Menuju konten utama

Manfaat ASI Eksklusif dari Ibu Penyintas COVID-19 & Penerima Vaksin

ASI dari ibu penyintas Covid-19 atau penerima vaksin corona mengandung antibodi tinggi yang berguna mencegah infeksi pada bayi. 

Manfaat ASI Eksklusif dari Ibu Penyintas COVID-19 & Penerima Vaksin
Ilustrasi Ibu Hamil Menyusui. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ibu menyusui dengan kondisi positif COVID-19 tetap dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Pemberian ASI eksklusif itu, apabila memungkinkan, bisa dengan cara menyusui. Namun, jika kondisi sang ibu tak memungkinkan untuk melakukannya, bayi bisa diberi ASI Perah (ASIP) yang disimpan dengan cara tepat.

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi berusia 0-1 tahun sampai berumur 2 tahun. Selain memberikan nutrisi yang cukup dan lengkap, ASI dapat memberikan perlindungan pada bayi dari beragam penyakit, termasuk Covid-19.

Menurut Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi, pemberian ASI eksklusif penting tidak cuma untuk tumbuh kembang bayi. Pemberian ASI juga memperkuat imunitas bayi terhadap Covid-19. Bahkan, Wiryani menambahkan, sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa ASI dari ibu positif COVID-19 memiliki kandungan antibodi tinggi.

"Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI-nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2 [Covid-19]," kata Wiyarni.

Kata Wiyarni, aktivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam ASI ibu penyintas COVID-19 pun bisa bertahan selama 7-10 bulan pasca-infeksi.

"Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas COVID-19 kepada bayinya," terang dia, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI.

Selain itu, peningkatan antibodi ditemukan pada ASI dari ibu menyusui yang telah menerima vaksinasi COVID-19. Bahkan, kadar antibodi tersebut dapat meningkat sejak 14 hari setelah penyuntikan vaksin dosis pertama.

"Pada ibu yang telah menerima vaksinasi COVID-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pascavaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6," terang Wiyarni.

Oleh karena itu, dia mengimbau semua ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, terutama selama pendemi Covid-19. IDAI memastikan bahwa ASI penting untuk melindungi bayi dari penularan Covid-19. Dengan demikian, ia tidak hanya menjadi sumber makanan utama dan paling penting bagi bayi.

Wiyarni mengingatkan aktivitas menyusui dengan ASI sebaiknya tidak terputus sekalipun ibu terkonfirmasi telah positif Covid-19 atau harus menjalani isolasi karena mengalami kontak erat dengan pasien corona. Kata dia, ASI tetap bisa diberikan oleh ibu positif Covid-19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Para ibu berstatus positif Covid-19, lanjut Wiyarni, pun tetap bisa menyusui bayinya secara langsung sepanjang ia tidak mengalami gejala sakit yang berat. Sementara itu, pemberian ASI Perah (ASIP) dapat menjadi alternatif jika ibu mengalami gejala berat, atau merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung.

"Apabila kondisinya tidak memungkinkan, ibu positif dan dirawat harus didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kuat, lanjutkan [menyusui] dengan tetap mengikuti protokol pencegahan COVID-19," ujar dia.

Tips Aman Menyusui Bayi Bagi Ibu Positif Covid-19

Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemkes RI, merilis panduan menyusui bayi secara aman bagi para ibu yang terkonfirmasi positif Covid-19. Terdapat 2 kondisi menyusui bayi, bagi ibu positif COVID-19. Keduanya adalah menyusui bayi secara langsung atau memberi ASI perah (tidak langsung).

1. Tips pemberian ASI dari ibu positif Covid-19 dengan cara menyusui langsung:

  • Selalu pakai masker saat menyusui dan merawat bayi
  • Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
  • Bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang sering disentuh ibu dan bayi
  • Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), kontak kulit dengan kulit saat ibu dan bayi dalam kondisi stabil
  • Jalani rawat gabung bersama bayi pasca-melahirkan jika memungkinkan
  • Menyusui dengan aman, IMD, dan ASI eksklusif membantu tumbuh kembang bayi secara optimal.

2. Tips pemberian ASI Perah (ASIP) pada bayi, jika ibu tak mampu menyusui:

  • Pastikan kebersihan diri dan lingkungan saat memerah ASI
  • Pakai cangkir bermulut lebar untuk memberikan ASIP pada bayi
  • Pakai wadah dengan tutup untuk menyimpan ASI perah
  • ASI Perah harus dalam kondisi prima untuk menunjang kesehatan bayi
  • Kualitas ASI Perah terjaga jika cara penyimpanannya tepat dan benar.

3. Suhu ideal untuk penyimpanan ASI Perah:

  • ASI bertahan selama 3-4 hari di lemari pendingin bawah dengan suhu 4 - 5°C
  • Di freezer dengan suhu -18°C sampai 20°C, ASI bisa bertahan selama 4 bulan
  • ASI bertahan selama 24 jam dalam Ice Pack dengan suhu 15°C
  • ASI hanya bertahan selama 3-4 jam di tempat dengan suhu kamar/ruangan.

Melalui publikasi resminya, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengingatkan bahwa ibu yang berstatus positif Covid-19 memerlukan dukungan besar agar tetap bisa menyusui bayinya.

Selain itu, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tetap bisa dilakukan ibu positif Covid-19, asal kondisinya memungkinkan, dengan cara sesuai protokol kesehatan. Rawat gabung juga diizinkan untuk mendukung pemberian ASI pasca-melahirkan. Namun, jika tidak kuat menyusui, ibu disarankan memberikan ASI Perah (ASIP) kepada bayinya.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait ASI EKSKLUSIF atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya