. Hal lainnya apa? ya kebiasaan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) itu harus dijaga, [memakai] masker mau di dalam, mau di luar ruangan disiplin, selain tadi, masalah vaksinasi,” tutur Dicky.

Baca juga artikel terkait CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Anggun P Situmorang