Menuju konten utama

Makna Upacara Midodareni dalam Pernikahan Kaesang dan Erina

Upacara Midodareni adalah salah satu tahapan dalam upacara perkawinan adat Jawa Gagrag Yogyakarta.

Makna Upacara Midodareni dalam Pernikahan Kaesang dan Erina
Erina Gudono dan Kaesang Pangarep. Instagram/@erinagudono

tirto.id - Kaesang Pangarep, akan melepas masa lajangnya dengan menikahi Erina Gundono pada Desember 2022 ini.

Seperti dilansir Antara prosesi pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo ini akan berlangsung selama dua hari dan dilakukan di dua kota yaitu Solo dan Yogyakarta.

Untuk proses persiapannya sendiri, menurut Kaesang, sudah maksimal dan siap 100 persen.

Rencananya, Kaesang dan Erina akan mengundang 3.000 orang dalam pernikahannya ini. Untuk prosesi ijab kabul akan dilaksanakan di Pura Mangkunegara Solo pada 10 Desember 2022, dan acara resepsi akan dilaksanakan di Yogyakarta di Pendopo Agung Kedaton Ambarukmo Yogyakarta.

Pernikahan Kaesang dan Erina ini akan menggunakan adat tradisi dari dua daerah di Indonesia, yaitu Solo dan Yogyakarta. Kaesang tegas, seperti dilansir Antara, memastikan tidak akan mengadopsi gaya pernikahan modern yang saat ini sedang mendominasi Tanah Air dalam acara pernikahannya nanti.

Salah satu prosesi yang penting dalam pernikahan adat Jawa yang akan digunakan oleh Kaesang dan Erina adalah Upacara Midodareni.

Lalu, apakah makna dari Upacara Midodareni yang merupakan bagian dari dari rangkaian pernikahan adat Gagrag Jogja ini?

Makna Upacara Midodareni

Menurut artikel yang diterbitkan oleh DPAD Yogyakarta berjudul Tata Urutan Upcara Perkawinan Adat Jawa Gagrag Yogyakarta, Upacara Midodareni adalah salah satu tahapan dalam upacara perkawinan adat Jawa Gagrag Yogyakarta.

Midodareni sendiri berasal dari kata widadari atau bidadari. Ada sebuah kepercayaaan, pada waktu malam, bidadari akan turun dan memberi kecantikan kepada calon pengantin perempuan.

Dalam Upacara Midodareni, ini calon pengantin perempuan sejak pukul 06.00 sore hingga jam 12.00 malam harus tetap terjaga. Ia juga tidak boleh keluar kamar. Jika ada tamu yang hendak bertemu, maka tamu itu harus ditemui di dalam kamar.

Pada upacara Midodareni ini, calon pengantin perempuan tidak boleh bertemu dengan tamu laki-laki, termasuk calon pengantin laki-laki.

Berbagai ubarampe harus dipersiapkan dalam Upacara Midodareni ini, di antaranya kembar mayang sebanyak dua buah, dan kelapa muda sebanyak dua buah, klemuk dua buah yang diisi dengan berbagai bumbu, empon-empon, lalu ditutup dengan kain motif bango tulak, kendhi dua buah yang diisi air. Lalu juga dibErinan sesaji komplit.

Di kamar pengantin sendiri harus diberi wewangian, seperti irisan pandan wangi, bunga mawar, jeruk pecel, lengkuas, serai dan parutan kunyit.

Menurut Salamah Eka Susanti dalam artikel Konsep Keselamatan Masyarakat Jawa Dalam Upacara Midodareni, keselamatan dan pengharapan adalah makna dibalik Upacara Midodareni.

Masyarakat Jawa percaya, dengan melaksanakan Upacara Midodareni, para bidadari akan turun untuk mempercantik calon pengantin perempuan, sehingga calon pengantin laki-laki akan semakin mantap menikahinya.

Para bidadari yang turun juga diharapkan memberi restu kepada kedua calon pengantin, sehingga perkawinan dan rumah tangga yang akan dibangun, dapat selalu selamat dan selalu sejahtera.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari