Menuju konten utama

Manfaat Rahasia Vitamin C

Kita bisa mengetahui kecukupan asupan vitamin C setiap harinya dengan mengevaluasi makanan yang telah kita makan.

Manfaat Rahasia Vitamin C
Ilustrasi makanan yang mengandung vitamin C. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ekspedisi laut pada abad ke-14 mencatat bahwa banyak pelaut yang gusinya bengkak dan tumbuh menutupi gigi. Satu makanan yang bisa menyembuhkan itu adalah buah jeruk. Sekarang mungkin kita tahu buah-buahan seperti jeruk tersebut mengandung apa yang kita kenal sebagai asam askorbat atau vitamin C. Namun, saat itu mereka belum tahu apa itu vitamin C.

Manusia baru benar-benar mengindetifikasi vitamin C pada 1920-an, ketika seorang ilmuwan Hungaria bernama Albert Szent-Györgyi dari Universitas Szeged mengisolasi molekul mirip gula (glukosa) dari adrenal dan buah jeruk. Setelah itu, vitamin C dipakai untuk mencegah dan mengobati pendarahan gusi dan perdarahan bawah kulit yang bila dibiarkan bisa mengakibatkan gangguan penyembuhan luka, anemia, dan gangguan pertumbuhan tulang. Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang jarang mengonsumsi buah dan sayur segar.

Sekitar satu dekade setelah itu, ilmu kedokteran mengalami kemajuan, dibarengi dengan berkembangnya pula berbagai macam penyakit kronis baik yang menular atau penyakit infeksi, maupun penyakit kronis yang tidak menular semisal penyakit jantung dan pembuluh darah. Maka, ditemukan pula manfaat lain vitamin C sebagai anti-bakteri terhadap kuman penyebab penyakit infeksi contohnya TBC dan juga sebagai penghambat replikasi berbagai jenis virus, parasit, serta jamur.

Selain itu, vitamin C juga bisa berperan sebagai antioksidan saat adanya peradangan kronis dan stres oksidatif yang mengakibatkan terjadinya kondisi kronis semisal gangguan lambung (gastritis), pencernaan, diabetes tipe-2, obesitas, peradangan paru, penyakit saraf menahun, serta penyakit jantung dan pembuluh darah. Efek antioksidan ini berhubungan erat dengan sistem imun tubuh yang diatur oleh sel darah putih, yang membutuhkan vitamin C untuk proses replikasinya. Meski di dalam tubuh tersedia antioksidan endogen, tapi dalam kondisi tertentu jumlahnya tidak cukup sehingga memerlukan vitamin C dan mineral lain sebagai antioksidan eksogen.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia, kecukupan asupan vitamin C ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Contohnya, untuk laki-laki usia 16 tahun sampai lebih dari 80 tahun adalah 90 mg per hari, sementara perempuan sebesar 75 mg per hari.

Anjurannya, vitamin C bisa dikonsumsi sebesar 200 mg atau lebih setiap harinya untuk mempertahankan kadar normalnya dalam darah. Namun, bila kita aktif berolahraga dan kegiatan fisik lainnya, maka perlu menambah suplementasi vitamin C 500 sampai 1.000 mg/hari supaya tidak mengalami gangguan pernapasan setelah berolahraga. Terlebih pada seorang perokok dan sering mengonsumsi makanan yang tidak segar dan minuman keras, suplementasi vitamin C sangat diperlukan. Supaya dapat terhindar dari penyakit jantung, dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin C dengan kadar 320 sampai 1.100 mg/hari.

Kalau seseorang kekurangan vitamin C, maka akan terjadi hipovitaminosis C dalam darah atau status kekurangan vitamin C. Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gejala klinis terkait dengan fungsi vitamin C sebagai anti-skorbut, anti-mikroba, anti peradangan, atau antioksidan terkait penyakit kronis, penuaan, dan imunitas tubuh.

Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) saat ini, di mana banyak orang sudah mulai bekerja dan beraktivitas di luar rumah, tubuh memerlukan imunitas tubuh yang kuat sehingga dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Semuanya dapat diperoleh dari vitamin C.

Bagaimana Cara Tahu Kecukupan Asupan Vitamin C Harian Kita?

Kita bisa mengetahui kecukupan asupan vitamin C setiap harinya dengan mengevaluasi makanan yang telah kita makan. Idealnya, kita wajib mengonsumsi buah dan sayur segar sebanyak tiga porsi per hari. Mendapatkan sumber vitamin C bukanlah hal yang sulit. Dengan mengonsumsi sayur dan buah segar, kita sudah bisa mendapat asupan vitamin C.

Beberapa makanan yang umumnya mengandung vitamin C antara lain jambu biji (mengandung 125 mg vitamin C di setiap buahnya), jeruk (70 mg/buah), pepaya (90 mg/150 mg buah), stroberi (90 mg/150 g buah), brokoli (80 mg), kembang kol (50 mg), dan bayam (8,5 mg/30 g). Jika dirasa kurang, kita dapat memeroleh vitamin C dari makanan dan minuman yang telah mengalami proses penambahan mikronutrien dengan melihat di label kemasannya. Kita juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin C.

Prinsipnya, vitamin C merupakan jenis vitamin esensial yang artinya tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Kita harus mengonsumsi makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar setiap hari, secara terus menerus, untuk memenuhi asupan vitamin C harian.

Tak perlu khawatir mengonsumsi banyak vitamin C—meski jangan terlalu berlebihan juga—karena kelebihan vitamin C bisa langsung dibuang oleh tubuh melalui urine. Hal terpenting adalah menjaga asupan harian agar selalu dipenuhi oleh setidaknya buah dan sayur segar.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis