Menuju konten utama

Marak Kebocoran Data, Cak Imin Sebut Kominfo Belum Canggih

Cak Imin menyebut kebocoran data di Indonesia sudah dalam kondisi darurat. Perlu ada penanganan segera dari Kominfo.

Marak Kebocoran Data, Cak Imin Sebut Kominfo Belum Canggih
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar memberi keterangan pers di ruang pers Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/2/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU

tirto.id - Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB, Abdul Muhaimin Iskandar menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum canggih karena tak mampu membendung penyebaran informasi pribadi di dunia maya. Sosok yang akrab disapa Cak Imin ini mengungkapkan bahwa Kominfo yang paling bertanggung jawab atas hal ini.

"Kominfo ini belum canggih berarti, belum bisa melindungi (data) warganya. Karena itu Kominfo ini harus melindungi warganya melalui berbagai cara teknologi yang bisa dipilih," kata Cak Imin dalam rilis tertulisnya pada Kamis (8/9/2022).

Selain menyebut Kominfo belum canggih, Cak Imin juga menyebut kondisi kebocoran data ini sudah dalam kondisi darurat. Perlu ada penanganan segera dari Kominfo.

"Ini darurat. Cari pakar-pakar teknologi karena ini harus dihadapi dengan kunci teknologi," tegasnya.

Dirinya meminta agar Kominfo meningkatkan level infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki oleh Indonesia. Hal itu dilakukan agar kasus kebocoran data tak terulang kembali di masa yang akan datang.

"Saya kira harusnya kita punya teknologi untuk menangani itu agar tidak ada kebocoran. Saya minta kepada Menteri Kominfo benar-benar mengantisipasi secara teknologi. Sementara masyarakat harus menjaga data pribadinya betul-betul supaya tidak mudah diakses," ujarnya.

Selain itu, Cak Imin juga menyebut Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data mendesak untuk segera disahkan. Hal itu disebabkan kondisi perlindungan data pribadi di Indonesia sangat rentan.

"Sekali lagi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi harus diperkuat lagi," ungkapnya.

Sejak awal 2021 hingga saat ini, setidaknya ada 11 kasus dugaan kebocoran data, antara lain data BPJS pada Mei 2021, data BRI Life pada Juni 2021, data eHAC pada Juli 2021, sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo, data nasabah Bank Jatim, hingga data KPAI.

Tidak hanya itu, data Indihome yang bocor diduga 26 juta browsing history bersama dengan nama dan NIK yang bocor. Namun menurut pihak Telkom tidak ada kebocoran data pelanggan Indihome.

Baca juga artikel terkait KEBOCORAN DATA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky