Menuju konten utama

Marak PHK Karyawan, CORE: Tak Mesti Terkait Perlambatan Ekonomi

PHK terjadi karena ada masalah dalam perusahaan, sehingga bukan karena laju perekonomian melambat.

Marak PHK Karyawan, CORE: Tak Mesti Terkait Perlambatan Ekonomi
Ilustrasi pekerja media kreatif. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah memastikan bahwa gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh sejumlah perusahaan bukan berkaitan perlambatan ekonomi di Indonesia.

Menurut Piter, PHK yang dialami sejumlah karyawan di perusahaan di Indonesia akhir-akhir ini lebih disebabkan karena masalah perusahaan yang belum tentu dialami korporasi lainnya.

Persoalan PHK karyawan ini berkembang usai BUMN PT Krakatau Steel (KRAS) mengalami kesulitan keuangan dan diisukan akan melakukan PHK terhadap 1.300 karyawannya. Namun isu ini telah dibantah oleh direksi yang menyebut tak ada PHK. KRAS hanya melalukan restrukturisasi yang tak selalu identik dengan PHK.

Lalu perusahaan lain seperti Nissan juga belakangan memiliki rencana untuk mengambil langkah serupa untuk 12.500 karyawannya di seluruh dunia terkait alasan untuk alasan efisiensi hingga 2023. Namun, untuk jumlah pekerja Nissan di Indonesia yang di-PHK belum diketahui.

"Yang disebutkan PHK kan memang ada masalah perusahaan. Menurut saya itu kasus per kasus. Bukan persoalan keseluruhan ketika perekonomian slowing down lalu secara umum perusahaan melakukan PHK," ucap Piter kepada wartawan usai konferensi pers bertajuk 'Konsolidasi Domestik Pasca Pemilu di Tengah Tekanan Global', di Hongkong Café, Gondangdia, Selasa (30/7/2019).

Piter juga mengatakan sejumlah PHK ini juga dialami oleh sejumlah perusahaan di negara maju. Ia mengatakan, meskipun mereka kehilangan pekerjaan, belum tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Menurut Piter, meskipun ada yang kehilangan pekerjaan, masih ada peluang mereka dapat diserap oleh perusahaan lain yang membutuhkan.

Ekonom CORE, Akhmad Akbar menguatkan pendata tersebut. Menurut dia hal itu sangat mungkin terjadi. Ia mencontohkan kehadiran MRT yang sebelumnya tidak ada menjadi ada tentu mau tidak mau membutuhkan tenaga kerja.

"Kita tidak bisa melihat individu satu per satu. Bisa jadi perusahaan satu mem-PHK karyawan satu lalu dia melamar ke perusahaan lain. Ada yang hilang. Tapi di saat yang sama kita amati ada pekerjaan baru," ucap Akhmad.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali