Menuju konten utama

Man City Balik Serang Presiden LaLiga Urusan "Rusak" Bursa Transfer

Pimpinan Manchester City, Khaldoon Al Mubarak, menilai membubungnya harga pemain di bursa transfer sudah dimulai sejak era Los Galacticos Real Madrid.

Man City Balik Serang Presiden LaLiga Urusan
Pemain Manchester City Kyle Walker dan John Stones berpose di dekat tropi saat upacara penyerahan piala juara Liga Inggris di American Express Community Stadium, Brighton, Minggu (12/5/2019). City menjadi juara Liga Inggris musim 2018/2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville

tirto.id - Pimpinan Manchester City, Khaldoon Al Mubarak, berbalik menyerang Presiden LaLiga Spanyol, Javier Tebas terkait tudingan bahwa The Citizens adalah penyebab membubungnya harga pemain di bursa transfer. Menurut Al Mubarak, justru klub raksasa Spanyol, Real Madrid, yang pertama kali menyebabkan hal ini.

Pada Selasa (21/5/2019) lalu, Javier Tebas menyatakan, Manchester City dan PSG seharusnya dikeluarkan dari kompetisi Eropa. Tebas menuding dua klub tersebut yang merupakan "mainan sebuah negara" sudah membuat sepak bola bukan lagi olahraga karena langkah-langkah mereka di bursa transfer.

"Ada klub yang tidak peduli dengan pendapatan asli mereka ketika ingin merekrut pemain, karena mereka menerima pendapatan dari sebuah negara. Oni memaksa klub lain ke dalam situasi ekonomi yang benar-benar di ujung tanduk. Hal ini menggoyang keseimbangan struktur sepakbola Eropa," kata Tebas dikutip oleh Guardian.

“(Sepak bola) Ini bukan lagi olahraga. Ini bukan lagi sebuah industri. Ini menjadi lebih seperti mainan, mainan negara. Dan ketika hal ini adalah mainan, anak-anak mulai bermain dengan anak-anak lain. Anda akhirnya merusak seluruh sistem," tambahnya.

Tebas mengkritik model pembelian pemain secara besar-besaran dengan harga selangit yang dilakukan oleh Manchester City dan PSG untuk bersaing di Eropa. Menurutnya, klub-klub besar Eropa terpicu oleh langkah kedua klub tersebut.

"Asal seluruh masalah (pencetusan) Liga Super Eropa adalah efek inflasi yang diciptakan Manchester City dan PSG karena klub-klub Eropa menginginkan uang untuk bersaing dengan mereka," papar Tebas.

Pada musim 2017-2018, musim kedua Pep Guardiola sekaligus musim pertama Manchester City meraih trofi Liga Inggris bersama Pep, tercatat ada enam pemain yang didatangkan oleh The Citizens. Semuanya berharga di atas 25 juta paun, yang tertinggi adalah Aymeric Laporte sebesar 57 juta paun.

Sementara itu, pada musim yang sama, PSG mendatangkan Neymar dari Barcelona dengan harga 22 juta euro. Mereka juga merekrut Kylian Mbappe dengan status pinjaman, sebelum membayar 145 juta euro pada bursa transfer musim berikutnya untuk sang pemain.

Mubarak Berbalik Menyerang Liga Spanyol

Namun, Khaldoun Al Mubarak sebagai pimpinan Manchester City menolak untuk disebut mengacaukan bursa transfer. Baginya, langkah yang dilakukan oleh kubu Etihad adalah hal yang justru sudah "dirintis" oleh Real Madrid pada jauh-jauh hari.

"Dia [Tebas] berbicara tentang kami yang mengacaukan bursa transfer. Ada kemunafikan dalam pernyataan ini yang ironis. Lompatan besar dalam bursa transfer, [pembelian Luis] Figo, [Zinedine] Zidane - di mana ini terjadi?" kata Al Mubarak dikutip BBC pada Senin (27/5/2019).

Di awal era Los Galacticos, Real Madrid memang mendatangkan banyak bintang ke Santiago Bernabeu.

Florentino Perez mengeluarkan 62 juta euro untuk pembelian Luis Figo dari Barcelona. Tidak hanya itu, ia juga membayar 77,5 juta euro untuk Zinedine Zidane, 46 juta euro untuk Ronaldo, 37 juta euro untuk David Beckham.

"Saya tidak punya waktu untuk sindiran. Tuan Tebas harus melihat kembali sejarah La Liga, liga yang didominasi oleh dua klub, dan bagaimana distorsi telah terjadi. Manchester City tidak memiliki satu pemain pun dalam 10 transfer termahal dunia," tambah Mubarak.

Sang pimpinan Manchester City sendiri memilih untuk membelokkan fokus ucapan Javier Tebas, sebagai serangan terhadap Liga Inggris secara keseluruhan. Menurutnya, fakta bahwa saat ini Liga Inggris memiliki empat tim yang berlaga di final kompetisi Eropa, dan kesuksesan Premier League menghasilkan uang jauh melebihi liga-liga lain, telah menimbulkan kecemburuan.

""Saya tidak berpikir ini hanya serangan terhadap Manchester City, ini serangan untuk Liga [Inggris] ini ... Ada empat tim Premier League di dua final kompetisi Eropa [musim ini]. Kami memiliki liga terbaik di dunia, liga paling komersial dan klub paling sukses. Itu mengganggu banyak orang di banyak tempat," papar Mubarak.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus