Menuju konten utama

Ma'ruf Amin Tegaskan Khilafah Bukan Ideologi Indonesia

Ideologi yang disepakati adalah Pancasila dan UUD 1945, sehingga khilafah tidak bisa dikatakan ditolak oleh Indonesia.

Ma'ruf Amin Tegaskan Khilafah Bukan Ideologi Indonesia
Wakil Presiden Terpilih Ma'ruf Amin menghadiri Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Wakil Presiden RI terpilih, KH Ma'ruf Amin memandang, Indonesia tidak menolak konsep khilafah. Ia menerangkan, khilafah sempat dijadikan konsep negara Islam.

Namun, kata dia, konsep Islam tidak hanya berbentuk khilafah, tapi juga ada konsep kerajaan Islam seperti di Yordania, ke-Amiran seperti di Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Akan tetapi, lanjut dia, ideologi tersebut tertolak di Indonesia. Sebab, kata da, khilafah tidak sejalan dengan ideologi bangsa.

Ia mengingatkan, ideologi yang disepakati adalah Pancasila dan UUD 1945, sehingga khilafah tidak bisa dikatakan ditolak oleh Indonesia.

"Khilafah di Indonesia bukan ditolak tapi tertolak karena menyalahi kesepakatan didirikannya negara bangsa," ujar dalam penutupan Muktamar V PKB, di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8/2019) malam.

Karena ideologi tidak sejalan dengan kesepakatan bangsa, Ma'ruf meminta PKB berada pada garda terdepan dalam menangkal ideologi menyimpang.

Ia memandang, PKB sebagai partai yang dilahirkan Nahdlatul Ulama (NU) harus mampu berkontribusi dalam menjaga Indonesia dari paham radikal, intoleran dan khilafah.

"PKB sebagai parpol yang lahir dari rahim NU harus mengambil peran jaga NKRI. PKB harus di depan menangkal radikalisme, intoleran, dan khilafah," kata Ma'ruf.

Hal ini sejalan dengan salah satu kesepakatan para pengurus PKB se-Indonesia dalam Deklarasi Bali yang disepakati dalam Muktamar V PKB ini. Dalam poin pertama disepakati, ideologi negara adalah Pancasila. Hal ini menunjukkan PKB setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca juga artikel terkait MUKTAMAR PKB atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali