Menuju konten utama

Masa-masa Suram Bisnis PC Dunia

Pada 2016 menjadi tahun terburuk bagi industri PC. Kegiatan pengiriman PC mencapai titik terendah selama 10 tahun terakhir akibat pergeseran pasar, termasuk berkembangnya smartphone.

Masa-masa Suram Bisnis PC Dunia
Ilustrasi. Penjualan PC di tahun 2017. Foto/Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Industri Personal Computer (PC) global sedang berada dalam masa-masa kritis. Holiday sale saat Natal lalu tak mampu mengangkat penjualan PC secara global.

Pada kuartal IV 2016, perusahaan analisa pasar Gartner mencatat pengapalan PC global mengalami penurunan 3,7 persen dibandingkan pengiriman periode yang sama 2015. Pada kuartal III-2016 penurunan justru lebih dala hingga mencapai 5,7 persen. Dell adalah vendor yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan vendor PC lainnya secara global. Dell tumbuh 5,4 persen pada kuartal IV-2016.

Di bawah Dell ada HP yang mencatat pertumbuhan sebesar 4,3 persen. Sedangkan untuk Apple dan Lenovo mencatat pertumbuhan masing-masing 2,4 persen dan 1,6 persen. Merek lainnya seperti Asus dan Acer harus menelan pil pahit yang mengalami penurunan masing-masing 8,5 persen dan Acer 4,4 persen.

Gartner mencatat pengapalan PC di 2016 adalah yang terendah sejak 10 tahun terakhir. Jumlahnya hanya 269,7 juta unit, atau turun 6,2 persen dibandingkan 2015.

Penurunan volume pengapalan di 2016 menambah daftar masa-masa kelam bisnis PC yang terus menurun sejak 2012. Periode 2016 menjadi tahun kelima penurunan pengapalan PC secara berturut-turut. Yang menarik, meski industri PC terus menurun tapi justru Dell tetap mengalami pertumbuhan.

Secara tahunan, Dell mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,6 persen di 2016 dibandingkan tahun sebelumnya. Dell berhasil mengapalkan 39,3 juta unit PC. Sedangkan nasib buruk harus dialami Acer yang pengapalannya anjlok 9,9 persen dibandingkan 2015. Selain Acer ada juga Apple yang turun hingga 8,7 persen.

“Stagnasi di pasar PC yang terus terjadi pada kuartal IV-2016 saat libur Natal karena adanya perubahan mendasar dalam perilaku pembelian PC,” kata analis utama di Gartner, Mikako Kitagawa, seperti dikutip dari Gartner.

Menurut Mikoka, peristiwa besar peserti Black Friday, Cyber Morning dan penjualan saat liburan tidak lagi efektif untuk mendongkrak pemasaran PC karena pembelian kini lebih didorang oleh aspek kebutuhan daripada sebuah keinginan membeli PC.

Infografik Hancurnya Penjualan PC

Selain itu, PC bukan lagi hadiah yang disukai karena kini konsumen elektronika lebih tertarik pada assistant speakers, VR head-mounted devices dan wearables. Inilah yang kemudian dinilai mampu membuat pasar PC terus tergerus.

Faktor lain karena minat konsumen yang beralih ke mobile seperti smartphone. Perkembangan ponsel pintar sebagian menggantikan beberapa fungsi PC. Menurut comScore, pada kuartal I-2016, pengguna internet menghabiskan lebih dari satu triliun menit untuk online lewat perangkat mobile. Jumlahnya dua kali lipat dibandingkan bagi mereka yang menghabiskan di depan desktop.

Tren penurunan drastis juga bisa dilihat dari beberapa wilayah. Penurunan PC di kawasan Asia Pasifik dipengaruhi oleh krisis India yang memiliki dampak pada pasar. Sedangkan pasar PC di Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Filipina harus mengalami hambatan berdasarkan International Data Corporation (IDC). Pasar PC di AS juga mengalami penurunan pengapalan. Namun pada saat yang sama, pasar PC tingkat ritel mengalami penguatan pada kuartal IV-2016.

“Pasar PC AS mampu menguat dengan pertumbuhan yang mengesankan pada segmen ritel yang melampaui harapan,” kata Analis Senior Neha Mahajan, seperti dilaporkan IDC.

Sedangkan pasar PC di Eropa, Timur Tengah dan Afrika tetap stabil. Sehingga meski terus menurun secara global, konsumen PC masih akan tetap ada. Statista memproyeksikan pada 2020, PC di dunia masih dibutuhkan dengan pengapalan mencapai 249,5 juta unit. Namun, jumlah ini jauh lebih rendah dari capaian 2016 yang mencapai pengiriman 269,7 juta unit. Ini menunjukkan pasar PC memang bakal tetap ada tapi akan terus melambat, dan melewati masa-masa suram.

Baca juga artikel terkait PERSONAL COMPUTER atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Suhendra