Menuju konten utama
Schalke vs Manchester City

Mampu Catat Assist Lagi, Ederson Buktikan Cocok dengan Guardiola

Ederson Moraes membikin satu assist pada duel Schalke vs Manchester City, yang kembali membuktikan bahwa dia adalah sosok kiper ideal yang dibutuhkan Pep Guardiola.

Mampu Catat Assist Lagi, Ederson Buktikan Cocok dengan Guardiola
Ederson Moraes dari Manchester City selama pertandingan sepak bola putaran ketiga Piala Inggris antara Manchester City dan Rotherham United di stadion Etihad di Manchester, Inggris, Minggu, 6 Januari 2019. Rui Vieira / AP

tirto.id - Saat Ederson Moraes melakukan drop-kick sejauh 85 yard yang kemudian tercatat sebagai rekor dunia, Mei 2018, banyak yang menjadikannya lelucon. Pemecahan rekor yang sampai diunggah ke kanal YouTube resmi Manchester City itu dianggap berlebihan.

Namun, lelucon itu tampaknya tidak akan berlaku lagi usai sang penjaga gawang menciptakan assist cemerlang dalam leg pertama 16 besar Liga Champions antara Schalke vs Manchester City, Kamis (21/2/2019) dini hari.

Manchester City sempat terancam hanya bermain imbang 2-2 sampai laga memasuki menit ke-90. Hingga kemudian, sebuah tendangan yang dilepaskan Ederson dari ujung lapangan satu ke ujung yang lain mampu dikonversi dengan baik oleh Raheem Sterling untuk mengunci laga dengan skor 2-3.

Usai terjadinya gol tersebut, rekan setim Ederson yang absen, Gabriel Jesus memuji sang penjaga gawang habis-habisan. Sementara, pelatih Pep Guardiola juga mengapresiasi perjuangan pemainnya.

"Untuk bermain tandang hingga mencetak tiga gol, cara kami memulai dan mengakhiri, cara kami bereaksi setelah paruh waktu, saya lebih dari sekadar puas," ungkap Guardiola.

Peran dalam gol ketiga City membuat Ederson jadi kiper pertama yang mencatatkan assist dalam gelaran Liga Champions musim ini.

Pencapaian tersebut bukan hal yang baru, lantaran sebelumnya pemain berkebangsaan Brasil itu mencatatkan rekor serupa di ajang Liga Inggris. Ederson jadi kiper pertama yang mencatatkan assist di Liga Inggris musim ini berkat umpannya kepada Sergio Aguero dalam pertandingan kontra Huddersfield Town.

Cocok dengan Guardiola

Empat hari sebelum pertandingan Schalke vs City, pengamat sepakbola dan legenda Inggris, Garry Lineker sempat memuji Ederson.

"Jangan khawatir dengan kemampuannya menjaga gawang, apa yang menjadikan Ederson 'seorang pesepakbola' adalah kemampuannya memainkan bola dengan kaki. Coba bayangkan, ketika Anda berhadapan dengan seorang penjaga gawang yang bisa memberikan umpan lebih baik dari Anda," kata Lineker.

Ucapan Lineker adalah kebenaran belaka. Ederson memang bukan penjaga gawang yang punya capaian penyelamatan mencengangkan. Musim ini, di ajang Liga Inggris jumlah penyelamatannya bahkan paling sedikit nomor dua (46). Dia juga kalah jika dibandingkan kiper-kiper klub papan atas lain macam Alisson Becker (53), Kepa Arrizabalaga (55), sampai David De Gea (93).

Namun, seperti kata Lineker, Ederson punya kemampuan olah bola dan visi jempolan jika dibandingkan dua sosok lain itu. Kelebihan ini pula yang membuat pelatih Manchester City, Pep Guardiola pertama kali mendatangkannya dari Benfica pada awal musim 2017-2018.

Sebelum didatangkan City, data EA Sports menunjukkan bahwa di Portugal, Ederson mampu menorehkan akurasi umpan 84 persen sepanjang musim. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding kiper-kiper yang saat itu sudah ada di Liga Inggris. Misalnya dibandingkan Thibaut Courtois (61 persen) atau yang paling tinggi, Simon Mignolet (69 persen).

Terbukti, setelah memperkuat City pun, Ederson mampu menyisihkan kiper-kiper Liga Inggris lain dalam statistik akurasi umpan. Data SkySports per Oktober musim ini menujukkan Ederson merupakan kiper dengan akurasi umpan pendek paling besar. Dia menorehkan catatan 76 persen, unggul telak dari Kepa Arrizzabalaga (Chelsea) dan Alisson Becker (Liverpool) yang menempati urutan dua dengan torehan 61 persen.

Hasil dari statistik-statistik itu bisa ditebak. Di ajang Liga Inggris musim ini saja, berdasarkan pantauan SkySports per Oktober 2018, Ederson terlibat dalam 12 skema open play yang menghasilkan gol atau tendangan tepat sasaran ke gawang lawan.

Rapor ini seolah benar-benar menjawab apa yang dibutuhkan Guardiola dari seorang penjaga gawang. Sepanjang karier kepelatihannya, pria asal Spanyol itu memang selalu berpatokan bahwa kiper tidak saja juru selamat atau tembok terakhir, tapi juga merupakan orang pertama yang bertugas membangun serangan.

Itu pula alasan mengapa Guardiola mendepak kiper lama Manchester City, Joe Hart. Pemain berkebangsaan Inggris itu dinilai tak punya kemampuan dan visi untuk membangun serangan.

"Saya membutuhkan seorang kiper untuk membangun build-up, atau menggunakannya agar lebih cepat membuat bola sampai ke belakang garis pertahanan lawan," ungkap Guardiola saat itu.

Kini Guardiola sudah punya Ederson, sosok yang dia butuhkan. Di bawah mistar gawang, dia memang tak selalu tampil membanggakan. Dalam pertandingan lawan Wolves Januari lalu misalnya, Ederson sempat maju ke lapangan tengah untuk memainkan umpan dengan pemain Manchester City lain.

Aksi ini sempat membuat Guardiola terlihat ketar-ketir di bangku cadangan, takut kalau-kalau terjadi blunder dan gawang timnya kebobolan.