Menuju konten utama

Mantan Wapres Tri Sutrisno Hadiri Simposium Antikomunisme

Mantan Wakil Presiden RI ke-6 Tri Sutrisno menyampaikan pidato dalam simposium nasional antikomunisme bertajuk "Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain" di gedung Balai Kartini Jakarta, Rabu (1/6/2016) pagi. Saat berpidato, Try Sutrisno menyampaikan rencana peluncuran buku yang membahas kronologi Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar).

Mantan Wapres Tri Sutrisno Hadiri Simposium Antikomunisme
Ilustrasi. Massa dari Front Pancasila melakukan aksi di depan Tugu Tani, Jakarta, Senin (18/4). Antara foto/Rivan Awal Lingga.

tirto.id -

Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6 Tri Sutrisno menghadiri simposium nasional antikomunisme bertajuk "Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI [Partai Komunis Indonesia] dan Ideologi Lain" di gedung Balai Kartini Jakarta, Rabu (1/6/2016) pagi.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam gerakan bela negara itu, Tri Sutrisno juga memberikan pidato kunci.

Saat berpidato, Try Sutrisno menyampaikan rencana peluncuran buku yang membahas kronologi Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar). Menurutnya hal tersebut sering disalahartikan sebagai surat kudeta oleh Presiden RI ke-2 Soeharto kepada Presiden RI ke-1 Soekarno.

"Buku kronologi Super Semar penting dibaca. Karena sekarang ada pembalikan opini. Dia (Soeharto) sangat loyal dan menghargai pada pak Karno, jadi jangan dikira pak Harto bertindak macam-macam pada pak Karno," ujarnya menjelaskan.

Lebih lanjut, ia juga mengaku bahwa dirinya mengetahui pidato Soekarno yang memberikan penilaiannya terhadap Soeharto terkait peristiwa tersebut.

"Waktu pak Karno bilang seperti ini, 'Jenderal Soeharto telah melakukan tugasnya dengan baik dan saya bangga dengan hal yang dilakukan itu," kata Try Sutrisno.

Untuk diketahui, ormas yang terlibat dalam simposium yang berlangsung pada tanggal 1-3 Juni 2016 antara lain FKPPI, Pemuda Pancasila, GP Ansor, HMPI, HMI, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, GPII, Pemuda Panca Marga, dan lain sebagainya.

Kegiatan tersebut merupakan acara tandingan dari simposium yang bertemakan “Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan” yang berlangsung beberapa waktu lalu di Hotel Arya Duta.

Simposium tandingan tersebut rencananya akan dibuka oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, namun beliau berhalangan hadir karena sedang melakukan kunjungan kerja di luar kota. (ANT)

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Abdul Aziz