Menuju konten utama
Indonesia Political Review:

Ma'ruf Amin Harus Kampanye di Luar NU Jika Mau Elektabilitas Naik

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menyarankan agar Ma'ruf Amin berkampanye di luar NU untuk bisa meningkatkan elektabilitas dari pemilih muslim.

Ma'ruf Amin Harus Kampanye di Luar NU Jika Mau Elektabilitas Naik
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor (kiri), Mubalig KH Ahmad Muwafiq (dua kanan) dan Habib Anis Syahab (paling Kanan) menghadiri Banua Bertablig di lapangan Besi Kuning, Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Jumat (25/1/2019). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.

tirto.id -

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan bahwa elektabilitas pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengalami penurunan dari pemilih muslim.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin menganalisis, elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 01 itu dapat naik apabila Ma'ruf Amin tak hanya melakukan kampanye di kalangan Nahdatul Ulama (NU) saja, tetapi juga harus ke organisasi massa (Ormas) Islam lain.

Hasil survei Denny JA yang dirilis pada Kamis 7 Januari 2019 menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan di kantong pemilih muslim. Hasil survei di bulan agustus 2018 elektabilitas mencapai 52,7 persen, tetapi pada akhir Januari 2019 malah menurun di angka 49,5 persen. Sebaliknya elektabilitas Prabowo-Sandiaga dari pemilih muslim naik dari 27,9 persen menjadi 35,4 persen.

"Oleh karena itu, bagaimana memaksimalkan selain kampanye di NU juga kampanye ke masyarakat yang berafilisasi dengan Ormas-Ormas lain. Nah ini kan tidak maksimalnya kampanye yang dilakukan selama ini kepada kelompok muslim yang lain sehingga berkurang," ujar Ujang kepada Tirto, Jumat (7/2/2019).

Meskipun persepsi NU sudah melekat di tubuh Ma'ruf, kata Ujang, Paslon 01 jangan hanya menggarap kaum Nahdiyin saja. Tetapi juga merangkul seluruh umat muslim mengingat pemilih terbesar di Indonesia adalah dari golongan Islam.

Ujang menuturkan, Ma'ruf jangan hanya merepresentasikan sebagai Islam ke-NU-an saja, tetapi juga harus bisa mewakili kaum muslim lain di Indonesia.

"Nah ketika itu bisa disinergikan, bisa merangkul Ormas-Ormas lain, menggarap komponen dari Ormas Islam yang lain, saya rasa bisa menarik hati yang lain begitu," kata Ujang.

Oleh karena itu, Ujang menyarankan agar memaksimalkan sisa waktu yang kurang lebih tinggal dua bulan lagi ini untuk berkampanye ke Ormas Islam lain.

"Jangan sampai ketika Pak Ma'ruf sebagai ulama NU ...dukungannya dari NU saja, harus dapat dukungan dari Ormas Islam yang lain," pungkas Ujang.

Ma'ruf Amin sendiri saat menghadiri pengukuhan anggota Forum Komunikasi Relawan Pemenangan Jokowi 2019 (FKRPJ) di Padang, Sumatera Barat, Jumat (8/2/2019) meminta para relawan dan partai politik pengusungnya memaksimalkan potensi suara di Pilpres 2019.

"Jadi potensi besar, tapi kalau hasilnya kecil ini ada yang tidak beres, ada yang miss," tutur Ma'ruf

Pasangan Jokowi-Ma'ruf diusung oleh sembilan partai politik yakni, PDI Perjuangan, PPP, PKB, Golkar, Nasdem, PSI, Perindo, PKPI, dan Hanura. Bahkan, baru-baru ini dukungan bertambah dari Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra.

"Partai pengusung besar. Jadi 10 partai dengan masuknya (dukungan) PBB. Gimana ini dikonversi menjadi poin elektabilitas," ujar Ma'ruf.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Agung DH