Menuju konten utama

Mantan TKW di Qatar Mengaku Ginjalnya Dicuri Majikan

Seorang mantan TKW mengaku ginjalnya dicuri majikan. Ia dibius saat ginjalnya diambil pada  2014 silam. Belakangan ia baru tahu ginjalnya dicuri pada Januari 2017.

Mantan TKW di Qatar Mengaku Ginjalnya Dicuri Majikan
Operasi transplantasi ginjal. Foto/GettyImages

tirto.id - Seorang mantan tenaga kerja wanita (TKW), Sri Rabitah, mengaku ginjalnya dicuri oleh sang majikan saat bekerja di Doha, Qatar.

Didampingi tim dari Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI), wanita asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan itu mengadukan pengalaman pahitnya kepada Bupati Lombok Utara, NTB, H Najmul Akhyar, pada Senin (27/2/2017).

Rabitah mengaku pertama kali berangkat ke Doha pada Juni 2014. Ia disalurkan sebuah agensi bernama Alzajirah di Kota Abu Dhabi. Di Doha, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikan bernama Madam Gada.

"Saya tidak lama bekerja di rumah majikan Madam Gada. Tetapi saya dititipkan di rumah ibunya yang sedang sakit, selama satu minggu," tuturnya.

Suatu ketika sang majikan meminta Sri Rabitah ke rumah sakit untuk melakukan cek kesehatan. Ia manut saja. Rabitah mengaku tak sadar ketika dokter mengoperasi dirinya. Begitu sadar dari pengaruh obat bius, Rabitah merasakan sakit di bagian pinggang kanannya.

Usai menjalani operasi pun, majikannya tidak membawanya pulang ke Doha, melainkan mengembalikan Rabitah ke pihak agensi dengan kondisi fisik lemah.

"Di agensi saya malah mendapatkan siksaan karena dianggap tidak bisa bekerja," terangnya.

Usai peristiwa itu, Rabitah sempat tiga kali disalurkan ke majikan lain di Doha. Ia tetap bekerja di tengah kondisi menahan sakit bekas operasi. Oleh dua majikannya, Rabitah dianggap tidak mampu bekerja. Ia pun selalu mendapat siksaan majikan.

Beruntung bagi Rabitah, sang majikan ketiga merasa iba melihat kondisinya. Sang majikan lantas membawanya ke agensi dan meminta mengembalikan Rabitah ke Indonesia. Rabitah kemudian dipulangkan pada 24 Juli 2014 dari bandara Qatar menuju Bandara Juanda, Surabaya.

Sesampai di kampung halaman, Rabitah masih belum mengetahui ginjal kanannya sudah tidak lagi. Belakangan ia baru tahu ginjalnya hilang sebelah setelah memeriksakan kesehatan di RSUD Tanjung Lombok Utara pada Januari 2017.

"Melalui kesempatan ini saya minta bantuan kepada bapak bupati untuk menuntut pelakunya. Saya tidak ikhlas dunia akhirat kalau ginjal saya diambil secara diam-diam. Kalau pun dia minta ke saya mungkin saya ikhlaskan tapi ini diambil tanpa sepengetahuan," pintanya.

Sebagaimana dilaporkan Antara, menanggapi aduan warganya itu, Najmul Akhyar sangat menyesalkan kejadian tersebut. Ia berjanji akan berbuat semaksimal mungkin untuk membantu Rabitah, termasuk membantu biaya operasi dan pengobatan Rabitah di rumah sakit.

"Dengan cara apa pun apakah pemerintah akan mengeluarkan uang atau kita akan membangun jaringan untuk menyelesaikan permasalahan ini," tegas bupati.

Selain itu, Bupati Najmul berjanji akan melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo guna diberi perhatian khusus seperti yang dialami Rabitah.

"Saya juga mengimbau kepada semua kepala daerah, agar turut aktif terhadap persoalan-persoalan seperti ini karena ini cukup banyak terjadi di Indonesia," katanya.

Belakangan, Sri Rabitah melakukan klarifikasi soal ginjalnya. Ia mengatakan ginjalnya masih utuh setelah diperiksa tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Nusa Tenggara Barat.

"Saya ingin kasus ini dihentikan sampai di sini saja, ini salah paham, karena ginjal saya masih ada dua-duanya," kata Rabitah kepada sejumlah wartawan di RSUD NTB di Mataram, Selasa (28/2).

Catatan Redaksi:

Berita ini telah diperbaharui dengan penambahan dua paragraf terakhir. Sri Rabitah membuat pernyataan baru bahwa ginjalnya masih utuh. Untuk artikel lengkap bisa dibaca pada di:

Sri Rabitah Klarifikasi Kedua Ginjalnya Masih Utuh

Baca juga artikel terkait PENCURIAN ORGAN atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Hukum
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH